[41] confession ➡ Dear Future Me

805 69 7
                                    

Bangtan akhirnya
mengkhianati kami.
--ARMY.

----


"Selamat! Kau diterima! Semoga kau dapat nyaman di sini dan mengembangkan bakatmu di sini."

Aku keluar dari kantor bosku dengan rasa bangga, senyuman tak hilang dari wajahku. Setelah bertahun-tahun belajar hingga dapat menyelesaikan skripsi, aku mendapatkan pekerjaan pertamaku.

Taksi pesananku telah datang dan aku langsung masuk setelah menyapa supir dengan wajah jawa yang khas.

Dari kaca mobil kulihat kota kelahiranku yang tampak begitu berbeda dari 10 tahun yang lalu. Saat aku masih remaja.

Hujan lagi, batinku.

Alunan lagu jawa dengan gamelan mengiringi perjalanan sampai di rumah.

Aku masuk dengan cepat untuk menghindari hujan, ibu yang sedang buru-buru mengangkat jemurannya sempat menyambutku dengan senyuman kecil.

Kubuka pintu kamarku dan langsung disambut oleh tas dan koper yang sudah kubereskan sebelum pergi ke kantor.

Aku akan pindah hari ini.

Ke sebuah rumah yang kusewa dekat kantorku.

Rasanya ada sebuah ikatan yang tidak bisa dijelaskan antara aku dan kamarku ini.

Saksi bisu dari segala kepolosanku saat remaja.

Saksi bisu dari segala bentuk keanehanku karena idolaku 10 tahun yang lalu.

Aku seringkali tertawa saat mengingat diriku saat remaja dulu.

Aku yang dulu heboh hanya karena mendengar suaranya.

Aku yang dulu heboh melihat tariannya yang sangat luar biasa menurutku.

Aku yang dulu heboh saat idolaku menang sebuah award.

Aku yang dulu heboh saat tahu idolaku akan berkolaborasi dengan artis luar negeri.

Dan aku yang dulu heboh ... saat tahu mereka telah memiliki seseorang.

Bangtan akhirnya mengkhianati ARMY, teman-temanku.

Aku masih ingat tangisanku saat pihak berita membongkar hubungan diam-diam idolaku dengan wanita lain.

Foto saat mereka berpelukan, berciuman, bergandengan tangan dan tertawa bersama.

Aku tertawa samar saat mengingat aku yang dulu hampir ingin bunuh diri saat tahu itu.

Idolaku.

Cinta pertamaku.

Bangtan-ku.

Akhirnya mengkhianati aku. Kamu. Kami. Kalian. Para ARMY.

Aku yang sangat polos akhirnya sadar kalau semua itu hanya untuk sementara.

Yoongi memang melarang kita untuk berpacaran. Tapi apa dia sanggup untuk menikahi semua ARMY yang dia suruh tetap menyendiri itu?

Jangan tertawa, memang seperti itu, 'kan?

Aku menatap poster lusuh yang pernah kubanggakan saat pertama kali ada di dinding kamarku.

Dan kini? Itu semua tengah kurobek dan akan berakhir di tempat sampah.

Benda itu membuatku memaksa orang tuaku untuk mengeluarkan uang untuk hal yang sebenarnya tak berguna.

Tak ada gunanya.

Siapa Bangtan?

Siapa ARMY?

Hanya sebatas Idol dan Fans. Tak lebih, 'kan?

Kau bisa membangkang dan mengatakan itu tidak benar. Aku ingin mengatakan, kembalilah ke dunia realita atau kau akan jatuh lebih dalam ke dunia ilusimu.

Bangtan bisa mengatakan, "Kalian milik kami, ARMY!" Tapi apa itu bisa mengalahkan janji suci pernikahan yang akan keluar dari setiap bibir mereka? Tidak, 'kan?

Memang awalnya sakit.

Tapi lihatlah aku.

Aku baik-baik saja. Dengan senyuman di wajah. Dengan kunci rumahku. Dengan pekerjaan pertamaku.

Tanpa ada Bangtan.

Tanpa bantuan Bighit. Ha-ha.

Aku adalah cerminan kalian 10 tahun kemudian. Kalian yang bisa sukses tanpa Bangtan dan jati diri kalian sebagai ARMY.

Tanpa embel-embel kau adalah pacarnya Jungkook, istrinya Hoseok, masa depannya Yoongi, dan lain-lain.

Aku tidak melarang kalian untuk mencintai ketujuh pria itu, tapi aku ingin katakan, usahakan kakimu masih memijak dunia. Artinya, kau harus sadar terhadap dunia realita.

Kau mungkin membangkang lagi, pastilah tidak ada orang yang seperti itu.

Tapi, apa kau pernah melihat Sasaeng? Atau tahu tentang mereka?

Itu adalah contoh nyata.

Atau ada berita seseorang yang bunuh diri, menyakiti dirinya sendiri karena oppa-nya?

Memang sulit saat kau benar-benar merasakannya nanti. Rasanya dia yang menjadi alasan kalian tersenyum kini membuat kita menangis, tapi bukan menangis bahagia.

Hei, berhentilah. Sesekali elus kepalamu sendiri atau menepuk punggungmu sendiri itu tidak apa-apa.

Sebanyak apapun kau menangis, dia tidak akan menjadi milikmu.

Daripada menangis, coba kau keluar dari kamarmu, tinggalkan ponselmu dan mulailah percakapan dengan tetanggamu, rekan kerjamu, teman sebangku.

Karena siapa tahu dia adalah orang yang dipilih Tuhan untuk menggantikan dia yang sudah memenuhi hatimu?

:)

Dari,
Dirimu 10 tahun lagi.

-•The END•-

Baper? 😂

Sejujurnya aku juga baper. Sebenarnya ini itu partnya jk tentang cinta pertamanya, tapi tiba-tiba pas nulis langsung stuck dan ide ini pun muncul 😂

Eh, ini aku double update loh sama yang punya Jimin sebelumnya :v

Give me Vomment ya gaes. See ya!

Yang lagi ujian,
MoonSuga.

ARMY's Dream Book | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang