Hujan

2.5K 183 9
                                        

Hari ini hujan, disini duduk di dekat taman, kit jongkok meringkuk kedinginan didalam box telepon di tengah kehujanan.

Siang hari tetapi dingin, bulu kuduk kit merinding, meratapi nasib nya yang malang , tidak tau apakah besok dia bisa makan atau tidak.

Kit setelah kepergian orang tuanya, hidup sebatang kara, dan hari ini rencanaya dia dengan imbalan ijasah sekolah menengah mencari sepercik cahaya, mencari uang dari pekerjaan paruh waktu untuk sekedar mendapatkan uang untuk dia makan.
Tapi, ternyata keberuntungan itu belum menghampirinya.

Kit terpaksa harus putus kuliah di tahun keduanya, fakultas kedokteran akan membutuhkan banyak biaya, satu satu nya yang bisa menyelamatkan kuliahnya, belajar keras untuk mendapatkan beasiswa.

Dipeluk nua ijazah sekolah menengah ditubuhnya, pakaiannya basah, lembab, kit melindungi map itu dari derasnya hujan, saat ini harga berharganya adalah sertifikat ini.
Kit menangis, meraung sendirian,
Mungkin langit sedang merasakan kegalauan kit saat ini, dan menurunkan hujan demi dia.

Aku harus kemana lagi ?
Dan perutku sangat lapar.
Tolong Tuhan, Berikan tanganmu
Saat ini aku sangat membutuhkan.

30 menit berlalu,
Kit mengeluarkan tangannya, diangkat menghadap langit,

Hujan sudah berhenti,
Mari kita cari pekerjaan lagi demi perut ini.

Kit dari keluarga yang sangat sederhana , dan  jauh dari bergelimpangan harta. Ayahnya hanya pekerja pegawai negeri, dengan ibu yang hanya sebgai ibu rumah tangga. Kit anak semata wayang, tentu saja mereka memberikan kasih sayang kepada kit sangat besar,
Dan kejadian meninggalnya kedua orang tua kit memberikan luka yang mendalam terhadap hidup kit.

Kecelakaan mobil yang dikendarai orangtua kit, mobil mereka ditabrak secara beruntun dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Kit tidak mengetahui secara details, karena kejadian itu memang begitu cepat.

Ayo kit cari lagi, mungkin saja kali ini kau menemukannya.

Kit berjalan keluar dari box telepon terbuat dari kaca. Dan terlihat dari luar dengan tanda warna gambar telepon di sisi kanan dan kirinya.

Masih gerimis

Tangan kit lagi lagi masih merasakan gerimis di kepalanya,
Dan tiba tiba,

Sentuhan gerimis tadi hilang, kit mendongakkan kepala nya ke atas, ada payung berwarna kuning yang melindunginya dari hujan,
Ada sesosok.pria dengan wajah tampan, tinggi sehingga kit harus mendongakkan kepalanya ke wajah orang tersebut, dengan tatapan wajah yang tidak terbaca, dia memberikan setengah payungnya untuk melindungi kit dari hujan.
Kit memandang wajahnya, membaca setiap jengkal ketampanan yang dia punya

Ah mungkin Tuhan sedang bahagia disaat menciptakan makhluk ini,
Tersenyum dengan akhir jelentik tangannya

" Kau akan sakit dengan bermandikan air hujan seperti itu". Pria tadi memberikan payung itu ke tangan kit,
" lalu kau memakai apa jika aku pakai payung ini?". Kit menolak menerima.
" Sepertinya tubuhku ini lebih kuat melawan sakit daripada tubuh mungil mu itu ". Kit merasa tersinggung, memang dia pendek lebih bisa dibilang mungil kecil alias kuntet. Tapi dia kan juga seorang laki laki.
" Sudah ambil balik". Belum kit beranjak melangkah pergi, pria tadi menarik tangan kit dan memaksakan meraih tangan kit dan memberikan gagang payung tadi,
Dan dia berlari sambil melindungi kepalanya dengan kedua tangannya meninggalkan payung kuning gading ditangan kit.

Dasar orang aneh

****

Disini didepan cafe tertulis besar di depan dinding kaca,
'lowongan pekerjaan, waiter'

Kit melihat sekeliling, cafe ini sepeetinya cukup bonafit, terluhat sederhana tetapi elegan.
Cafe di setiap didinding dinding terpasang kaca dimana dari sisi luar orang berlalu lalang dapat melihat kegiatan didalam cafe. Begitupun juga dari dalam bisa memandang tanpa batas pemandangan luar.
Ada tenda merah didepan cafe itu bertuliskan font besar dengan gaya sambung tulisan jaman dulu
Cafe Hujan

Nama yang unik, mungin sedikit terdengar kampungan atau lebih seperti nama TK sekolah anak anak.
Dengan lonceng dipasang di depan pintu menambah keanggunan cafe lebih klasik.

Kit ragu masuk kedalam,
Lonceng berbunyi, dan disambut 3 waiter yang bekerja didalam.

" untuk berapa orang ?". Tanya waiter dengan sopan.
" Oh maaf saya kesini karena membaca ada tulisan lowongan pekerjaan disini, jadi saya mau melamar ". Kit yang kuyup, dengan payung yang sudah dilipat.

Waiter tadi memandang iba, dan menyambut senyum,
" Oke sebelum itu bagaimana kau menaruh payung mu disitu, lalu masuk kedalam lorong itu dan disebelah kiri ada kantor pintu warna merah ".
" Terima kasih".
Kit menaruh payung kuning nya didalam vas tanah liat didekat pintu masuk, dan melangkahkan kakinya menuju pintu yang ditunjuk waiter baik tadi.

Kit mengetuk pintu berwarna merah,
Pintu kayu jati di cat merah , ide yang bagus. Simple nan elegan.
" Silahkan masuk".
Suara dari dalam, kit masuk  dengan sedikit ragu, masuk ke dalam ruangan tersebut,
" Maaf Pak saya mau apply kerjaan untuk lowongan pekerjaan seperti kertas yang ditempel dikaca cafe ini Pak ".
Orang yang berwibawa, pria berumur 40 an, Manager Cafe Dave Barata, setengah thailand setengah bule, tampan , walau sedikit beruban di bagian dagunya, dia masih menawan di umur 40an.

" Silahkan duduk ". Pak dave mempersilahkan duduk kit,
Dengan senyum menyambut.
" Teh hangat? Sepertinya kau habis kehujanan, lihat pakaianmu basah, atau kopi, disini kopi sangat enak ".
Pak dave mengedipkan matanya, agar lebih nyaman untuk berbicara.
" Teh hangat , terima kasih ".
Kit tersenyum gugup.

" Mari silahkan diminum, saya pelajari sebentar cv dan lamaranmu ".
Kit menarik narik bajunya, kit berharap kali ini kit mendapatkan pekerjaan di cafe ini.

Teh ini sungguh hangat,
Lumayan mengisi perutku yang keroncongan.

" Kau kuliah di kedokteran? Tapi melamar sebagai waiter? Boleh tahu alasanmu?".
Pak dave menopang dagu , dengan sikut di atas meja.
" Ceritanya panjang pak".
" Saya punya banyak waktu untuk mendengar ".
" Orangtua saya meninggal dunia, saya anak tunggal, kecelakaan yang menimpa orangtua saya mendadak karena ditabrak orang yang tidak bertanggung jawab, dan sekarang disini saya berharap bapak mau menerima saya untuk memenuhi kebutuhan saya , karena orangtua saya tidak meninggalkan sepeser pun"
Kit tersenyum pahit, jika tidak ada paj dave mungkin kit akan menangis, kembali mengulik pedih yang ingin dia lupakan dan dikubur.

" Kamu diterima, besok kamu sudah bisa bekerja akan ada shift malam dan shift pagi, dan setiap shift berganti ada jenjang 7 hari, untuk hari libur hanya diberikan satu hari, ada uang makan , uang transport dan uang kesehatan, dan libur itu bukan sabtu minggu karena cafe kami ramai disaat tanggal merah dan hari libur, jadi kamu bisa memilih antara senin sampai jumat dikondisikan dengan teman mu yang lain, bagaimana?".

Betapa bahagianya kit ,
Hujan mengantarnya sampai sini,
Dan ini keberuntungan yang patut disyukuri,
" Saya siap pak, Terima kasih ".
Kit tanpa sadar saking gembiranya,
Ia menyalami tangan pak dave dan permisi untuk besok .

Setelah kepergian kit,
Ada sesosok pria masuk ke dalam ruangan pak dave,
Masuk dan duduk santai di kursi kebasaran satu satunya diruangan itu.
Pak dave tersenyum dan sedikit membungkuk,
" Mengapa kau ingin membantunya?"
" Baru kali ini ku lihat , kau tertarik dengan satu orang, biasanga kau hanya tertarik dengan musuh musuhmu saja ".

Pria itu tersenyum,
Mengetuk etukan jemarinya diatas meja, menaruh kacamata hitam nya,
Dan tersenyum aneh,
" Khusus satu ini, aku ingin kau memperlakukannya dengan baik ".
" Baik Tuan muda, saya laksanakan".


Bersambung

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Vomen

Terima kasih

Love Is The moment/mpregWhere stories live. Discover now