Disebuah rumah sakit, Joshep sedang duduk menunggu diluar ruangan. Dengan cemas ia menanti seseorang keluar dari balik pintu itu.
Cklek
"Bagaimana dok?"
"Anda walinya nona Krystal?"
"Iya betul, bagaimana keadaannya dokter? Dia baik-baik saja kan?"
"Apa nona Krystal sudah lama sering pingsan seperti ini?"
Amber mengangguk.
"Hm.. seperti dugaan serta hasil analisa saya. Nona Krystal terkena penyakit.."
***
Didalam kamar serba putih dengan bau obat-obatan yang menyengat, seorang gadis muda terbaring lemah diatas tempat tidur rumah sakit.
Sedangkan, disampingnya seorang laki-laki muda tampan yang masih berseragam SMA duduk dan tertidur.
Gadi muda yang tadi kehilangan kesadaran selama beberapa jam mulai terbangun dan mengerjapkan matanya.
"Enghh.."
Lenguh gadis muda itu, sambil memegang kepalanya yang sedikit pusing.Mendengar lenguhan gadis muda itu, laki-laki tampan disampingnya terbangun.
"Kau sudah sadar, Krys?"
"Apa ini di UKS? UKS kita terlihat lebih besar sepertinya."
Joshep terkekeh mendengar ucapan Krystal.
"Ini rumah sakit, Krys."
"Rumah sakit? Kenapa?"
"Tidak apa-apa."
"Bohong! Tidak mungkin aku disini jika ada yang tidak beres. Iyakan Josh? Katakan padaku! Aku sakit apa?"
Ia menggenggam tangan Krystal dan membuat sang empunya tangan menatapnya.
"Jangan terlalu banyak pikiran ya, kamu tidak apa-apa. Kamu kan wanita kuat yang pernah ada. You're spesial, Krys."
Joshep tersenyum sambil menatap Krystal penuh arti.
Tak lama Krystal mengangguk. Joshep tersenyum melihat itu dan mengusap lembut rambut Krystal.
"Ayo, kamu belum sarapan, biar aku suapin."
"Biar aku saja sendiri, Josh."
"Tidak apa, aku senang."
Krystal hanya menurut, ia menerima suapan demi suapan dari Joshep.
"Setelah ini istirahatlah. Sore nanti kita pulang. Jadi, makan yang banyak dan minum obat agar kamu boleh keluar rumah sakit hari ini juga. Mengerti?"
Krystal mengangguk cepat, sambil mengunyah makanannya.
Tak terasa hari sudah semakin sore, Joshep pergi mengurus administrasi rumah sakit.
Sedangkan Krystal masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Krys, kau sudah siap? Mari kita pulang."
Krystal mengangguk lalu mengambil tasnya, Joshep langsung menghampiri dan membawakan tas Krystal.
Krystal tersenyum, tidak menolak perilaku manis dari sahabatnya itu.
Joshep merangkul pundak Krystal yang sebenarnya masih lemas, agar Krystal tidak jatuh.
***
Joshep dan Krystal sampai ke rumah. Joshep mengantar Krystal terlebih dahulu kerumahnya.
"Oh Joshep, ada apa dengan Krystal?"
"Oh mami, bisa aku antar Krystal kekamarnya dulu?"
Mami Krystal mengangguk mengerti, ia tau Krystal masih butuh istirahat.
Karena kamar Krystal dilantai atas, mau tidak mau, Joshep menggendong Krystal sampai ke kamarnya.
Lalu ia dengan telaten melepaskan sepatunya Krystal dan menyelimuti badan Krystal yang terlihat lelah dan belum pulih total.
Joshep duduk sebentar dipinggir kasur, menatap lamat-lamat pujaan hatinya yang berstatus sebagai sahabatnya.
Ada senyuman terukir dibibir Joshep, antara senyuman tulus yang menggambarkan perasaannya terhadap gadis muda didepannya ini sekaligus senyum getir kekhawatiran.
Joshep mengelus rambut Krystal, mengecup keningnya agak lama.
"Apapun yang terjadi, aku akan terus jadi sayap pelindungmu. I love you, Krystal."
Lirih Amber mengusap pipi Krystal dengan lembut.Selesai dengan Krystal, Joshep menghidupkan lampu tidur Krystal dan meninggalkan kamar Krystal dan sang pemilik kamar yang sudah terlelap.
Joshep menuruni tangga, melihat mami Krystal duduk di sofa sambil merenung. Dari wajahnya terlihat cemas.
Joshep tau apa yang dicemaskan wanita paruh baya itu.
"Tante..."
"Joshie, Krystal kenapa? Dia sehat-sehat saja kan, nak?"
Apa yang harus aku katakan ya Tuhan.. aku tak mau orang di depanku ini khawatir dan cemas.
"Tidak apa, hanya kelelahan saja Tante."
"Benarkah? Kau tidak bohong kan?"
Amber mengangguk dan tersenyum sambil menggenggam tangan maminya Krystal untuk meyakinkan nya.
"Aku pulang dulu ya Tante. Tenang saja dan istirahatlah. Krystal baik-baik saja."
"Baiklah."
Amber tersenyum getir ketika ia sudah menutup pintu rumah Krystal.
Ada berjuta-juta pisau yang menghujam hatinya sekarang. Sakit yang teramat dalam bila mengingat ucapan dokter dirumah sakit tadi siang.
Satu helaan nafas berat lolos dari mulut Joshep. Sambil menatap langit malam yang gelap, ia bersandar pada gerbang rumahnya.
Tuhan, jangan biarkan ini terjadi.
Aku belum siap...
Tolong...
aku masih ingin menjaganya
Mencintainya..
Menjadikannya teman hidupku dan ibu bagi anak-anakku kelak.
.
.
.
.
.Tbc~
Sorry for late late late update gaess.. biasa gw lg sok sibuk wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Oleander { Olivia & Alexander }
Hayran KurguKisah persahabatan Krystal Olivia Gunawan & Joshep Alexander Pratama, Si Queen Ice dan The Most Wanted Boy KryBer Indonesia ver. Officially written by: Rahel Karim