BIRU Part 10

115 8 0
                                    

Aku memencet tombol record dan play di boomboxku bersamaan.

"Selamat pagi para pemirsa, saya, Senja Wardana, masih bersama di Berita Pagi, aktual dan terpercaya. Tiga bocah berusia 12 tahun yang telah hilang selama beberapa jam di salah satu kota provinsi di Indonesia telah berhasil ditemukan. Mereka ditemukan setelah pencarian anak hilang dilakukan oleh orang tua mereka yang..."

"Hai! Saya Agus... Test.. Satu..Dua"

"Gus!! Jangan diganggu, aku lagi bawakan berita... Tunggu giliran kamu!"

"Ah, Ok! Ok!"

"Pemirsa, sekarang kami akan menghubungi wartawan kami di lapangan untuk mendapatkan informasi mendetail tentang kejadian dua hari yang lalu... Bagus Purnama.. "

"Ya, Senja Wardana"

"Bagaimana kondisi di lapangan sekarang?"

"Baik Senja,... Sekarang saya berada di kantor polisi untuk mewawancarai dalang dari segala kekacauan yang terjadi..."

"Aku dalangnya? Kamu pelakunya Gus! Ah, gantian saya jadi wartawan"

"Tunggu... Saya wartawannya jadi saya berhak..."

"Ahh.. Kalian berdua!! Lihat, suara kalian sedang terekam di kaset, kalian harusnya serius!!

"Baiklah Senja... Di samping saya sekarang ada Pak Dirman, orang tua dari salah seorang anak yang hilang. Selamat pagi Pak..."

"Pagi...Uhuk! Huk!"

"Bapak sehat?"

"Ya Alhamdulillah... Sehat.. Kamu bagaimana? Sehat?"

"Sama seperti bapak... Cuma otak saya sedikit koslet gara-gara dihukum oleh bapak saya kemarin"

"Hahaha!" Aku dan Agus tertawa terpingkal-pingkal..

"Sapi bapak sehat?"

"Hei! Hei! Kalian berdua, S-E-R-I-U-S!"

"Ah.. Maaf, sampai di mana tadi Pak?"

"Sampai di pertanyaan tentang sapi"

Senja mengacungkan tinjunya sambil melotot. Kami berdua menyengir tanpa dosa.

"Ok, Pak Dirman, bisa anda jelaskan peristiwa yang terjadi dua hari yang lalu? Bagaimana kronologis kejadian itu?"

"Terima kasih pak wartawan... Kejadian ini berawal dari ajakan salah seorang teman anak saya yang bernama Agus. Anak saya dan anak Ibu Inda sebenarnya tidak berminat untuk mengikuti rencana bodoh bocah tengik itu..."

"Tunggu! Tunggu dulu... Ini kenapa saya dihina-hina di sini?"

"Ehh.. Kok bapak wartawan tersinggung?"

"Oh ya, saya lupa... Lanjutkan"

Senja menahan tawanya. Dia cekikikan.

"Jadi pada waktu kejadian itu mereka bepergian ke kota provinsi dengan menumpang mobilnya Mas Udin..."

"Mas Udin yang sudah mentraktir kita es mambo itu ya?"

"Gus... yang seriuss"Senja menimpali.

"Mereka diberikan waktu tiga jam untuk menikmati jalan-jalan di kota dan bapak wartawan tahu? Ada seseorang yang baru pertama kalinya menaiki lift, karena saking gembira, dia mencoba lift itu berkali-kali..."

"Dan membuat pak satpam gedung marah-marah" Agus menimpali.

"Hahahah!"

"Ahh.. Kalian..." Senja cemberut.

BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang