Lovely Day for Nina and Ari

53 1 0
                                    


Di minggu yang cerah ini, Revan masih tertidur pulas di kamarnya yang mewah, dengan mengenakan celana boxer putih kaos lekbong merahnya.
Kau mimpi-mimpiku
Cinta gilaku
Hanya padamu
Hanya kau belahan jiwa
Cinta membara tiada tara
Nada sms Revan bergetar yang berada di kasur, Revan pun terbangun oleh suara itu sembari meraba-raba kasurnya.
Dia melihat di layar LCDnya tertera Ari Gokil, Revan pun membuka sms dengan menekan tombol hijau tanda membuka pesan.
Ari Gokil
Hallo bro…pasti belum bangun
Van gue mau ngomong penting sama loe
Gue tunggu di café elesca
“Duh Ri… hari gini ngajak ketemuan sih! Aneh gue sama loe,” keluh Revan setelah membaca sms dari Ari.
Dan ia pun beranjak dari kasurnya, melangkah ke kamar mandi.
Setengah jam berlalu, Revan keluar dengan handuk merahnya postur tubuh yang bidang serta rambut yang keren abis.
Dia melangkah ke lemari pakaian, seraya mngenakan jeans hitam dan t-shirt merah dengan jaket lepis hitam dipadu dengan sepatu tali putih ardilesnya.
Ia pun keluar rumah menuju garasi mobil, dan masuk ke dalam mobil mercy creamnya, mobil pun melesat ke permukaan jalan menuju café elesca.
Setelah melewati sepanjang jalan kota Batavia, akhirnya Revan sampai di depan café elesca, ia pun keluar dari mobilnya melangkah ke dalam café.
Di sana ada sosok cowok, yang melambaikan tangannya ke Revan dari meja nomor 3 yang berada di sudut ruangan café.
“Van…,” sapa Ari dari mejanya, sembari melambaikan tangannya ke atas dengan senyum simetris.
Dan Revan pun, menghampiri meja nomor 3 yang Ari duduki.
“Woi bro! apa kabar?,” ucap Revan sambil berjabat tangan anak muda.
“So pastinya baelah…” ucap Ari lantang.
“Oh iya, by the way loe mau ngomong penting apa?,” tanya Revan penasaran pada Ari.
“Hmmm… bantuin gue pedekate sama Nina dong,” bujuk Ari.
“Oh…pedekate sama Nina, ok deh gue bantu,” ucap Revan singkat.
“Wah…thank yah Van! Loe tuh emang sohib gue yang paling bae,” ucap Ari girang mendengar jawaban Revan.
“Akh…loe klo ada maunya aje ngomong gitu,” ucap Revan ketus.
Ari hanya cengegesan, ga jelas sambil memainkan alis tebalnya.
“Van sekarang, loe minum nih kopi sama abisin biskuitnya,” ucap Ari pada sohibnya itu, serta Revan pun menikmati kopi dan biskuit yang ada di meja, dengan rilex seusai makan Ari menariknya dengan paksa melangkah keluar café.
“Ri loe apa-apaan sih,” ucap Revan geram.
“Sorry man, gue ga bermaksud gitu! Gue pengen kita, bikin strategi buat gue pedekate sama Nina oke…,” ucap Ari tanpa jeda pada Revan.
“Loe ngomong, apa kumur-kumur…,” teriak Revan, sedangkan Ari hanya tertawa kecil mendengar ucapan Revan tadi.
Mereka berdua pun, masuk ke dalam mobil mercy cream milik Revan menuju perjalanan ke rumah megah Revan, suasana dalam mobil tampak biasa.
“Van, bokap sama nyokap loe kapan dateng ke Indonesia?,” tanya Ari membuka topik pembicaraan.
“Gue sih ga tau pastinya, tapi kayaknya bulan-bulan ini,” jawab Revan kemudian.
“By the way, Nina orangnya gimana sih?,” tanya Ari kembali.
“Menurut gue Nina tuh orangnya bae, care sama temen, asyik diajak ngobrol, dan cantik,” ucap Revan menjelaskan tentang Nina pada Ari sohibnya.
“Wah…gue ga salah milih gebetan dong! Dia masuk criteria cewek idaman gue…,” ucap Ari histeris.
“Criteria…loe kira audisi, ato take me out gitu,” ucap Revan sinis.
“Yah…maksud gue ga salah suka sama dia,” sambung Ari kembali.
“Ri, mendingan gue anter loe pulang dan besok gue atur ketemuan loe sama Nina gimana,” usul Revan pada Ari.
“Oke deh Van…gue setuju usulan loe,” jawab Ari singkat.
Revan pun mengantar Ari ke rumahnya, yang dekat dengan monas Jakarta pusat setelah itu ia menuju perjalanan pulang ke rumahnya yang megah.

Esok pagi yang cerah, serta matahari yang sudah beraksi di langit yang biru, Nina masih berada di dunia mimpinya, matahari mulai memancarkan sinarnya ke kosan Nina.
Cinta matai harus di jaga sampai mati
Jangan sampai ke lain hati
Nanti jadinya patah hati
Hati-hati menjaga hati
Mata hati
Nada sms nina bergetar hingga ia pun terbangun dari tidurnya yang lelap “ duh… siapa sih sms pagi buta kayak gini ganggu tidur gue aja!” keluh nina dan ia mengambil ponselnya yang ada di samping kasurnya tertera di LCD revan seraya membuka sms dari revan
Revan
Hai Nin…sorry klo pagi buta ini gue sms loe
Gue Cuma mau bilang temen gue ada yang mau kenalan sama loe
Dia bilang gue tunggu loe di taman
Nina pun mengetik ponselnya, untuk menyusun kata buat Revan yang artinya Nina membalas sms dari Revan.
Kau mimpi-mimpiku
Cinta gilaku
Hanya padamu
Hanya kau belahan jiwa
Cinta membara tiada tara
Nada sms milik Revan bergetar, revan pun dengan cepat membuka sms dari Nina.
Nina
Oke Van, tapi gue ga bisa sekarang …
gue bisanya malem dan loe tau sendiri
gue kan pagi kerja di resto
Setelah membaca sms dari Nina, Revan pun mengetik tulisan untuk membalas sms dari Nina.
Cinta mati harus di jaga sampai mati
Jangan sampai ke lain hati
Nanti jadinya patah hati
Hati-hati mejaga hati
Mata hati
Nada sms Nina bergetar, Nina langsung membuka sms dari Revan.
Revan
Thank yah Nin…
Loe udah mau terima
Ajakan temen gue
Nina pun beranjak dari kasurnya, menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan menyegarkan badannya.
Setengah jam berlalu, Nina sudah siap dengan t-shirt kuning serta jeans putih panjang dipadu dengan tampilan rambut betel milik Nina.
Dan ia pun melangkah keluar dari kosannya, dan menaiki motor revo hitam miliknya.
Motor pun melaju, meninggalkan kosan Nina menuju perjalanan ke restoran indah, motor revo milik Nina pun melewati sepanjang jalan kota sunda kelapa itu.
Dua jam berlalu, motor revo hitam milik Nina sudah terparkir di area restoran indah.
Nina pun melangkah, memasuki restoran menuju meja utama.
“Hai guys, pagi…,” sapa Nina sembari menampakkan senyum pada sohibnya.
“Ceria amat hari ini,” ucap Lala heran pada Nina.
“Akh…loe La, tiap hari kali gue slalu ceria,” ucap Nina meyakinkan Lala.
“Percaya, percaya kok…sahabat gue yang super PD,” ucap Lala dengan nada bercanda.
“Udah akh, gue ke ruang ganti dulu oke,” ucap Nina singkat sembari meninggalkan Lala di meja utama.
Beberapa menit kemudian, Nina keluar dari ruang ganti dengan seragam waiters restoran indah.
Keduanya pun mulai bekerja, menghampiri setiap meja tamu yang ada di dalam ruangan.
Tak berapa lama Revan pun datang, dari pintu utama restoran dan melangkah ke meja nomor 1.
“Waiters…,” ucap Revan sembari menjentikkan jarinya ke atas.
Dan Lala pun langsung, menoleh ke sumber suara yang memanggilnya seraya melangkah ke meja nomor 1 tempat Revan berada.
Dari kejauhan Revan, sudah menebar senyum simetrisnya.
“Mau pesen apa Van?,” tanya Lala hangat pada Revan.
“La, gue pesen kentang goreng, naget sama jus apel,” jawab Revan singkat.
Lala segera, mencatat pesanan yang diminta Revan.
“Oke deh…gue mau ke belakang dulu,” ucap Lala sembari meninggalkan Revan di mejanya.
Dan Revan pun, mengeluarkan ponselnya mencari nama Ari di daftar kontak.
Izinkan aku mengungkapkan
Perasaan cinta yang lama
Tersimpan di hati
Berikan aku kesempatan
Tuk membuktikan tulusnya cintaku
Nada kontak milik Ari bergetar, saat ari sedang berjalan keluar dari kampusnya dan ia menyimpan ponselnya di dalam saku jeans.
Ari pun bergegas mengambilnya, dari saku jeansnya dan melihat di layar LCD Revan calling, ia pun menekan tombol hijau, yang berarti menerima panggilan.
“Van, ada apa?,” tanya Ari.
“Gue cuma pengen ngabarin loe, tentang Nina klo ntar malem dia mau ketemuan sama loe di taman,” ucap Revan panjang lebar pada Ari.
“Of course! Duh… thank yah bro,” ucap Ari histeris.
“Same-same cuy tapi…  jangan lebay gitu napa,” ledek Revan mendengar suara Ari yang histeris.
“Ye…siapa yang histeris, gue biasa aja kok!,” ucap Ari mngelak omongan Revan tadi.
“Yahudah deh, good luck buat loe ntar malem oke…,” ucap Revan sambil memutuskan obrolannya dengan Ari.
Lima menit kemudian, Lala datang membawa pesanan Revan di kedua tangannya yang lentik menuju meja nomor 1.
“Nih Van pesenan yang loe minta,” ucap Lala sembari meletakkan hidangan di meja Revan.
“ Thank yah La…,” ucap Revan singkat pada Lala.
Dan Lala hanya tersenyum pada Revan yang ada di hadapannya, ia pun beranjak dari hadapan Revan menuju meja tamu yang lain, untuk menanyakan pesanan yang mereka inginkan begitu pun dengan Nina menghampiri setiap meja yang ada di restoran.
Sementara Revan menikmati hidangan, yang ada di mejanya dengan lahap hingga tak tersisa, dan melepas dahaganya dengan jus apel mengalir ke tenggorokannya yang kering.
Seusai makan Revan, beranjak dari mejanya melangkah keluar restoran menuju parkiran dan masuk ke dalam mercy cream miliknya, serta melesat ke permukaan jalan menuju kampus yang cukup jauh dari restoran indah.

Pukul 19.00 wib Nina sudah siap, dengan dressing biru dongker dipadu dengan lejing putih dan sepatu adidas hitam milik Nina.
Ia pun membuka pintu kosannya, seraya menaiki motor revo hitam miliknya dan melaju ke permukaan jalan menuju taman.
Sementara Ari sudah stand by di taman, dengan mengenakan kemeja biru dan jeans biru sedang duduk di kursi dalam taman.
Satu jam berlalu Nina pun, turun dari motornya dan masuk ke dalam area taman, ia hanya melihat sosok cowok yang sedang duduk sendiri di taman dan ia pun mendekatinya perlahan.
“Hmmm…sorry loe temennya Revan bukan?,” tanya Nina ragu pada Ari yang ada di hadapannya.
“Iya gue temennya Revan,” jawab Ari singkat.
“Boleh gue duduk?,” tanya Nina kembali.
“Oh boleh kok,” ucap Ari pelan.
“Eh by the way, gue boleh tau nama loe ga?,” tanya Ari ragu.
“Boleh…panggil aja gue Nina,“ jawab Nina.
“Oh iya kenalin gue Ari sohib deketnya Revan,” ucap Ari gugup.
“Ikh…kok jadi diem gini sih! Ngobrolin apa kek,” keluh Nina dalam hati, sembari melirik ke arah Ari yang ada di sampingnya.
“Hmmm…gue boleh tau hobby loe?,” tanya Ari kemudian.
“Oh… hobby gue tuh dengerin music, maen PS, shoping, traveling pokoknya banyak deh,” ucap Nina panjang lebar pada Ari.
“Wah…ternyata bener kata Revan, Nina langsung nyambung diajak ngobrolnya,” gumam Ari dalam hati.
“Ri, gue boleh nanya ga?,” tanya Nina hangat.
“Boleh aja, emang mau nanya apaan?,” jawab Ari.
“Loe kenal sama Revan dari kapan?,” sambung Nina pelan.
“Oh…gue kenal Revan dari SMA kok,” ucap Ari.
“Berarti loe udah temenan lama dong,” ucap Nina kembali, dan Ari hanya menganggukkan kepalanya pada Nina.
“Terus sekarang, loe sekampus dong sama Revan,” ucap Nina lagi.
“Yaiyalah nin…gue malah satu kelas sama dia,” ucap Ari seraya tertawa kecil.
“Oh iya Ri, sekarang loe kuliah semester berapa?,” tanya Nina, sembari menoleh ke arah Ari yang ada di sampingnya.
“Gue sekarang kuliah semester delapan,” ucap Ari sekedarnya.
“Wah… berarti, bentar lagi loe sarjana dong,” ucap Nina histeris.
“Doain aja, moga-moga gue lulus s1,” ucap Ari sembari tersenyum.
“Ri loe kuliah masuk jurusan apa?,” tanya Nina penasaran.
“Gue masuk jurusan informatika,” ucap Ari menjelaskan pada Nina.
“Oh iya Nin, gue pengen nanya sama loe, “ ucap Ari   kemudian.
“Tanya aja lagi Ri, ga papa kok,” ucap Nina singkat.
“Loe suka nonton film horror ga?,” tanya Ari ragu.
“Itu sih film favorit gue,” gumam Nina.
“Yahudah, gimana klo besok loe temenin gue nonton di bioskop,” ajak Ari pada Nina yang duduk di sampingnya.
“Oke, I’ m agree with your invited,” ucap Nina.
“Ternyata, loe jago juga bahasa inggris,” puji Ari pada Nina.
“Biasa aja kok Ri, jangan berlebihan gitu,” ucap Nina pelan.
“Upst…sorry Nin, klo ucapan gue ga berekenan di hati loe,” ucap Ari meminta maaf pada Nina.
“Never mind Ri, let’s by gone be by gone,” ucap Nina pelan.
“Yahudah mendingan sekarang kita pulang, soalnya udah malem,” ajak Ari kemudian.
Dan Nina hanya mengangguk pelan, pada Ari di sampingnya dan keduanya pun melangkah keluar dari area taman.
“Nin, thank yah…udah mau dateng ke sini,” ucap  Ari singkat serta Nina hanya menampakkan senyum manisnya pada Ari.
“Ri, gue ga bisa pulang sama loe…soalnya gue bawa motor,” ucap Nina panjang lebar.
“ Yahudah hati-hat,i” ucap aAi kemudian.
Nina pun menaiki motor revo hitam miliknya, dan mengegasnya serta motor pun melaju meninggalkan taman dan Ari pun masuk ke dalam mobil BMW support ungu tua miliknya, seraya melesat ke permukaan jalan menuju perjalanan pulang ke rumahnya.

Waiters Fall in Love Muslimah Version (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang