Adel berdecak sekali lagi. Entah, sudah berapa decakan yang ia keluarkan sedari tadi. Mamanya! Iya Mamanya! Mamanya tidak menjemputnya, hari ini! Dan Itu adalah masalah besar! Iya masalah besar! Adel tidak mungkin kan..naik angkutan umum atau berjalan kaki, dengan keadaan kakinya yang seperti ini? Nah, Itu letak permasalahnya!
Oh iya, sudah berapa kesialan yang Adel dapatkan hari ini? Dari mulai.. Menyontek, Dimarahi guru, Dihukum bersama si tengil Rehan, Tersandung kaki Rehan, lalu.. ini apa lagi? Haruskah mamanya yang super sibuk itu, tidak menjemputnya hari ini? Haruskah? Haruskah? Lebih penting mana sih, pekerjaannya sama anak semata wayangnya ini? Uukh.. Adel akan memblacklist tanggal hari ini, didaftar buku hitamnya nanti setelah berada dirumah. Ini sudah hampir menjelang malam, sekolahnya sudah sepi sejak setengah jam yang lalu, dan Adel masih disini..duduk gelisah seperti orang bodoh dihalte sekolahnya sendirian. Ya, sendirian.
RRNNGGG.. RRNNGGGG.. RRRNNGGG..
Suara derum knalpot motor yang terdengar semakin dekat, sangat memekakakkan telinga Adel. Adel sampai harus menutup telinganya, karena merasa itu sangat mengganggu pendengarannya. Adel menatap cowok yang memarkirkan motor didepannya berada, merasa was-was takut kalau cowok itu adalah; Orang jahat yang ingin menodongnya, lalu menculiknya dan memper.. Oke! mungkin opsi yang terakhir bisa kita tiadakan. Sebab.. cowok itu melepas helmnya, dan Adel langsung sangat mengenali wajah cowok itu.
"Lo!" Adel yang tadinya takut setengah mati, menjadi kesal setengah mati setelah tahu siapa cowok dibalik helm itu.
"Hai." Cowok itu--ternyata Rehan, menyapanya tanpa ekspresi. Cowok yang sudah membuat hari-harinya buruk dalam 2 tahun terakhir ini, juga cowok yang telah membuat hari ini menjadi hari terburuk sepanjang hidupnya.
"Berisik banget ya motor lo. Mau pamer motor baru gitu, sama gue?" Adel melirik motor Rehan yang tanpa adanya Plat, motornya tampak sangat mengkilap, sepertinya memang motor baru.
"Yee, seudzon mulu lo ya sama gue. Gue dateng kesini niatnya baik, pengen ngejemput lo." Rehan memasukan kedua tangannya kedalam saku.
"What? Ngejemput gue? Ngapain ngejemput gue.. Gue nggak ada nelpon kang ojek online yaa." Cemooh Adel, membuat emosi Rehan tersulut.
"Sialan lo ya. masih untung gue jemput lo! Tadi aja, gue nolak permintaan mama lo." Rehan mendelik tajam Adel. Mama Adel dan Mama Rehan memang bersahabat, keduanya bertemu ketika sama-sama mengantarkan anak-anak mereka daftar masuk Sekolah--Sekolah Pancasila, kemudian menjalin hubungan erat sampai saat ini. Sangat disayangkan.. sebab hubungan anak-anak mereka, sepertinya.. tidak terlalu mulus. Tidak seperti yang mereka inginkan.
"Lah, siapa suruh lo nerima, permintaan mama gue? Lagian.. mama ngapain sih, nyuruh bocah tengil ini buat ngejemput gue." Adel menaikkan satu alisnya, lalu tersenyum miring--mengejek.
"Udahlah..Ayo naik. nggak akan ada habisnya nanti kalau terus-terusan, debat nggak jelas kayak gini." Rehan gemas sekali dengan Adel, ingin rasanya ia menyeret Adel sekarang juga.
"Emm..gimana yaaa." Adel mengetuk-ngetukkan pipi kananya dengan jari lentiknya; menimbang-nimbang.
"Najis banget gue ngerendahin diri gue kayak gini, kalau aja ini bukan permintaan mama lo." Cewek satu ini! Rehan menggeram dalam hati. Gadis ini memang tingkat Sok Jual Mahalnya begitu tinggi, membuat Rehan begitu jengah ketika menghadapinya seperti ini.
"Tapi..aman nggak nih?"
"Ribet banget sih, tinggal naik aja pake segala nanya-nanya mulu. Lagian..Gua nggak doyan sama cewek cerewet kayak lo. Bikin nggak nafsu!"
Ejekan Rehan membuat Adel membelalakan matanya. "Wooo..naif banget lo ya, ngomong kayak gitu. Gua sumpahin lo, biar Cinta Mati sama gua."
"Cihh.. nggak akan pernah. yang ada elo, yang nanti tergila-gila sama gue."
"Udahlah. Buruan naik! Gua tinggal nih."
"Sabar napa!"
"Pegangan!"
"Awas lo ya! Jangan ngebut-ngebut!"
Rehan menaiki motornya, yang kemudian disusul dengan Adel dibelakangnya. Rehan menyalakan mesin motornya, kemudian melajukan motornya, membelah kota dengan raungan suara motornya yang menggema--mengganggu telinga.
***
Rehan benar-benar membuat Adel kaget bukan main, ia mengebut dijalan raya yang ramai membuat Adel harus mencengkeramkan pakaiannya erat--ketakutan. yang parahnya lagi sesekali Rehan dengan sengaja mengerem mendadak disetiap kesempatan, membuat Adel yang tak memakai pelindung kepalapun akhirnya terbentur helm yang sedang dipakai Rehan. Rasanya? Kalian tahu sendiri, bagaimana rasanya terbentur!
Tahu tidak, apa yang diucapkan Rehan ketika itu? Ia dengan santainya mengucapkan..
"Sorry, tadi ada kucing lewat bawa ninja."Haha! Lucu! Lucu sekali Rehan! Ingin sekali Adel membenturkan kepala Rehan saat itu juga, agar ia tahu betapa sakit dahinya. Huh, Cowok itu! sepertinya memang berniat ingin mencelakakannya. Adel turun dari motor Rehan, ketika motor Rehan sudah berhenti didepan rumahnya. Gadis ini mengayunkan kakinya cepat menuju pagar besi rumahnya, Ingin cepat menuju kamarnya yang super nyaman itu, tapi tiba-tiba saja suara teiakan Rehan membuatnya terpaksa berhenti lalu menolehkan kepalanya kebelekang dengan kesal.
"Adel, woy!"
"Apaan lagi sih!"
"Lu pikir gue kang ojek online, yg mau ditinggal gitu aja, tanpa ada embel-embel apapun?"
Adel menggembungkan pipinya, menahan tawa. Secara tidak sadar dan tidak langsung, Rehan sudah menghina dirinya sendiri tadi.
"Lo sendiri ya yang ngomong kayak gitu. hmmphh.." Adel membungkam mulutnya dengan tangan kanannya, menahan tawanya yang benar-benar ingin menyembur sekarang juga."buahaahahahahah.. hahahhahhaa.." Adel tak bisa menahan tawanya lagi, tawanya benar-benar menyembur keluar, menggelegar memenuhi pendengaran keduanya. Apalagi ini semua, didukung penampilan Rehan yang memang sangat mirip Tukang Ojek Online sekarang, Celana jeans dipadu dengan jaket hijau yang senada dengan warna helmnya, itu membuat Rehan benar-benar mirip seperti tukang ojek online. dan Rehan tidak suka itu.
"Anjir lo ya, malah ketawa." Rehan mendengkus sebal.
"Lo sih lawak mulu, hahhahaa.." Adel memegangi perutnya yang sakit karena terlalu banyak tertawa.
Seutas ide tiba-tiba muncul diotak Rehan, Lelaki ini tersenyum misterius menatap Adel yang masih saja tertawa. Tertawalah Adel! Tertawalah sepuasnya! Tidak akan aku biarkan kau tertawa Besok disekolah nanti..
***
HalloHai,
Tankyutz💜
DILARANG MENJIPLAK DAN MENCOPAS CERITA INI.
HAK CIPTA TERLINDUNGI Tankyutz©2017
KAMU SEDANG MEMBACA
ABU-ABU
Teen FictionTeenfiction-Romance-Comedy ~~~ Abu-abu itu aku. Abu-abu itu kamu. Abu-abu itu Dia. 'Untuk kisah kita yang abu-abu. Di masa putih abu. Semoga tidak berakhir kelabu.' ~~~ Adelia Naufa Renjani. atau yang sering disapa 'Adel', paling tidak suka jika hid...