9

186 25 6
                                    

Ino berlari di jalanan yang terlihat sepi sambil sesekali mengusap air matanya yang hampir jatuh. Biarkan saja Sakura pulang sendiri, toh dia sudah memberikan kunci mobilnya kepada Sakura tadi.

Rencananya pulang nanti Sakura yang akan menyetir, maka dari itu dia memberi kunci mobilnya kepada Sakura.

Setelah kejadian di mall tadi hati Ino menjadi hancur, sepertinya tak ada harapan lagi untuknya mendapatkan Sai, pemuda pucatnya. Dia harus mengalah lagi pada kakaknya.

Tutttt....tuttt....

Ponsel Ino bergetar tanda ada panggilan masuk, dia melihat nama yang tertera di layar ponselnya, Sakura.

" Ada apa Jidat? " -Ino.

" Kau ini dimana? Aku lelah mencarimu! " -Sakura.

" Aku ada urusan kau pulang sendiri saja. " -Ino.

" Kau ini bagaimana sih Babi. Seharusnya kau menemui ku dulu tau! Lagipula ini kan kunci mobilmu. " -Sakura.

" Maaf Jidat, aku terburu-buru tadi jadi tidak sempat mengambil kuncinya. Kau bawa pulang saja mobilku besok aku akan mengambilnya. " -Ino.

" Dasar kau ini! Yasudah hati-hati, jangan melakukan hal macam-macam dan naiklah taxi, bisa bahaya nanti jika kau jalan sendirian! " -Sakura.

" Iya, iya dasar cerewet! " -Ino.

Tut.

Telepon dimatikan secara sepihak oleh Ino. Walaupun dia kehilangan cintanya tapi setidaknya dia tidak kehilangan sahabatnya, dia masih punya Sakura. Sahabat satu-satunya yang dia miliki dan selalu menemaninya dalam suka maupun duka.

***

Ino berjalan tak tentu arah, dia benar-benar menyesal. Seharusnya dia melakukan perintah Sakura tadi, seharusnya dia naik taxi.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Bagaimana dia bisa pulang? Dia baru saja kehilangan dompetnya saat melamun tadi. Dan sekarang dia tidak bisa naik taxi, mau bayar pakai apa nanti?

" Astagaaa...ponsel ku kan ada di saku, aku telpon kak Samui saja. "-Ino.

Ino merogoh saku celananya dan menemukan ponsel nya. Lalu mencari nama Samui di daftar ko tak ya. Senyumnya mengembang seketika saat suara Samui menyahut dari seberang telepon.

" Kak Samui, jemput aku di....bla...bla...bla.... "- Ino.

" Tunggu sebentar jangan kemana-mana, aku dan Sai-kun akan menjemputmu. " -Samui

Deg ..

" Sai-kun belum pulang kak? " -Ino.

" Belum, dia menemaniku dulu karena kau belum pulang, lain kali kau harus hati-hati. Yasudah, kakak berangkat sekarang. " -Samui.

" Baik kak... " -Ino.

Beberapa menit kemudian sebuah mobil sport datang dari arah berlawanan lalu berhenti tepat didepan Ino.

Ino sangat senang karena yang turun adalah Sai, senyumannya mengembang begitu saja saat Sai turun dan menanyakan keadaannya.

" Apa Ino-chan baik-baik saja? Aku sangat menghawatirkanmu Ino-chan. Bagaimana bisa kau di jalan sendirian? Apa kau tak bersama Saku-chan? " -Sai.

'' Aku baik-baik saja Sai-kun, kau tenang saja. " -Ino.

Seketika senyuman Ino luntur melihat kakaknya keluar dari mobil Sai. Kenapa setiap kali dia ingin berduaan dengan Sai, kakaknya pun selalu ada dan berusaha menjadi penghalang?

" Ino! " -Samui.

" I-iya kakk... " -Ino.

" Kau ini membuat kakak repot saja, dimana si pinky itu?! " -Samui.

" Namanya Sakura kak. Aku menyuruhnya pulang dengan mobilku, sebenarnya dia tidak mau tapi aku memaksanya. " -Ino.

" Ayo pulang! " -Samui.

" Iya kakak... " -Ino.

' Sai-kun... Apa sebaiknya aku menyerah? '
.
.
.
.
.

Hay. Fang balik lagi. Maaf cuma sedikit ya. Waktu itu mau bikin yang panjang tapi ga sempet karena harus UTS. Sekarang tangan sakit buat ngetik gegara abis jatoh. Ada tiga luka sekaligus dan itu nyeri banget:'v
.
Gapapa. Yang penting fang udah usahain buat ngetik ff gaje ini.
.
Makasih buat readers yang udah ngasih support. I lop yu beibeh╥﹏╥
.
See you next time^ω^...

THE TWINS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang