BAB-2

6K 88 3
                                    

Hati-hati ada typo :)

Bab 2

Sabtu, hari ini hari sabtu. Flaya kini sedang berjalan-jalan dengan kedua kakaknya. Mengelilingi mall, hampir dari jam satu siang tadi. Kini jam sudah menunjukan pukul setengah empat sore.

Tak terasa memang jika kita melewatinya dengan canda tawa. Sedari tadi banyak wanita yang menatapnya, berbeda beda setiap orang. Ada yang menatap Benci dan tidak suka, ada yang melihat iri dengan apa yang ia punya.

Tapi, itu tidak jadi masalah bagi Flaya. Mami? Mami sedang acara arisan, rumahnya pun di pakai untuk acara tersebut. Maka dari itu dari pada mereka bosan mending mereka jalan-jalan.

"Mas!" panggil Ferrel pada pelayan restoran. "Selamat siang, mau pesan apa?" wanita yang menjadi pelayan tersenyum manis kepada Ferrel.

Ferrel menyebutkan semua yang di pesan oleh Kenneth dan Flaya pada pelayan wanita itu. Setelah semuanya selsai, pelayan dengan nama Nametag, Winny pergi. Tapi baru saja setengah jalan wanita itu berbalik, Ferrel langsung melirik kearah wanita itu, pikir Ferrel saat itu mungkin ada yang salah. Tapi saat mata mereka bertemu, wanita itu langsung mengedipkan sebelah matanya lalu melenggang pergi.

Ferrel bergedik ngeri. Tawa dari kedua saudaranya pun pecah seketika. Ferrel menatap kedua saudaranya yang sedang tertawa puas. "Tawa aja lu pada." Ferrel meminum minuman yang sudah sampai duluan. "Haduhh, sabar ya, Kak," ujar Flaya yang masih berusaha menetralkan tawanya.

"Lagi juga yang gua panggil tuh pelayan cowok. Kok yang dateng malah tante girang kayak gitu sih." Ferrel jijik mengingat kejadian tadi, dia pun mengumpat tidak jelas. "Hehehe, udah terima aja. Kali aja lu jodoh sama dia, Rel." Kenneth masih tersenyum melihat mulut Ferrel yang komat-kamit tidak jelas.

"Gila kali lu, Kak. Nggak mau gua, tipe gua tuh yang mulus plus bening. Bukan kayak tante girang begitu," ujar Ferrel kesal. Kedua saudaranya masih tertawa dan sesekali menepuk dan mengelus punggung Ferrel.

*****

"Mami!" Teriak Flaya sesaat masuk kedalam rumah. Flaya melihat sekeliling rumah yang masih sedikit berantakan, sepertinya mami Gina belum selesai membereskan semuanya.

"Mami!" Kini gantian Ferrel yang berteriak. "Huss, elah pain sih pada teriak-teriak. Kalo mami ada pasti dia langsung tau kita pulang atau ngebukain pintu, kita kan tadi mencet bel dulu. Fla, telpon mami coba," ujar Kenneth panjang lebar.

Flaya dan Ferrel melongo tak percaya. Kakaknya yang satu ini bisa bicara panjang lebar juga ternyata. "Fla, telpon mami." Ulang Kenneth lagi sambil mengerutkan dahi. "Kenapa mukanya pada begitu sih?"

"Lo bisa ngomong panjang kek tadi, Neth. Oh God!! kakak gua bisa ngomong panjang juga akhirnya. Syukuran nih gue ya ampunn!" Ferrel memeluk Kenneth tiba-tiba. Kumat kan penyakit abang gue, Flaya membantin.

Dari pada menanggapi Ferrel, lebih baik Flaya menelpon maminya. "Hallo mami?" Ujar Flaya setelah tersambung.

"Hallo Fla, kenapa?"

"Mami lagi dimana?"

"Lagi diluar nih, mami ketemu temen lama gitu. Terus mami di ajak keluar, nih mami udah mau pulang kok, Fla. Kamu udah pulang emangnya?"

"Ohh, kirain kemana. Ya udah deh, aku udah di rumah kok sama Kak Kenn and Kak Ferr." Flaya menyengir setelah menyebut nama kedua kakaknya dengan cara si singkat.

"Hoh, ya udah, Fla. Bentar lagi mami sampe kok, tunggu dirumah yak. Sekalian dong, Fla, beresin rumah ya, itu belum selesai masih ada yang berantakan."

My Mr Jansen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang