Love Is The moment/mpreg

Payung Kuning

Hari ini kit mendapatkan pekerjaan barunya, shift pagi untuk 7 hari kedepan. Segelas susu sisa gsisa dikulkas dan cokelat di toples bekas bekas hari raya, disantap untuk sarapan pagi ini.

Ayo kit semangat

Seruan kit memandang cermin dikamarnya, membatin.

Di cafe tiga temannya sangat bersahabat, mereka seperti teman sependeritaan.
Kit sudah mulai terbiasa dengan pekerjaan barunya,
Bangun pagi, masuk jam delapan pagi pulang jam sembilan malam, dan shift malam dari jam delama malam sampe jam sembilan pagi begitu seterusnya,
Libur dia pakai hanya untuk tidur seharian dirumah. Dengan gaji yang cukup, kit bisa menabung sedikit demi sedikit.

Di satu hari, hujan deras, mungkin itu alasan nya dinamakan Cafe Hujan, selalu membuat orang tertarik untuk berteduh di cafe itu walau hanya minum kopi atau secangkir teh. Dan disini juga disediakan wifi, tentu saja membuat orang orang yang mampir di cafe itu betah.

Satu pria tampan dengan elegan , wajah basah rambut basah, dia masuk ke dalam cafe, dia kepak kepak baju nya yang kuyup, di sambut waiter salah satu teman kit bernama Jo, Dengan kemeja hitam, jas hitam celana hitam dan sepatu fantopel yang branded, sosok ini terlihat orang kaya raya yang tersesat di pinggiran kota.
Kit tertegun melihat pria ini masuk dengan santai dan sedang membaca menu yang diberikan jo tadi.

Aku mengenalnya,, dia si payung kuning saat itu

Kit sedikit melirik ke arah pria tadi.
Melihat dari ujung rambut sampai ujung kaki, kit yang sedang melap meja tidak jauh dari pria itu, pria tadi yang sudah selesai membaca ingin memesan mencari waiter tidak sengaja bertatapan mata dengan kit, dengan cepat kit mengalihkan matanya untuk fokus membersihkan meja.

" waiter ". Suara pria itu memanggil kit, dengan wajah menunduk kit mengambil note dan pulpen yang ada di kantong kecil dari sakunya, menutupi rasa gugupnya menghampiri pria tadi.

" Ya pak, mau pesan apa?".
Pria itu melihat ke arah kit.
" Puas menatapku ?".
" Hah?".
Kit semakin salah tingkah.
"Eh maaf pak, anda mau pesan apa?".
Sekali lagi pria tadi membaca menunya lagi, dan menopang wajahnya melihat ke arah kit.
" Kau suka bekerja disini ?".
Wajah kit sedikit berubah,

Apakah orang ini sedang bicara denganku atau mau memesan sesuatu?

" Eh iya pak, gajinya cukup buat memenuhi kebutuhan, dan lingkungan pekerjaannya kondusif jadi bisa dibilang saya nyaman bekerja disini". Jawab kit yang menunduk , mencoret coret asal di note yang ada ditangannya.

"Hujan deras saat itu, apakah kau sakit?".
" Tidak pak saya baik baik saja dan terima kasih atas payung yang anda pinjam pada saya, saya membawanya hari ini, saya bisa mengembalikannya ke bapak, saya membawanya ".
Pria itu terlalu dingin, tersenyum pun tidak aurabnya mengintimidssi kit, dan itu membuat kit salah tingkah, dan menoleh ke temen temennya, tapi mereka juga sudah sibuk dengan pekerjaan masing masing.

" Bisa tolong pinjamkan saya handuk, saya basah kuyup ".
Pria itu mengusap usap rambutnya yang basah.
" I.. Iya baik pak mohon ditunggu".
Kit berlari cepat ke belakang, pria itu memandang punggung kit dengan tatapan yang sulit ditebak.

Kit kembali membawa handuk beserta payung kuning,
" Terima kasih ". Pria tadi mengusap usap rambutnya yang basah kerambutnya,
" Dan pak ini, saya kembalikan payung punya bapak ".
Kit memberikan payung itu dan ditolak lembut ,
" Tidak itu buatmu, aku memberikannya untuk mu ".
" Dan buatkan aku cappucino hangat dengan roti bakar selai kacang ".
Kit menulis pesanan itu di notenya,
Dan melangkah pergi, ada tangan memegang pergelangan kit,
" Hari ini pulang jam berapa?".
" Jam 9 malam pak".
" Oke tunggu aku. Aku akan menunggumu ".
'' Huh ?".
" Aku kedinginan dan butuh cappucino hangat segera ".
Senyum pria tadi membius kit dengan senyumannya, kit mengangguk dan segera menyiapkan menu pesanan si bapak tadi.