9

4 1 0
                                    

-September, xx-

Kita kembali dipertemukan,

dengan acara acara yang dibuat untuk kita. mungkin jika tidak karena sindirian sindiran halus yang keluar dari temanmu aku tidak akan pernah mau ikut denganmu dan mereka.

muak melihatmu, itulah alasan utama mengapa aku tidak ingin menampakan wajahku saat itu.

lirikan sinis terhadapku, sindiran halus terhadapku menjadi pendorong yang membuatku menampakkan sosok ku pada kala itu.

mata kita bertemu lagi, namun tidak selama pada waktu itu. pandangan yang ada diluar dan dalam stadion itu.

cepat cepat mengalihkan pandanganku terhadapmu, terjadi lagi. kubuang lagi, hingga pada akhirnya mata kita tidak bertemu lagi.

entah sengaja atau tidak, kau dan aku berada pada posisi yang sama. posisi dimana kau tepat dibelakangku, dan aku berada didepanmu.

seketika aku menoleh kearah belakang, kau menyambut hangat dengan tatapan itu. entah apa maksudnya, segera lah aku menghindar dari sana seraya bertukar cerita dengan sosok kerabat yang sedang jauh disana.

tidak disangka, kau tepat berada disebelahku. muak, kenapa masih saja aku menghindar dan kau selalu ada.

mungkin hanya kebetulan, aku pergi dari sana dengan mengecilkan sedikit volume suara ku yang sedang bercerita pada saat itu. dan kembali pertemuan mata kita sesingkat beberapa menit yang lalu.

NovemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang