10

199 24 16
                                    

' Tidak, aku tidak boleh melepaskan apa yang sudah menjadi milikku, dia telah mengambil semua yang ku punya, hak-ku, barangku, kebahagiaanku, dan cinta ku. Selama ini aku sudah mencoba bersabar, tapi sekarang aku akan menunjukkan padanya bahwa lelaki itu adalah milikku, tak ada gadis lain yang boleh mengambilnya dariku. Sai-kun, aku akan berjuang untuk mendapatkanmu. '

Matahari bersinar cerah membangunkan sang putri dari tidurnya. Ino mengusap matanya lalu melihat sekelilingnya, di kamar.

Seingatnya semalam dia masih di mobil Sai, tapi kenapa sekarang sudah berada di kamar? Mungkin penjaga atau Sai yang sudah menggendongnya.

Ino tersenyum sendiri saat membayangkan jika Sai benar-benar menggendongnya, " Pasti aku sangat senang. " -Ino.

Ino turun dari ranjangnya untuk mengambil kimono handuk-nya lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk melakukan ritual pagi-nya.

Beberapa menit kemudian Ino sudah rapi dengan seragamnya, dia sengaja berangkat pagi-pagi karena malas berdebat lagi bersama Samui. Sungguh, dia sangat kesal dengan kakak kembarnya itu.

" Jidat, jemput aku dengan mobilku. Nanti pulangnya kuantar. " -Ino.

' Siap bosque!!! ' -Sakura.

Ino menyambar tas-nya yang berada di meja belajar. Setelah berhasil melewati kamar kakaknya Ino langsung menuju dapur untuk mengambil sarapannya, " Hanya ada susu dan roti, tak apa lah. " -Ino.

Ino langsung melahap roti-nya lalu mrminum susu-nya. Oke, dia harus cepat agar tidak bertemu kakaknya, Ino yakin jika Samui akan mengomel masalah yang semalam.

Ino mengirimkan pesan untuk Sakura, agar Sakura tak membunyikan klakson mobilnya jika sudah sampai nanti. Sakura tidak membalas pesan itu tapi dia sudah membacanya, " Mungkin dia sedang menyetir. " -Ino.

Ino menynggu Sakura di teras, lima menit kemudian Sakura sampai di depan rumahnya tanpa membunyikan klakson.

" Tumben berangkat se-pagi ini. " -Sakura.

" Aku hanya tidak ingin berdebat dengan kak Samui. " -Ino.

'' Masalah Sai? " -Sakura.

" Ya begitulah, tapi keputusanku sudah bulat, aku akan berjuang untuk Sai-kun. " -Ino.

" Iya, kupikir saat ini kau harus berjuang, jangan biarkan kembaran gila-mu itu memiliki Sai seutuhnya. Aku tidak ingin sahabat barbie ku ini sedih. " -Sakura.

" Terimakasih telah memberiku semangat jidat, kau memang sahabat sejati. " -Ino.

" Itulah gunanya sahabat! " -Sakura

Tak terasa mereka sudah sampai di sekolah, Sakura memarkir mobil Ino dengan indah di parkiran.

" Ino-chan, Sakura-chan, kalian berangkat se-pagi ini? " -Sai.

" Ehh ada Sai. Iya, Ino yang meminta. " -Sakura.

" Kau tampak cantik dengan rambut tergerai. " -Sai.

Blushh...

Ino menundukkan kepalanya malu. Apa tadi? Sai memujinya, itu sangat luarrr biasaaa...

" Iya Sai-kun, aku hanya iseng. " -Ino.

" Sekarang kau terlihat lebih cantik dari kakakmu. " -Sai.

" Heyy mayat, dari dulu Ino dan Samui itu ya cantikan Ino plus, plus, plus! " -Sakura.

" Ya aku tau, tapi menurutku Samui cantik dan Ino itu imut, taoi setelah dia menggerai rambutnya dia terlihat cantik dan imut secara bersamaan. " -Sai.

" S-sai-kun ka-kau berlebihan.... " -Ino

" Hey mayat! Lihat temanku jadi gagap karena ocehanmu. Sudah Ino, kita ke-kelas saja! " -Sakura.

*****

Bel pulang sudah berbunyi sejak 20 menit yang lalu, tetapi Ino masih setia berdiri di depan pagar entah menunggu apa.

Sakura sudah meninggalkan Ino karena pulang bersama Sasuke. Sakura mengajaknya tadi dengan alasan sekalian jalan-jalan, tetapi Ino menolak dengan alasan sedang ingin sendiri. Akhirnya gadis musim semi itu mengalah, mungkin Ino sedang banyak masalah dan ingin menenangkan diri dulu.

" Seandainya aku tidak kalah cepat, hikss... Aku benar-benar mencintaimu... Hikss.. Seandainya kau tau perasaanku Sai-kun... Seandainya kakak tidak egois... Hikss.. Hikss... Pasti aku sudah mendapatkan apa yang aku inginkan saat ini. Tuhan... Kenapa kau mempermainkan takdir-ku, hikss... " -Ino.

Samui yang mendengar itu mengepalkan tangannya kuat, dia sudah menggertakan giginya. Singa betina di diri Samui sudah bangkit

" Apa kurangnya aku dimatamu Sai-kun, jelas-jelas aku lebih baik dari kak Samui. Aku lebih setia, kak Samui telah mengambil kebahagiaanku, aku benci Samui! Hikss... " -Ino.

Brakk..!!!

" Beraninya kau berkata seperti itu! " -Samui.

" Kenapa kak? Kenapa kau tidak pernah membiarkanku bahagia. Aku hanya ingin Sai-kun! Setelah itu aku tak akan meminta apapun darimu. " -Ino.

Ino tak akan kalah kali ini, dia harus berani melawan Samui. Dia tidak ingin cintanya diambil oleh Samui untuk kedua kalinya, tidak lagi.

" Kau itu sudah mulai melawanku?! Lihat saja, akan ku beri tau kaa-san. Dasar adik tidak berguna! Aku menyesal menjadi kakakmu! " -Samui

" Aku lebih menyesal memiliki saudara kembar seperti kakak, kenapa tidak Sakura saja yang menjadi kembaranku, dia lebih perhatian dan lebih bisa bersikap dewasa dari pada kakak! Kakak itu egois! " -Ino.

Samui menarik kerah baju milik Ino membuat Ino maju beberapa langkah. Oke, mereka sudah terbakar oleh emosi.

" Dengar. Aku. Tidak. Akan. Memberikan. Sai-kun. Kepadamu! " -Samui.

" Terserah apa yang akan kakak lakukan, tapi aku akan tetap mencintai Sai-kun. Dan kakak hanya penghancur hidupku! " -Ino.

" Jaga bicaramu! Aku ini kakakmu! " -Samui.

Samui mendorong Ino kebelakang, dan Ino membalas perbuatan Samui. Begitu seterusnya sampai Samui tak sadar jika dia sudah mendorong Ino terlalu kuat sampai Ino terpental ke jalan raya.

Ino meringis karena terjatuh lalu menguatkan dirinya untuk berdiri. Saat sudah berdiri tiba-tiba Ino melihat ada sebuah mobil yang sedang melaju kencang ke arahnya. Ino sudah berusaha berjalan tapi kaki nya terlalu sakit. Semakin dekatt dan akhirnyaaa....

BRAKK...!!!

" INOOOO!!! " -Samui.

( BERSAMBUNG )...

THE TWINS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang