wartawan

1K 122 6
                                    

Taksi yang dinaiki kit berhenti, sudah sampai ditujuan, kit membayar argo taksi, keluar dari mobil, berdiri didepan gedung kantor bernama News Entertainment.

Dengan mantap kit melangkahkan kakinya memasuki gedung besar itu,
Sampai di depan lobby,
" Maaf bisa saya bertemu dengan Tuan Arm Charles ?",
" Apakah anda sudah ada janji sebelumnya ?"  Belum kit menjawab, ada seseorang mendekati kit dari arah belakang,
" Anda yang bernama kit? Saya Arm charles, panggil saya Arm, saya tahu dari tuan suthee."

Kit menatap orang itu dari atas sampai ujung kaki.

" Ah iya itu saya yang dimaksud suthee."

" Mari kita bicara disana saja".
Tunjuk arm ke arah sofa masih di sekitar lobby.

" Silahkan duduk."

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya sopan arm kepada kit.

"Ceritakan yang sebenarnya kepada saya mengenai orangtua saya." Tanya kit langsung ke pointnya.

" Sebenarnya saya tidak begitu jelas, hanya saja kalau saja ada satu dokumen penting itu , semua pasti akan terungkap." Arm menatap wajah kit dengan serius, ada maksud tersembunyi didalamnya.

" Dokumen?,dokumen apa yang anda maksud?." Tanya kit polos.

" Sudah pasti dokumen yang disinpan rapih oleh ayah anda, karena ayah anda lah kunci dari semua masalah ini."
" Tolong Tuan arm jangan berbelit belit."
" Anda tahu dimana ayah anda menyimpan barang barang pentingnya, jika kau tau, mungkin akan sangat mudah aku untuk menceritakan semuanya tanpa kau ragu."
Kit yang polos, benar benar bagai buku polos putih yang mudah dibaca , " Rumah saya, ya rumah itu pasti masih ada disitu ."
Jawan kit cepat, " Aku akan mengambilnya sekarang."
Belum kit berdiri, diraih pergelangan tangan kit.
" Lebih baik saya ikut, agar lebih mudah, Bagaimana?"
Kit dengan cepat menganggukkan kepalanya.

Akhirnya kit membawa arm ke rumah nya dengan mobil yang dikendarai arm. Sampai sana , benar rumah itu sudah terbakar dengan lahapan api, masih ada bekas puing puing hitam dan debu terbakar api.
Ada satu tempat yang benar benar sudah tidak berbentuk, tapi kit mengenal betul posisi kamar sang ayah terletak di tengah dekat living room, dan disitu kit menemukan Brangkas berwarna silver masih dalam keadaan terkunci dan tidak sedikitpun terbakar api.
Kit berlari saking senangnya,
Kit mendekati brangkas itu dan mencoba membukanya.

Tapi password apa kira kira yang dipakai ayahnya, ulang tahun ayah.
Gagal terbuka, oke sekarang ulang tahun bunda, kok gagal juga?
Bagaimana dengan ulang tahun pernikahan? Aduh tidak bisa terbuka, aduh ayolaah , think kit . Think man!
Ulang tahunku, YAK I did it !

Tanpa kit  sadari,

Celetek,
Suara pelatuk pistol berasal dari punggung kit,
" Angkat tangan mu tuan manja ."
" CEPAT !"
Teriak arm memegang pistol diarahkan ke kepala kit.
" Iya bagus, sekarang putar balik badanmu."
Kit dengan perlahan memutar balik tubuhnya, dengan ketakutan, kit masih dengan posisi kedua tangan diangkat keatas sejajar dengan kepala.

Plok plok plok👏👏👏

Bunyi tepuk tangan dari belakang arm, disitu kit melihat suthee dan serdadunya berdiri mengelilingi rumah kit yang sudah terbakar.
Suthee berdiri dengan cerutunya, dengan santai menyamakan posisi berdirinya disamping arm.
" Sut.. Suthee ?"
Dia tersenyum, membuka kacamata biru nya dan digantung di sela kaos putih dekat dadanya.
" Arm arm arm .. Kau memang cerdik, lihatlah anak babi mungil ini dengan mudah menyerahkan dirinya untuk kita sembelih ."

" A-apa maksudmu suthee, tuan arm apa ini semua, bukankah kau berjanji menjelaskan semuanya?"
Arm tersenyum meringis, dan suthee mulai berjalan mendekati kit , lalu melewatinya dan menghampiri brangkas tadi yang sudah berhasil kit buka , diambilnya dokumen map map cokelat ditangan suthee.

" Karna suamimu itu, aku diancam dibunuh ! Sedangkan aku sudah berbaik hati tidak menyebarluaskan rahasia kegelapannya ."

" Apa."

" Katakan saja arm, supaya kau puas."
Kit melihat ke suthee lalu melihat ke arm meminta penjelasan.

" Ayah mu seorang polisi yang jujur, dia dengan usaha kerasnya, menjadi mata mata demi mendapatkan bukti dan fakta, rela masuk kekelompok mafia cobra." ujar arm.

" Akhirnya ayah mu berhasil mendapatkan semua bukti bukti tindakan kejahatan yang dilakukan oleh kelompok mafia cobra."

" Dan itu tidak sengaja diketahui oleh tangan kepercayaannya Wai. Dengan lari lalu lantah ayahmu kabur dari kelompok itu, dan kau tahu jika sudah sekali kau menyebur masuk kelompok mafia, dan dimana mafia itu sangat berpengaruh, kau tidak akan mudah lari kabur, apalagi jika kalian berkhianat."

" Di malam itu ayahmu mencoba untuk kabur membawa ibumu, kau yang masih dikampus saat itu, ayahmu menelponku."
Senyum arm penuh misteri, dan dia meringis senang.

" Dia mengajak ku bertemu dengannya malam itu dirumahnya, untuk memberikan dokumen dokumen itu untuk memblow up semua kejahatan mafia cobra, disitu aku menjual info tersebut langsung ke pemimpinnya,
Haha.. Aku hanya seorang wartawan dan gaji ku tak seberapa,"

Kit mulai menangis dan ketakutan,
" Jadi kau berkhianat !!"
Kit meludah ke wajah arm.

" SIAL ! Aku butuh uang untuk istriku yang butuh perawatan dan uang biaya rumah sakit !!"

" Dan rencana ku berhasil, dia mempercayai ku dan memberika. Aku iming iming uang yang sangat banyak, cukup aku untuk menutupi semua hutang hutangku dan menutupi lima tahun biaya rumah sakit ."

" Saat itu kelompok mafia cobra mengepung rumah ini, dan aku tidak tahu dimana dokumen asli itu berada, disaat ayah ibumu kabur terjadi kejar kejaran dijalanan tol lalu mereka kecelakaan dan mati ."

" KAU BIADAB ! KAU AKAN MATI DITANGANKU !" Teriak histeris kit.

" KAU DISINI YANG AKAN MATI, lihat posisimu sekarang !"

'' Ck ck sungguh cerita yang bagus dan indah, berakhir bahagia." Ada senyum suthee kemenangan.

" HARUSNYA AKU MEMBIARKAN KAU MATI SAAT ITU." Teriak kit lagi.

" Oh oh sayang.. Kau boleh selamat asal kau berpaling dan menjadi milikku, lihat lihat wajahmu yang imut ini sungguh menggiurkan ."
Suthee mendekati kit, membelai wajah kit, kit menolak, melengos kepalanya kesamping,
Suthee seorang penjahat tengik, dengan lancang menjilati pipi kit dengan bergairah,

" Dan sekarang dengan aku menjualmu dan memberikan dokumen itu Tuan muda Suthee aku mendapatkan pembayaran lebih dua kali lipat dan menguntungkan."

" Hentikan, aku jijik !" Ketus kit ke arah suthee,
" Wah kau jijik denganku, serahkan dirimu, aku akan berbaik hati padamu."
Ucap suthee setengah berbisik,

"Jadi siapa nama pembunuh orangtuaku?"  kit menangis, kit merasa ketakutan, seperti petir disiang bolong, bagai pisau menusuk jantung kit, dan perut kit mulai sakit seperti diremas remas,
Kit duduk lemas di atas runtuhan rumahnya yang sudah habis terbakar,

DOR DOR
Bunyi tembakan entah darimana,
Empat anak buah suthee jatuh mati saat itu juga,
Kit menutup kedua telinganya, ketakutan, perutnya semakin perih.

Ada gerombolan orang orang dengan pakaian hitam merah, menyerbu kelompok suthee.

Kit yang masih lemas, ditarik oleh arm dan kali ini dengan posisi arm dibelakangnya, kit di sandera, kepalanya ditodong pistol.

Kit melihat diantara gerombolan itu ada sesosok yang dia kenal,
Tetapi kali ini kit yakin, wajah dan aura nya sunggu berbeda dengan yang dia tahu.
Aura kegelapan, kesakitan, kemarahan kebencian menjadi satu di pungguk tubuhnya,
Mata nya dingin, tatapannya membunuh. Melihat sekilas saja sudah membuat bulu kuduk merinding, seperti kebahagiaan akan menghilang, siksaan batin menyerang.

Dia dia .. Dia ..
Tolong aku

To be continued

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Vomen

Berikan jejak ya

Selamat membaca

Love Is The moment/mpregWhere stories live. Discover now