Setelah menyusuri jalan raya yang lengang tapi tidak sepi, kemudian menyusuri jalanan perumahan yang berbelok-belok untuk mencapai rumah Adel. Akhirnya ke enamnya sampai juga dan segera memarkirkan sepeda motornya, di halaman rumah Adel, yang dibukakan pintu pagarnya oleh sang empunya rumah terlebih dahulu-Adel.
Adel merogoh saku baju seragam yang ada di dadanya, mengambil kunci rumah cadangan yang memang untuknya, kemudian segera memasuki kunci kedalam lubang pintu, lalu memutarnya menghasilkan bunyi 'KREK' yang menandakan pintu sudah tidak terkunci.
Adel melepaskan sepatu juga kaus kaki sekolahnya, kemudian menaruhnya dirak sepatu dekat dengan jendela, yang segera di ikuti oleh teman kelompoknya-Qiya, Windi, Fina, Jhono, Rehan.
"Assalamualaikum." Salam Adel setelah pintu terbuka, lalu melangkah memasuki rumahnya.
"Assalamualaikum." Ucap ke limanya (Qiya, Windi, Fina, Jhono, Rehan) setelah memasuki rumah Adel.
"Waalaikumsalam." Jawab Adel yang menaruh tas ransel warna ungunya di atas sofa coklat.
"Rumah lo sepi banget del? Nyokap lo mana sama Art lo?" Tanya Windi setelah matanya menjelajahi ruang tamu rumah Adel.
"Nyokap gue masih kerja. Kalau Art gue lagi pulkam." Jawab Adel apa adanya.
"Kalau bokap lo pasti kerja ya?" Tanya Qiya setelah merebahkan badannya di punggung sofa, yang disusul dengan Windi sampingnya.
"Iya. Papa lagi tugas di surabaya." Jawab Adel apa adanya lagi, yang di tanggapi Qiya dengan beroh ria.
"Eh, kok gue haus sih. Kalian pada haus nggak?" Tanya Fina yang duduk di karpet bulu coklat bergambar panda menatap semua temannya satu persatu, yang di akhiri dengan menatap Adel geli.
"Memang kalian mau minum apa?" Tanya Adel yang sadar di sindir sahabatnya Fina.
"Apa saja." Ucap Jhono yang duduk di samping kanan Fina, sedang menatap jeli ponsel pintarnya untuk mencari contoh untuk tugasnya kali ini, sedangkan di samping kirinya ada Rehan yang sedang asyik bermain game di ponsel pintarnya.
"Yang ada aja del." Ucap Fina menatap Adel dengan senyuman, yang di balas dengan senyuman juga oleh Adel.
"Kita sih ikut aja ya Win." Qiya menatap Adel sekilas yang menatapnya juga, diangguki oleh Windi yang mendengarnya, tapi matanya tetap menatap serius ponsel pintarnya yang menampilkan layar orange dengan susunan kata yang rapih dan banyak.
"Yaudah, gue ke dapur ya. Kalian kalo mau ngapa-ngapain jangan sungkan, anggap aja rumah sendiri." Ucapnya kepada semua teman kelompoknya, tak terkecuali Rehan yang tetap diam.
"Gue bantuin ya?" Tawar Fina kepada Adel.
"Gue bisa sendiri kok fin." Adel yang gengsi meskipun dengan sahabat sendirinya pun segera menolak.
"Yaudah, lagian gue mager juga hehe." Jawab Fina dengan kekehan di akhirannya, yang membuat Adel memutarkan kedua bola matanya, setelah itu berlalu pergi ke dapur rumahnya.
"Jhon, mau ikut gue nggak?" Tanya Rehan kepada Jhono untuk pertama kali, sebab sedari tadi diam tidak bersuara atau menanggapi.
"Kemana?" Tanya Jhono menengokan kepalanya kesamping menatap Rehan, tangannya masih setia menggenggam ponsel pintarnya.
"Boker." Jawabnya Rehan dengan Polos, yang langsung digelengkan Jhono.
Rehan segera berdiri lalu terdiam, setelah selesai kakinya melangkah untuk mencari keberadaan kamar mandi rumah Adel.
Fina menutup hidungnya dengan tangan kanannya.
"Rehan! Lo kentut ya!" Fina yang menyadari pertama kali bau tidak sedap yang memasuki indra penciumannya, segera berteriak kepada Rehan yang belum jauh dari ruang tamu Adel berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABU-ABU
Teen FictionTeenfiction-Romance-Comedy ~~~ Abu-abu itu aku. Abu-abu itu kamu. Abu-abu itu Dia. 'Untuk kisah kita yang abu-abu. Di masa putih abu. Semoga tidak berakhir kelabu.' ~~~ Adelia Naufa Renjani. atau yang sering disapa 'Adel', paling tidak suka jika hid...