"Gue bukan orang yang berlomba-lomba dalam hal keburukan cuma untuk dicap kekinian," - Rigel Langit
- RIGEL
***
06.00
Gemercik air mengalir dari shower kamar mandi gadis itu. Senja masih sibuk di kamar mandi, membersihkan tubuhnya sambil sesekali menyanyi kecil.
"Senja! Cepat gantian, Mamah juga mau mandi!" Teriak Mamahnya yang sedang merapikan kamar anak gadisnya itu.
Senja memang begitu, setiap pagi Mamah-nya harus merapikan pembaringan ternyamannya itu. Manja.
Matahari sudah semakin tinggi, memaksa cahayanya masuk dari jendela kaca kamar Senja yang menghadap ke arah matahari terbit.
"Hah ... Segarnya," Senja keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Mata Senja langsung tertuju pada lemari pakaiannya, mencari-cari seragam OSIS nya yang tergantung di hunger.
"Lama banget, sih." Gerutu Mamah-nya. "Udah tau kamar mandi Mamah keran airnya rusak,"
"Ya elah, Mah, kayak nggak tahu anaknya aja," cengir Senja sambil tetap sibuk mencari seragamnya.
Mamah-nya geleng-geleng lalu masuk ke dalam kamar mandi.
***
Rigel melirik jam tangan di tangan kirinya, sudah menunjukan pukul 06.30
"Berangkat dulu, Bun." Rigel mencium punggung tangan Bundanya, aroma rempah-rempah masih tertinggal di sana.
"Udah tau sekolahnya, kan?"
Rigel mengangguk lalu menunjukkan GPS di smartphone -nya, menggantungkan sebelah tasnya lalu beranjak pergi.
Hari pertama sekolahnya, Rigel harus naik angkutan umum. Motor kesayangannya belum kunjung tiba. Jadwalnya pagi ini seharusnya motornya sudah terparkir cantik di rumahnya. Tapi kenyataannya, layanan pengiriman barang itu PHP.
Rigel menutup gerbang rumahnya lalu membalikkan tubuhnya, bersamaan dengan itu Senja sedang menutup pintu gerbang rumahnya. Mata bulat Senja bertemu dengan mata sayu Rigel saat Senja membalikan tubuhnya.
"Apa Lo liat-liat?" Nada Senja menantang.
Rigel sedikit terperanjat memutar matanya bingung. "Gue?"
Dasar koala! Umpat Senja dalam hati. Pandangan Senja menunjukan tatapan tidak suka, Senja gemas sendiri melihat wajah Rigel yang tampan namun tanpa ekspresi itu. Rahangnya beradu gemas.
"Cewek aneh," Rigel berdecak lalu beranjak mengikuti arah GPS menuju sekolahnya.
Mendengar derap langkah kaki, Senja berhenti dan menoleh.
"Ngapain Lo?" Tanya Senja dengan tatapan tidak enak.
Rigel diam tak bergeming menatap dingin Senja. Senja yang risih segera membuang muka dan kembali berjalan tak menghiraukan Rigel.
Kenapa sih tuh cowok? Bisu kali ya? Senja mempercepat langkahnya.
Rigel tak menghiraukan Senja, dia sibuk dengan GPS dan alunan musik di earphone -nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIGEL
Teen FictionAku tidak seperti yang kau kira, aku berbeda. Namun aku benci perbedaan pada diriku. Aku tidak bisa merasakan apapun. Aku monster! - Rigel Langit Jika kau sebut dirimu monster, maka aku mungkin akan tersinggung. Aku mana mungkin mencintai seekor mon...