Hati-hati ada typo guys :)
Prolog
Flaya siuman setelah melewati hampir 2 jam pingsan. Dia bangun di sebuah rungan bernuansa putih yang dilengkapi P3k dan seseorang berdiri disudut ruangan sedang merapihkan sesuatu yang Flaya tidak tau.
Flaya mencoba bangun dari posisinya dan langsung dapat perhatian dari perempuan yang sedang melakukan kegiatan itu. Ternyata perempuan tersebut Vina adik kelasnya yang diangkat menjadi petugas UKS.
"Kakak udah bangun, sini aku bantu. Kakak mau minum?" Vina membantu memapah Flaya yang ingin duduk dan memberikan segelas air putih.
"Makasih Vina." Dua kata yang berhasil keluar dari bibirnya walaupun dengan suara yang masih serak khas orang bangun tidur.
Mereka saling tersenyum hangat sampai wanita setengah baya masuk keruangan dan Vina pergi karna merasa tugasnya sudah selesai. "Apa kamu baik-baik saja Aya?" Tanya bu Margaret wali kelasnya sekarang kelas dua belas IPS satu.
Flaya menajamkan ingatannya mengingat kejadian sebelum dia pingsan. Dimana dia merasa mual dan izin pada guru untuk ke toilet, disaat Fla ingin balik ke dalam kelas ia mengalami pusing dan tidak lama kemudian semuanya gelap. Hanya sampai sana ingatannya.
"Saya gak papa kok bu. Tapi saya boleh minta sesuatu ?" Tanya Flaya dengan menunduk.
Bu Margaret mengelus kepalanya, "mau minta apa Aya?" Lembutnya sentuhan dari bu Margaret mengingatkannya pada ibu nya.
"Aku... Aku... Mau minta Mr Jansen untuk kemari. Temenin saya." Flaya makin menundukkan kepalanya.
Malu. Satu kata itu yang membuat dia semakin menundukkan kepalanya.
Raut muka Bu Margaret berubah menjadi rasa ingin tau dan kaget juga mungkin. "Untuk apa nak? Lagi juga Mr Jansen belum datang karna dia baru mengajar nanti malam."
"Tapi saya mohon bu. Saya ingin dia ada di sini. Ibu punya nomor telponnya? Saya minta bu biar saya yang menelpon dia." Flaya gigih untuk memanggil Mr Jansen untuk datang, ia menginginkan pelukan dari orang tersebut.
30 menit berlalu.
Seorang pria berkisar umur 24 tahun berjalan mendekati UKS sekolah Star Nation High School. Sesampainya dia di depan ruangan tanpa mengetuk pintu langsung masuk kedalam membuat semua yang ada di dalam tertuju pada nya.
"Kamu kenapa?" Dia masuk dan duduk di pinggir ranjang dekat dengan Flaya. Flaya mendekat dan langsung memeluk tubuh ramping nan sexy itu, Jansen membalas dengan mengelus puncak kepala Flaya.
Dengan tiba-tiba Flaya menangis sesenggukan di dalam pelukan Jansen. Ia ingin membicarakan sesuatu yang selama ini dia rahasiakan dari semua orang bahkan hanya dia dan tuhan yang tau.
"Kamu kenapa?" Jansen mengulang pertanyaan yang sama. Dia juga terus mengelus puncak kepala Flaya dengan lembut.
"Aku... hks cuman mau kasih tau kamu kalau aku..." Flaya mengeratkan pelukannya dam mendekatkan bibirnya ke telinga Jansen, ia hanya ingin membisikkannya agar semua orang tidak tau.
"Kalau aku... Aku hamil." Setelah mengumpulkan banyak keberanian dia berhasil mengucapkan kata laknat yang tidak seharusnya, tapi apa boleh buat ini adalah salah satu accident yang membuat dia mengalami ini di umurnya yang masih terbilang muda.
Jansen terkejut dengan ucapan Flaya. "Kamu... Hamil? Dan anak itu... Anak aku?" Jansen mulai merenggangkan pelukannya mencoba mencari kebenaran dari ucapan Flaya barusan. Jansen menatap mata Flaya yang sedari tadi mengeluarkan air mata.
----
Ini cerita terbaruku lhoo
Gimana prolog nya? Bikin kaget gak?Baca, Vote and Comment.
Thanks buat yang udah Baca cerita ini.
Thanks buat yang udah Vote cerita ini.
Thanks buat yang udah Comment di sini.
Love you all.Comment dong.
Cerita ini Next or No ?👇 Vote guys Vote 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mr Jansen
RomanceFlaya si gadis periang. Berubah ketika hari yang entah buruk atau baik bagi Flaya. Hari yang membuat hidupnya tidak sama mungkin seperti hidup remaja pada umumnya. Di usianya yang masih menginjak bangku SMA ia harus menanggung hal yang mungkin san...