6. Terima kasih, kak Devin

320 61 10
                                    

Pagi ini Krystal masuk ke sekolah dengan wajah yang lesu. Setelah kemarin ia gagal diterima menjadi seorang aktris.

Ia berjalan menuju kelasnya dengan gontai,

"Krys.."
Panggil Joshep pada Krystal yang sedang berjalan sambil menunduk.

"Jangan takut, jika ada yang mengganggu atau meledek lu nanti, gue pastikan orang itu habis ditangan gue saat itu juga. Sebut aja nama gue tiga kali."
Ucap Joshep meninju telapak tangannya dan wajahnya yang dibuat garang.

Krystal terkekeh, hal yang jarang ia lakukan disekolah. Dan itu pasti karena Joshep yang membuatnya terkekeh maupun sampai tertawa.

Hanya sahabatnya itu yang bisa membuat dirinya dengan lepas mengekspresikan perasaannya. Membuat moodnya membaik.

"Nah gitu dong.. Senyum.. Itu baru sahabat gue."
Ucap Joshep mengacak rambut Krystal.

"Ih.. Jangan diberantakin, Josh! Kebiasaan deh lo."
Ucap Krystal cemberut seperti anak kecil.

Joshep hanya terkekeh, lalu ia pamit untuk pergi kekelasnya. Krystal pun memperbolehkannya.

***

Bel istirahat pun berbunyi, biasanya Krystal akan pergi kekantin bersama Joshep tapi karna sedang tidak dalam mood yang baik dan Joshep juga sedang dipanggil guru untuk membicarakan perlombaan basket tingkat nasional tahun ini, akhirnya ia berinisiatif untuk menyendiri dirooftop sekolah.

Tempatnya dan Joshep kalau sedang bolos pelajaran. Tempat privasi nya bersama sahabatnya, Joshep. Selain taman belakang sekolah.

Sahabatnya itu memang sudah biasa dicari tiap hari. Bahkan banyak yang mencarinya. Mulai dari guru, adik kelas, kakak kelas, ketua osis sampai fans-fans nya.

Berbeda dengan Krystal yang hanya dicari oleh beberapa guru ataupun cowok-cowok yang mengejar cintanya saja. Tidak spesial.

Dia memang tak seterkenal sahabatnya, Joshep. Ia hanya murid biasa yang hanya punya kemampuan di bidang matematika ataupun sains.

Makanya ketika dicari oleh guru, Krystal sangat mudah ditemukan. Saat dicari oleh para cowok, Krystal dapat menghindari mereka dengan lihai. Bahkan tidak diketemukan.

Biasanya sekarang ia akan ke taman belakang sekolah membuat perahu kertas. Joshep lah yang selalu meminta hal itu. Karna ditaman belakang sekolah ada kolam kecil, jadi ia suka menaruh perahu kertas hasil buatan tangan Krystal dikolam itu.

Bahkan Joshep sangat terlihat seperti anak kecil jika sudah dibuatkan perahu kertas oleh Krystal.

"Tuhkan lucu.. Krys.."
Ucap Joshep yang suaranya dibuat seperti anak kecil.

Krystal akan tersenyum senang bila mengingat tingkah sahabatnya itu. Memang sahabatnya yang satu itu tau cara membuatnya senang dan tidak badmood lagi.

Sahabatnya itu juga biasanya akan menyanyikan lagu untuknya dengan diiringi gitar yang ia ambil dari ruang musik untuknya jika Krystal sedang bosan atau sedih.

Suara Joshep memang bagus, suaranya yang agak serak-serak basah membuat yang mendengarnya terpesona dan suaranya itu sangat easy-listening.

Krystal akan merasa tenang dan moodnya menjadi baik ketika Joshep mulai menyanyi untuknya.

Tapi ujung-ujungnya, Joshep akan meminta bayaran.

Huft..

Bayarannya apalagi kalau bukan minta bahkan merengek dibuatkan perahu kertas yang cukup banyak.

Tapi jika sudah begitu, Krystal pun tidak bisa menolak.

Kayak anak kecil memang..

Tapi itu kebiasaan mereka dari kecil.

Oleander { Olivia & Alexander }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang