Sedang Merindumu, Lagi

34 1 0
                                    

Apa kabar kamu yang ada disana, waktu telah lama memberi jarak pada kita. Kita yang dulu dekat, kini menjadi dua orang asing yang seperti tak saling mengenal lagi. Kamu mingkin sedang sibuk-sibuknya dengan pekerjaanmu atau mungkin kamu sedang minyibukkan dengan hal-hal baru. Sebenarnya aku hanya ingin memiliki waktu sejenak untuk sebuah obrolan-obrolan ringan denganmu. Hanya saja saat ini kamu seperti tak ingin aku menghubungimu. Barangkali kamu sudah tidak ingin ada pesan dariku lagi. Pikirku hanya sederhana, meskipun kita tak lagi menjadi sepasang kekasih. Aku hanya ingin menyambung silaturahmi denganmu, dengan keluargamu. Meski kita tak lagi bersama, barangkali kita bisa menjadi teman ataupun sahabat. Mungkin hanya aku yang berpikiran seperti itu, sedang kau tidak. Wajar saja jika saat ini kamu tak ingin ada pesan dariku, sebab kamu sudah berada dalam pelukan lain. Seseorang yang menurutmu berbeda, seseorang yang bagimu lebih bisa diandalkan.

Waktu telah membawamu semakin jauh, dan aku tak ingin menfhalangi jalanmu. Jalan yang telah kau pilih untuk kelanjutan hidupmu dimasa depan. Jalan yang kau pilih dengan seorang lelaki yang selalu bisa kau andalkan dimasa depan. Berkali-kali aku belajar untuk merelakanmu. Melepasmu pergi dengan cinta yang lain. Sebab, kamu berhak bahagia meski sesungguhnya aku tidak bahagia dengan keputusan itu. Kupikir semua akan baik-baik saja seperti sedia kala, sebelum kita saling mengenal. Namun, aku keliru. Melupakanmu ternyata tidak semudah itu. Disini aku sedang meeindumu, lagi. Rindu yang tak seharusnya hadir dalam benakku. Betapa egoisnya aku jika memaksamu untuk menghubungiku, sebab kau sudah menemukan pelukan baru. Aku sadar, terkadang orang yang kita cintai diciptakan Tuhan bukan untuk dimiliki. Tetapi, aku ingin Tuhan menciptakanmu untuk memilikiku.

Ketika aku sedang merasakan rindu denganmu, aku hanya ingin pergi ke tempat dimana kita menikmati waktu. Aku pergi ke kedai kopi tempat biasa kita menikmati kopi. Aku hanya ingin mengingat dimana waktu membawa kita dalam suasana yang membuat kita melupakan segala hal kegiatan dan kesibukan di kampus. Kita menikmati obrolan-obrolan ringan ditemani secangkir kopi dan beberapa potong roti bakar yang kita pesan. Wajar saja jika aku masih teringat beberapa kisah yang kita lalui, sebab tak sebentar kita menjadi sepasang kekasih. Aku masih menyempatkan waktu untuk pergi ke tempat dimana dulu kita menikmati waktu berdua. Entah wajar atau tidak jika aku masih merasakan rindu tentangmu. Rinduku selalu kusematkan dalam doa.

Heyridwan | 22/01/2018

Melupakan Sebuah Kenang [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang