BAB-1

7.7K 100 9
                                    

Hati-hati ada typo guys :)

Bab 1

Pagi hari yang indah. Flaya bangun dari tidurnya, dan seperti biasa mengawali pagi dengan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Sini sarapan dulu Fla!" panggil bibi dari ruang makan. Flaya langsung menghampiri dan memakan apa yang di buat bibi Gina.

Flaya Mily Tyra. Gadis yang kini duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Dia dirawat oleh bibi Gina dari umur 7 tahun dikala kedua orang tuanya meninggal karna kecelakaan pesawat dengan rute Belanda-Jakarta.

Flaya tinggal dikawasan Jakarta Timur, Fla juga memiliki dua kakak laki-laki. Kedua kakaknya lah yang selalu menjaga Fla dari semua pria yang hanya ingin membuat Flaya merasakan sakit hati.

Bibi Gina adalah kakak dari mama Flaya yang sudah di tinggal oleh suaminya, ia tidak memiliki anak sama sekali jadi Flaya dan kedua kakaknya memangilnya dengan sebutan mami.

"Mi, Fla pergi dulu ya bye." Flaya mengecup kedua pipi Gina dan langsung melenggang pergi keluar rumah.

•••••

Bel sudah berbunyi tiga kali menandakan agar para murid masuk dan mulai mengikuti pelajaran.

Flaya sedang fokus mencatat catatan yang diberikan bu Hartini di ganggu oleh sahabat sekaligus teman sebangkunya. "Apaan sih nyenggol-nyenggol aja? Gak liat apa orang lagi nulis." Flaya sewot karna senggolan dari Deby membuatnya harus menghapus setengah tulisannya.

"Yee, sewot aja lu lagi pms?" perkataan Deby membuat Fla memberinya tatapan tajam. "Ck, bercanda gua elah." kini Deby mulai menulis lagi setelah mengacungkan dua jadi bertanda damai.

"Anak-anak ibu tinggal dulu ya ibu ingin mempersiapkan rapat untuk melangsungkan ulangan semester. Saya serahkan semuanya kepada Flaya jangan ada yang keluar kelas, Aya ibu tinggal dulu jaga ketertiban di kelas ini ya!" tegas bu Hartini pada Flaya yang sedari tadi tengah menulis.

"Iya bu," jawab Flaya, sesaat kemudian bu Hartini keluar dari kelas.

Guru rapat untuk semester berarti Flaya harus mulai belajar dari sekarang. Flaya masih ingin mengejar beasiswa yang memang dia inginkan untuk membatu kakaknya yang bekerja keras untuk dirinya. Flaya merasa berhutang budi pada kedua kakaknya yang amat menyayanginya.

"Bebas woi. Fla bebas ya?" ujar lelaki yang paling berisik di kelas.

"Ya iya, awas lu ya sampe berisik, sampe keluar kelas, sampe~~~" Ucapan Flaya terputus karna semuanya sudah mulai riuh dan melakukan hal yang mereka inginkan.

Flaya mulai membuka buku, mulai membaca apa yang mungkin akan keluar saat ujian nanti. Flaya terkenal dengan prestasi dan juga kecantikannya, tak sedikit dari lelaki yang ada di kelas atau luar kelasnya yang mengajaknya untuk pacaran.

Tapi, Flaya masih Fokus pada prestasinya. Ia selalu menolak mentah-mentah setiap lelaki yang mengajaknya berpacaran, sama dengan Rendy. Anak most wanted sekolah yang mengejarnya meski sudah sering di tolak dengan Flaya.

"Fla, udah belajar aja lu mah. Kan masih lama," Floren yang duduk di belakang menepuk pundaknya.

"Tau lu, masih lama tar bareng kita-kita aja ya?" Cindy tersenyum sambil menaik turunkan alisnya.

"Suka-suka gua dong." Flaya mulai membalik tubuhnya mengarah ke belakang dan memulai pembicaraan, percakapan sederhana tapi menyenangkan bagi mereka.

***

"Ya, gua kerumah lu yah? Bete dirumah gua, boleh kan, ya?" Deby menggandeng tangan Flaya dan mulai gelendotan seperti monyet.

"Ya iya, tapi lepasin dulu nih tangan lo!" Flaya risih karna Deby yang sedari tadi melekat seperti perangko.

My Mr Jansen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang