Meet For The Second Time

85 1 0
                                    


Cahaya mentari di langit yang biru, menerangi dunia pagi ini serta burung-burung yang berkicau menghiasinya.
Lala pun sudah siap, dengan celana jeans biru dipadu dengan t-shirt putihnya, keluar dari kosannya dan mulai menaiki motornya dan mengegasnya.
Motor pun melaju, meninggalkan kosan Lala menuju restoran indah.
Satu jam berlalu, ia sudah sampai di area restoran dan bergegas memasuki restoran indah.
“Pagi pak...,” sapa Lala pada bosnya yang ada dalam restoran.
“Bagus la, kamu datang on time...,” puji pak Heri pada Lala.
“Iya dong pak, kan perjalanannya lancar,” ucap Lala bersemangat.
Pak Heri hanya bisa tertawa kecil, mendengar ucapan Lala  sambil menggelengkan kepalanya.
Lala pun melangkahkan kaki, menuju ruang ganti waiters yang berada dibelakang.
“Hai nin...udah lama gue ga ngeliat loe,” sapa Lala sambil menepuk pundak Nina.
“Iya nih La, kan gue kemaren sakit...jadi ga bisa masuk kerja,” ucap Nina panjang lebar.
“Btw kita udah lama ga janjian...gimana klo ntar malem kita hang out ke mall,” ajak Lala pada sohibnya yang ada dihadapannya.
“Oke deh La, gue setuju usulan loe...,” ucap Nina singkat.
Mereka pun mengganti baju mereka, dengan seragam waiters restoran restoran indah.
Dan keduanya pun, mulai bekerja berjalan ke setiap meja tamu yang ada di restoran indah.
Lala pun melangkahkan kakinya, menuju meja nomor 1 seorang cowok cool dan handsome duduk sendirian.
“Maaf mau pesan apa?,” tanya Lala ramah.
“Gue pesen seafood  sama coffe dream,” jawab Revan sigkat sambil tersenyum pada Lala yang berdiri.
“Re...van kok loe bisa di sini sih?,” ucap Lala heran.
“Loe ga tau…gue kan sering ke sini,” sambung Revan kembali.
“Oh…jadi loe sering makan di sini, kok gue ga tau yah,” ucap Lala sambil tertawa kecil pada Revan.
“Yahudah deh...gue ke belakang dulu,” ucap Lala beranjak meninggalkan Revan di meja nomor 1.
Lima menit berlalu, Lala sudah datang sambil membaca pesanan Revan di tangannya menuju meja nomor 1.
“Nih pesenan loe,” ucap Lala sambil meletakkannya di meja.
“Thank yah La,” ucap Revan singkat.
“Yahudah gue ke belakang dulu, selamat menikmati,” pamit Lala pada Revan, baru saja ia ingin melangkahkan kaki.
“Eitz...mau ke mana, sini duduk temenin gue makan!,” ucap Revan sambil menarik tangan Lala, dan mempersilahkannya duduk berhadapan dengan Revan.
“E...Van gue ga enak sama bos, masa gue duduk bareng sama tamu,” ucap Lala sambil berdiri.
“Oke, gue mau minta izin sama bos loe,” ucap Revan beranjak menghampiri pak Heri.
“Pak saya minta izin, salah satu waiters Bapak, untuk menemani saya makan siang di sini  karena dia teman saya,” ucap Revan panjang lebar  pada pak Heri.
“Silahkan saja, anda kan tamu di sni jadi boleh-boleh saja,” ucap pak Heri pada Revan.
Revan pun berjalan menuju meja nomor 1, di mana ada Lala yang sedang berdiri mematung di sana.
“La boleh kok...sama bos loe, smuanya beres,” ucap Revan.
“Yahudah deh...terserah loe aja,” ucap Lala singkat, sembari duduk di kursi yang berhadapan dengan Revan.
Revan pun menikmati seafood, yang ada di depannya itu.
“La nih gue suapin loe, soalnya nih seafood enak banget,” ucap Revan sambil menyodorkan sendok ke arah Lala.
“E...Van gue ga enak agh, ma tamu laen,” ucap Lala.
“Udah sih...loe kan temen gue, ga usah dipikirin,” ucap Revan singkat.
Lala pun akhirnya, mau disuapi oleh revan beberapa kali.
“Van udah yah...kenyang tau,” ucap Lala kemudian.
“Yahudah, gue abisin...sekarang loe minum dulu,” ucap Revan sambil menyodorkannya.
Setelah makan, Revan meminum coffe dream yang tadi diminum Lala sebelumnya.
“Thank yah La, udah mau nemenin gue makan siang,” ucap Revan, sembari menggenggam tangan Lala erat.
“E...sama-sama, tapi sorry Van lepasin tangan gue,” ucap Lala sambil meringis.
“Ups...sorry gue ga sengaja,” ucap Revan sambil melepaskan genggamannya.
“Oh iya btw gue cabut dulu La, soalnya masih ada mata kuliah hari ini,” ucap Revan singkat pada Lala.
Lala hanya, menganggukkan kepalanya dan tersenyum pada Revan.
Revan pun, bergegas meninggalkan restoran indah dan masuk ke dalam mercy creamnya melaju menuju kampus.
Sementara Lala masih melayani para tamu, yang ada di restoran indah sampai sore hari.

Lala sudah siap dengan, switter ungu dipadu dengan rok canda puti  seperempat, terlihat anggun dan ia sedang me-make over wajahnya dengan makeup.
Lepaskalah ikatanmu
Dengan aku biar kamu senang
Bila berat melupakan aku
Pelan-pelan saja
Nada kontak lala bergetar, Lala pun bergegas mengambil dan menekan tombol hijau, tanda menerima panggilan dari telepon genggamnya.
“Halo nin...gue udah siap nih,” ucap Lala singkat.
“Yahudah, loe cepetan jemput gue!,” sambung Nina sambil berteriak.
“Duh...Nina ga usah pake teriak napa! Suara loe tuh nyaring banget di telinga gue,” ucap Lala, dengan nada tinggi dari seberang sana pada Nina.
“La sorry deh...abis gue pengen, jalan bareng sama best friend gue buanget!!!,” ucap Nina bersemangat.
“Yahudah, bentar lagi gue jemput loe kok udah dulu yah...,” ucap Lala sambil mengakhiri obrolannya dengan Nina.
Ia pun memasukkan ponselnya, ke dalam tas kecil berwarna putih yang ia kenakan untuk ke mall.
Lima menit berlalu, Lala sudah keluar dari kosannya dan mulai mengegas motor beat merahnya, menuju kosan Nina melesat meninggalkan kosan menuju kosan Nina.
Kendaraan roda dua itu pun, melintasi kota metropolitan dengan kecepatan maksimal melewati sepanjang jalan.
Akhirnya Lala sampai di depan kosan Nina, ia menekan klaksonnya beberapa kali Nina pun keluar dari kosannya.
“Hai La, ayo berangkat...,” sapa Nina, sembari naik ke jok belakang motor beat merah Lala.
Lala pun menjalankan, motornya kembali menuju mall, sesampainya di mall mereka berdua melangkahkan kaki memasuki mall, dan menuju lantai dua mall yang mana berbagai asesoris, buku, novel, dan sebagainya ada di dalamnya.
Keduanya bergegas menuju, toko asesoris dan melihat-lihat asesoris, Lala tertarik dengan gelang yang unik berwarna ungu muda, dengan paduan warna silver sementara Nina menemukan cincin manik berwarna putih, dan di tengahnya terdapat tulisan “love” lalu anting bulat polos berwarna hitam.
Mereka pun menuju kasir, dan membayar semua yang mereka beli toko itu.
“La kita foto box yuk...buat kenang-kenangan!,” ajak Nina sembari membujuk Lala.
“Oke deh Nin, gue mau kok,” ucap Lala mantap.
Mereka menuju tempat foto box, yang ada di dalam mall, keduanya mulai bergaya ala mereka masing-masing.
“Ckrek...ckrek...ckrek...ckrek...,” suara kamera yang menfoto mereka, dengan gaya yang cool dan narsis abis.
Setelah selesai mereka mengambil foto, dan melangkahkan ke grammedia untuk mencari bingkai.
Mereka pun menemukan bingkai silver. dengan background bertuliskan best friend.
Keduanya pun mengambil dua bingkai itu, lalu bergegas menuju kasir dan membayarnya.
“La kita taro foto kita, berdua di bingkai ini buat jadi kenangan,” ucap Nina sembari menunjuk dua bingkai silver itu.
Lala hanya tersenyum, mendengar ucapan sohibnya itu, mereka pun turun dari lantai dua menuju lantai utama.
Setelah itu meleka keluar, dari mall melangkah ke parkiran, lala mulai mengegas motornya dan meluncur ke permukaan jalan, menuju kosan mereka masing-masing.

Waiters Fall in Love Muslimah Version (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang