Part. 1

315 57 135
                                    

Sebelumnya terima kasih untuk kamu yang sudah meluangkan waktu untuk mampir ke cerita ini, apalagi kalau kamu sampai membacanya.

Terima kasih dan selamat membaca!

***

Menurut Adel.

Hal yang paling harus dihindari dari Gadis Cerdas sepertinya adalah Menyontek. Oke, perlu kita garis bawahi kalau Menyontek bukan tipikal orang macam Adel. Sepanjang eksistensinya selama menjadi juara kelas. dia tidak pernah sama sekali Menyontek. Ingat! tidak. pernah. sama. sekali. Menyontek. Hebat, bukan? Apalagi kalau sampai dapat nilai terendah, dikelas. Itu..bukan dia banget! Tapi, apa yang terjadi hari ini. akan membuat Adel menghapus kata Tidak Menyontek didalam daftar buku hitamnya.

Entah, ada angin apa yang membuatnya lupa mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) yang diberikan ibu risma minggu lalu. Guru killer, yang mengajarkan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada jam pelajaran pertama hari ini. Guru itu tidak akan segan-segan menghukum siapa saja muridnya yang tidak mengerjakan tugasnya. Mau anak itu cerdas mau bodoh, tidak ada toleransi baginya. Sial! padahal adel sudah berjanji, seumur hidupnya dia tidak akan Menyontek.

Tapi..apalah daya jika garis takdir hidupnya hari ini, menentukan Adel harus seperti ini. kalaupun dikerjakan sekarang juga, Adel harus mikir juga menulis diwaktu yang sama dan itu nggak akan keburu. Tahukan guru.. kalau ngasih soal satu, jawabannya pasti beranak banyak. Huft! Jadi.. mau tidak mau. suka tidak suka. adel akan tetap Menyontek walau dengan berat hati, jika tidak ingin dimarahi guru Killer macam Ibu risma.

"Wow.. dapet hidayah darimana nih, sang juara kelas yang paling disegani para guru. baru kali ini, keliatan nyontek." Rehan--teman sekelas Adel. Menghampiri meja Adel, mengamati Adel yang sedang menyalin buku temannya alias Menyontek.

Adel diam saja. Tak perduli dengan ejekkan Rehan, yang dianggapnya tidak penting. lebih baik ia cepat menyelesaikan tulisannya, daripada harus membalas Rehan.

"Pasti lo lupa kan, ngerjain tugas bu risma ? dasar cewek pikun. efek tambah tua kali ya, jadi tambah pikun. untung aja muka lo masih memadai, buat ukuran muka anak SMK.." Celetuk Rihan santai, yang berhasil mengundang gelak tawa teman sekelasnya.

Adel menghela napas panjang.

"Sabar adel sabar" Adel mengusap dadanya pelan, menyemangati diri.

Karena sedari tadi racauannya tak digubris oleh lawan bicaranya, Rehan merampas paksa pulpen yang sedang digunakan sang empunya--Adel. Rehan cepat-cepat menghindar dari meja Adel ke depan papan tulis, menunggu reaksi Adel.

Adel berdecak kesal, ketika pulpen yang sedang digunakannya, tiba-tiba diambil begitu saja oleh Rehan; teman sekelas paling menyebalkan sejagat raya.

"Rehan. plis deh..gue lagi nggak mood bercanda hari ini." Adel menatap Rehan malas.

"Lah, emang siapa juga yang ngajakin lo bercanda?" Tanya Rehan dengan satu alis dinaikkan, membuat adel yang melihatnya geram.

Adel mendesah, bangun dari duduknya lalu menggebrakan meja, membuat sebagian temannya menoleh penasaran.

"Siniin nggak pulpennya!" Bentak adel dengan alis menyatu dan bibir mencebik. adel menyodorkan tangannya kedepan, meminta pulpennya.

ABU-ABUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang