Love Is The moment/mpreg

Kit

" Mingkwan bangun !"

".."

" Mingkwan !!!!!"

" Apa kau menyakitinya lagi?"

" Aku tidak sengaja!"

" Lalu dimana dia sekarang?"

" Dia pergi dan dia tidak membiarkab aku menyentuhnya, dan dia jijik!"

" Kau menangis kimmon? Kau menangisi istri kita? Sepertinya dia berhasil mengubahmu."

" iya hanya dia yang mampu membuat ku kalut seperti ini."

" Sekarang bangunlah, kubiarkan kau mengambil tubuh ini sekarang."

" Aku tahu kau sangat mencintainya."

" Dia jijik padaku mingkwan, mungkin memang seharusnya aku lebih baik mati dan membusuk di ruangan kosong itu!"

********

Kit naik ke lantai dua dikamarnya, memeras remas perutnya yang sudah membesar, mengambil tas slempang kecil yang berisikan dompet dengan uang di ATM dan kartu kreditnya yang cukup untuk menghidupinya bertahun tahun.

Dengan gerakan cepat kit keluar dari kamar dan keluar rumah.

Mingkwan yang sekarang sudah mendominasi tubuhnya sisilain darvid. Melenggang cepat mencari cari keberadaan istrinya itu. Sampainya di kamar, dia lihat sudah tidak tas slempang biasa istrinya bawa kemana mana, tidak butuh lama, mingkwan mengambil kunci mobilnya dan berusaha mengejar kit dan mencarinya.

Kit sudah berhasil memanggil taksi. Dan segera pergi, disaat ditanya pak supir taksi, dia bingung mau kemana dan tanpa tujuan.

Jika aku ke cafe hujan, sudah pasti darvid akan menemukanku, secara sudah beberapa bulan menikah dengannya, aku tahu bahwa dia memang orang kaya, ketua mafia gengster dengan memegang kekuasaan daerah barat dan timur termasuk cafe hujan itu. Mungkin karnanya, aku bisa bekerja disana walau tidak lama. Lalu aku harus kemana? Rumah sudah tidak ada, jika aku membeli rumah sekitar sini pun sudah pasti mudah dilacak kimmon, dia sangat licik , aku sangat membencinya, anakku sayang apa yang harus ibumu ini lakukan?

Kit membawa kendaraannya sedikit cepat tetapi tetap berhati hati, mingkwan dengan sikap yang lebih kalem, tenang, pembawaannya yang lebih banyak senyum bertolak belakang dengan sosok kimmon.

Sayang. Istriku, kau dimana sekarang

Mingkwan mengambil ponsel di saku celananya dan menelpon seseorang,
" Max tolong kau siapkan beberapa orang untul mencari istriku." Kata mingkwan menelpon max tangan kanannya.

" Baik tuan."

" Jangan sampai istriku keluar daerah utara atau selatan karena masih belum aman."

" Tenang tuan, yang saya dengar dari wai, dia dan anak buah tuan kimmon sedang mengurus masalah itu. Tunggu maaf ini tuan mingkwan atau tuan kimmon?" Tanya max hati hati.

" Aku mingkwan, tolong berdayakan semua orang orang untuk mencari istriku, dia sedang hamil max , tokong kau kabari aku segera." mingkwan menutup telponnya.

Hujan turun deras, membasahi bumi, seperti langit mengetahui kesedihan kit saat ini. Kit tadinya berencana pergi ke cafe itu, tapi lebih baik tidak jadi. Kit berfikir kemana dia harus pergi. Tanpa kit sadari, dia menunjukkan jalannya ke taman duku waktu dia sendirian dan merenung, tentu saja tempat itu sakral baginya dimana itulah saksi hidup pertemuan pertama mereka, kit dan mingkwan, walau fakta yang didapatnya sekarang mingkwan sengaja mungkin ketempat itu dengan sengaja, dan tetap kit anggap itu adalah takdir, dan dia merasa beruntung dapat merasakan cinta dan dicintai oleh seorang mingkwan.
Mobik taksi berhenti, tujuan sudah sampai, kit membayar dan berlari dengan terengah engah karena perutnya sudah membesar, dia mencari tempat teduh di taman itu.