Kisah Sebentar

72 6 0
                                    

Gue melihat mutia sedang duduk sendirian disudut kelas. Teman sebangku nya tidak datang karena harus ngebantu kucing nya ngelahirin cesar si rumah sakit awal bros.

Gue pun berjalan ke arah mutia, dengan bangga nya karena gue ama dia udah SAH menjadi pacar. Gue duduk disamping dia. Karena melihat gue disampingnya, mutia langsung mematikan hp nya dan menghadap ke gue. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu.

Dalam pikiran gue, gue tau kalau mutia bakal bilang "Fan, kamu jangan jauh jauh. Aku ga mau sendirian disini" soalnya semua nya dapat gue lihat di bola matanya itu. Tiba tiba Mulut nya terbuka "Fan..." katanya lembut dengan mata tertuju ke mata gue. Gue pun dengan santainya menjawab "yes, my darling..." kenapa gue berani jawab gitu? Biasa dong, kami kan udah pacaran wkwkwk. Mulut mutia kembali terbuka, "aku mau ngomong sesuatu" katanya dengan halus dan lembut. Gue mengerti, dia bakal bilang i love you ke gue gue mengerti. Akhirnya sebelum dia mengatakan nya, telunjuk gue dengan sigap menutup mulutnya untuk mengatakan kalimat itu. "Stop, i lop you too" ucap gue dengan romantisnya. Muka mutia mulai kelihatan bingung dengan tatapan bertanya tanya. "Apaan sih fan, siapa juga yang mau bilang i love you ke orang jelek, kalek, bau kelek, dan juga pendek kayak lu?" Kata mutia dilanjutkan oleh hancurnya hati ku. Gue mulai khawatir, baru pertama ini mutia ngucapin kata kata sekasar amplas ke gue. "Trus mau ngomong apa mut?" Tanya gue mulai gemetaran.

"Oke, rileks mutia rileks..."ucapnya menenangkan diri sendiri. "Baiklah, fan kayak nya kita berdua harus sudahi hubungan kita" kata mutia kepada gue. "WTF?? HEEEI BARU SATU HARI KITA JADIAN, UDAH MAIN PUTUS PUTUSIN AJA. GUE NGEJAR CEWEK SELAMA 17 TAHUN BUKAN UNTUK DI PUTUSIN DALAM SATU HARI. NGAPA SIH LU? LU SALAH MINUM OBAT? OBAT NYAMUK LU KIRA OBAT BATUK? DAN YANG PENTING, KENAPA LU MUTUSIN GUE?" Kata gue dengan nada emosi pada perempuan tersebut. "Hhhmm kenapa gue mutusin lu? Karena 5 menit yang lalu ada abang kelas yang nembak gue lewat chat dan dia lebih ganteng dan lebih tinggi dari pada lu. Dan akhirnya gue bilang kalau gue terima dia" bela mutia mempertahankan argumennya.

"Hdufbfffjfufbfbfdjbabahhavsusbbsjdbddjbddhwaaakwawwbdjdhdhdhd" gue tak mampu berkata kata.

"Hati gue udah milih yang lain gue ga bisa maksain hati gue" ucapnya sebelum dia pergi dari muka gue yang masih berfikir kalau ini semua hanyalah mimpi.

"Kenapa ade sama rara udah pacaran lebih dari setahun. Kenapa teguh sama maya udah pacaran lebih dari satu bulan. Kenapa gue pacaran ga nyampe 1 hari? Kenapa? Kenapa?" Ucap gue pada diri gue sendiri.

Akhirnya semua sudah terjawab, kutukan jomblo gue memang tak bisa dicabut. Yang bisa mencabut pedang jomblo di hati gue hanyalah seorang wanita yang tulus yang dapat melihat pedang ini di dada gue. Gue butuh seseorang yang tulus mencintai gue apa adanya. Kalau bisa sih yang cantik. (BUKAN CERITA GOBLIN)

Mantan Is MasalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang