Assalamu'alaikum. Hallooo ... Selamat hari ini. Akhir Oktober di sore yang hujan.
Ada yang nungguin cerita ini? (emang kamu siapa sih, thor? -_-). / Bukan siapa-siap juga ya. Tapi tapi, jujur aku ngerasa bersalah sama Damar dan Naya kalo sampe gak lanjutin ceritanya. Entah kalian nungguin atau nggak, semoga aku diberikan jalan yang lurus biar ceritanya bisa tamat. Aamiin.
Mungkin ada yang masih ingat sama part terakhir cerita ini? Terus bingung kok ceritanya jadi gak nyambung? Ketika kalian lewatin baca note ini ya.
Oke, ini maksudku buat headnote biar kalian yang udah terlanjur baca part kemaren nggak dibuat pusing pas bacanya.Pertama, part ini memang hasil revisi. Part kemaren ceritanya mau dibikin dua bagian. Tapi karena satu dan lain hal, part kemaren memang harus aku rombak total. Yang udah terlanjur baca, plis lupain lupain lupain. Meskipun melupakan itu suatu hal tersulit dalam hidup 😭. *laludikeplak.
Kedua, aku butuh banget masukan dari semua yang udah bersedia baca. Apa pun itu. Typo, alur, kritik, saran, dlsb. Kalian boleh komen langsung atau ngobrol di belakang wkwk. DM maksudnya 😳. Atau boleh ingetin aku kalo lebih dari seminggu gak update-update. Plis ini penulisnya (sok) sibuk banget. Padahal mah apa atuh. Pinter ngeles doang. Maafin karena aku juga seorang manusia yang sering khilaf. 🙇🙏
Ketiga, karena udah lama nggak update, temen-temen mungkin bisa baca dulu cerita terakhirnya. Ya semoga dengan begitu jadi dapet feelnya pas baca ini. Tapi nggak dibaca juga gpp sih 🙊. Yaudadeh selamat membaca. 💞💞💞💞💞 tebar-tebar love dulu biar yang nggak niat baca, jadi tergerak hatinya. Yang males lanjutin baca, jadi makin semangat bacanya. 😚
💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚
Pernikahan itu cinta. Tapi ya kalau itu semua hanya ketidakmungkinan, aku bisa apa?-Nayyatul Husna.
=============================
Gamis ungu bermotif bunga masih melambai-lambai seiring pergerakan langkah kaki Naya. Dapur, kamar, kamar mandi, dapur lagi. Ia sibuk. Lebih tepatnya adalah menyibukan diri. Minum sengaja dengan gelas bersih, lalu mencucinya. Menyeduh teh hangat dengan gelas bersih yang lain, lalu mencucinya lagi. Berulang. Lalu berkali-kali juga menyapu lantai yang bahkan sudah Bi Wati pel sore tadi.
"Nyonya, itu sudah bibi pel, lho. Apa kotor lagi ya? Kalo begitu mah biar sama bibi saja," pinta bi Wati masih tetap mengekori nyonyanya yang tak mau diam.
"Nggak pa-pa, Bi. Aku lagi pingin gerak aja kok. Bosan."
Setelah itu-meski bingung-Bi Wati membiarkan nyonyanya melakukan apa pun.
Bukan tanpa alasan. Naya hanya sedikit butuh pengalihan perhatian. Sebab berdiam diri hanya akan membuat hatinya semakin pilu. Apalagi setelah mendapat kesempatan bertatap muka dengan sang ayah melalui video call sebelum melakukan hemodialisis siang tadi. Bukan mengobati rindu. Melihat pucat pasi wajah lelaki tercintanya malah membuat hati Naya semakin sesak. Kerinduannya jadi berkali-kali lipat.
Naya memandangi layar ponselnya sedih. Uki bahkan belum membaca pesan yang dikirimkannya lagi. Sudah sejak lima jam lalu. Terakhir, Uki hanya mengabarkan saat proses hemodialisis baru akan dimulai.
Seharusnya sudah beres, kan ya? Atau Uki lupa kasih kabar? tanyanya dalam hati. Menduga-duga. Hatinya tetap saja gusar.
Nyatanya Naya masih tak mau diam. Bi Wati bahkan sudah lelap di kamarnya. Sekali lagi! Terakhir, Naya menggiring kakinya ke kamar belakang. Ialah kamar tidur Pak Amin-supir pribadi Damar-untuk memastikan sesuatu. Lampunya belum menyala. Ya, ruangan itu masih gelap terlihat dari celah fentilasi udara. Naya menyimpulkan bahwa Pak Amin pasti belum pulang. Ada sedikit rasa riang di hati. Apalagi setelah melirik jam yang menempel di dinding dapur. Masih menunjukkan pukul sembilan lebih sepuluh menit. Hatinya semakin riang. Jika sudah begini, artinya Damar tak akan pulang lewat pukul sepuluh malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Semu
Narrativa generaleDi antara begitu banyak ketidakpastian, pernikahan menjadi salah satunya. Ambil yang baik-baik dan buang yang buruk-buruknya, ya. Selamat menikmati kisah yang kuhidangkan. Jangan lupa keluhkan apa-apa yang dirasa kurang saat mencoba mencicipi sat...