Kebisingan klakson para kendaraan, meramaikan hari yang cerah ini serta burung-burung keluar dari sangkarnya.
Nyang tertidur pulas di kosannya, dengan disorot matahari melalui tirai jendelannya.
Cinta mati harus di jaga sampai mati
Jangan sampai ke lain hati
Nanti jadinya patah hati
Hati-hati mejaga hati
Mata hati
Nada sms Nina tiba-tiba bergetar, sampai kedua mata Nina mulai terbuka dan dia mengambil ponselnya, yang ada di bawah bantalnya yang berbentuk twitty.
“Hmmm…siapa sih yang sms, ganggu dunia mimpi gue aja,” keluh Nina, sambil melihat layar LCD di ponselnya tertera new massage from Ari Narsis.
Ia pun, segera membukanya dengan menekan tombol hijau.
Ari Narsis
Good morning Nin…
Nin gue pengen ngomong sesuatu sama loe
Dan gue tunggu loe di pantai sore ini.
Nina hanya tersenyum tipis seusai membaca sms dari Ari, dan ia pun meletakkan kembali ponselnya di kasur seraya melangkah ke dapur, untuk memasak nasi goreng yang enak untuk sarapan pagi.
Setelah beberapa menit, nasi goreng telah siap untuk disantap, Nina pun menikmati nasi goreng buatannya sendiri, dengan telur mata sapi dan teh hangat yang pas di waktu pagi.
Seusai sarapan ia pun, beranjak menuju kamar mandi untuk menyegarkan dirinya setengah jam berlalu, Nina keluar dengan handuk baju berwarna putih serta rambut bettelnya yang basah.
Ia pun segera mengenakan t-shirt merah, dan celana boxer hitam duduk di depan TV dan menyalakannya, dengan remot untuk melihat hot news pagi ini serta hiburan televisi lainnya.
Setelah bosan dengan acara di televisi, ia pun mematikannya dan mengambrukkan dirinya ke kasur serta mengambil ponse yang ada di bawah bantal twittynya.
Ia sedikit mengotak-atik ponselnya, dan mendekatkan ke telinganya.
Lepaskanlah ikatanmu
Dengan aku biar kamu senang
Bila berat melupakan aku
Pelan-pelan saja
Tiba-tiba saja nada kontak Lala bergetar, saat ia sedang berada di pasar, Lala pun mengambil ponsel dari saku celana sontognya, dan tertuju pada layar LCD Nina calling.
“Halo La lagi di mana? Perasaan berisik banget…,” tanya Nina heran.
“Yaiyalah Nin, gimana ga berisik loe nelpon gue lagi di pasar,” jawab Lala ketus.
“Oh…di pasar, sorry kan ga tau klo loe di pasar,” ucap Nina santai.
“Oh iya, loe ada perlu apa nelpon gue?,” tanya Lala masih ketus.
“E…gue pengen cerita sama loe, tadi Ari sms gue terus dia ngajakin jalan ke pantai sore ini,” ucap Nina panjang lebar.
“Hu…Ari so sweet banget sih! Jangan-jangan…dia…mau…nembak loe lagi,” ucap Lala histeris.
“Akh loe lebay deh, terus jangan ngaco klo ngomong La,” ucap Nina ketus.
“Siapa tau aja feeling gue bener,” sahut Lala penuh percaya diri.
“Yahudah deh…terserah loe aja, tapi by the way ngapain lo eke pasar pagi buta gini?,” tanya Nina kemudian.
“Ya…beli sarapanlah Nin…,” jawab Lala singkat.
“Yahudah La, gue nelpon loe cuma mau bilang itu doang kok,” ucap Nina sembari mengakhiri obrolannya dengan sohib karibnya Lala.
Kemudian Lala melangkah keluar, dari area pasar menuju kosannya sementara Nina memejamkan kedua matanya.Sore hari tiba Nina sudah siap, dengan t-shirt abu-abunya dipadu dengan jeans putih pendek selutut dan rambut betel yang dimilikinya, ia keluar dari kosannya dan menaiki motor revo hitam miliknya, dan melesat meninggalkan kosan Nina menuju pantai.
Sementara Ari menunggu di tepi pantai, melihat pemandangan indah yang menyejukkan.
Satu jam berlalu, motor revo hitam Nina sudah terparkir di depan area pantai, ia pun melangkah memasuki pantai, sosok cowok dari kejauhan melambaikan tangan padanya Nina hanya bisa mengeryitkan alisnya.
“Woi Nin, gue di sini…,” teriak Ari sambil melambaikan tangan dan Nina pun menyadari seraya berlari menghampiri Ari.
“Ri loe tuh bikin gue bingung, kirain gue siapa…,” ucap Nina yang masih mengatur nafasnya.
“Udah…sekarang loe ikut gue,” ajak Ari singkat sambil menarik tangan nina.
Mereka berdua pun duduk di pesisir pantai, Ari menyodorkan kelapa muda padanya.
“Oh iya Ri, by the way loe mau ngomongin apaan?,” tanya Nina penasaran sembari menoleh ke arah Ari.
“I just wanna say…I love you Nina,” jawab Ari sembari menatap Nina tajam dan menggenggam tangannya.
“Akh…Ri jangan ngaco dong, masa loe nembak gue to the poin gini,” ucap Nina heran.
“Nin gue ga boong, dan gue udah punya rasa ini sejak pertama gue liat loe di resto,”sambung Ari panjang lebar.
“Hmmm…gue juga suka sama loe,” ucap Nina pelan.
Ari mengambil es kelapa mudanya, dengan dua sedotan sembari tersenyum penuh arti pada Nina.
“Nah…sekarang kita minum es kelapanya, satu kelapa berdua,” ucap Ari kemudian sambil menyodorkan sedotan pada Nina, dan keduanya pun menikmati satu kelapa muda berdua.
“OMG…gue belum pernah diginiin sama cowok,” gumam Nina dalam hati, saat posisi wajahnya begitu dekat dengan wajah Ari hanya berjarak 5 cm.
Setelah itu Ari menaruh kembali kelapa mudanya, ia pun mendekatkan dirinya pada Nina.
“Nin, sekarang kamu pejemin mata kamu,” pinta Ari singkat.
“Tapi kamu mau ngapain?,” tanya Nina panic.
“Udah ikutin aja apa kata aku, aku ga bakal macem-macem kok,” jawab Ari pelan pada Nina.
Nina pun memejamkan matanya perlahan.
“Aduh…jangan-jangan, dia mau nyium bibir gue lagi,” gumam Nina resah dalam hati, dan tangan Ari memegang punggung Nina dan mendorong tubuh Nina perlahan.
Ia pun mencium kening Nina, seraya mendekap nina dengan kedua tangannya.
“Gue cuma mau nyium, kening kamu dan dekap kamuM” bisik Ari dan Nina hanya tersenyum mendengar ucapan Ari padanya.
Ari pun, melepaskan dekapannya dari Nina.
“Ri pemandangan sunsetnya indah banget yah…,” ucap Nina.
“Iya kayak kamu, selalu indah di mataku,” sambung Ari singkat, dan keduanya hanya bisa beradu mata satu sama lain di saat terbenamnya matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiters Fall in Love Muslimah Version (Telah Terbit)
Teen FictionLala seorang waiter dan Revan seorang Mahasiswa pintar yang suatu hari bertemu di restoran, yang membuat mereka sering bertemu dan timbulah benih-benih cinta diantara keduanya.