11

183 23 5
                                    

Samui menatap pintu ber-cat putih itu dengan cemas, sedari tadi ia hanya mondar-mandir sambil menggerutu.

Oke, dia akui dia salah, seharusnya dia tidak mendorong Ino terlalu kuat. Bagaimana jika Ino terluka parah? Bagaimana jika dia amnesia? Bagaimana jika Ino...

Samui menghentikan langkahnya, mata aquamarine -nya menatap seorang pemuda bersurai jingga di hadapannya. Seketika matanya membulat, perlahan cairan bening meluncur dari mata indah Samui.

" Juugo... " -Samui.

" Samui, aku merindukanmu. " -Juugo.

Pemuda kekar yang dipanggil Juugo tadi langsung memeluk tubuh mungil Samui, dia merindukan gadisnya. Bertahun-tahun bersekolah militer di luar negeri membuat hubungannya dan Samui kian merenggang.

" Sayang, aku merindukanmu. Aku-aku... Aku sangat mencintaimu... " -Juugo.

Sai yang melihatnya dari jauh hanya tersenyum penuh arti, tak ada rasa sakit atau cemburu saat melihat Samui berpelukan dengan pemuda lain.

" Apa ini? Kenapa rasanya tidak sakit sama sekali? Mungkin benar jika aku hanya mengaguminya, bukan mencintainya. " -Sai.

Samui melepaskan pelukannya menatap Juugo penuh arti, ada kekecewaan yang terpancar dari mata biru lautnya.

" Kenapa lama sekali? " -Samui.

" Aku kan sudah bilang, aku harus menyelesaikan pendidikan militer-ku, dan saat kau sudah lulus nanti aku akan langsung melamarmu. " -Juugo.

" Ta-tapi... " -Samui

Samui melirik kanan dan kiri pertanda bingung. Gadis blonde hair itu takut jika Juugo marah mengetahui hubungannya dengan Sai.

Jujur, Juugo adalah cinta pertama Samui, tapi karena Juugo tak ada kabar sama sekali Samui berpikir jika Juugo sudah melupakan dirinya bahkan mempunyai gadis lain.

" Tapi apa, sayang? " -Juugo.

" Aku, sudah punya pacar... " -Samui.

Samui menundukkan kepalanya, dia menyesal, marah, dan ingin menangis saat itu juga. Dia sudah mengecewakan pria yang dicintainya.

Juugo mengelus pucuk kepala Samui membuat gadis itu mendongak menatap pemuda yang jauh lebih tinggi darinya itu.

" Aku tau, maafkan aku ya karena tak memberi kabar. " -Juugo.

" Aku yang salah, seharusnya aku percaya padamu, kau pernah bilang jika perasaanmu padaku tak akan pernah berubah. " -Samui.

" Baiklah, jika memang kau lebih memilih pemuda lain, aku tak apa, aku bisa mengerti. " -Juugo.

Samui menangis, ada rasa kehilangan saat Juugo mengatakan itu. Gadis pirang itu merasa bingung, di satu sisi ada Juugo yang mencintainya, di sisi lain ada Sai kekasihnya.

" Kau tidak perlu melakukan itu."

Samui menolehkan kepalanya melihat pemuda pucat yang berdiri di belakang Juugo.

" Apa maksudmu Sai- kun? " -Samui.

" Aku sadar jika selama ini aku hanya mengagumimu, aku terlihat biasa saja saat berada disisimu, tak ada debaran aneh seperti yang kurasakan saat bersama Ino- chan. Dan sekarang, kau berpelukan dengan pria lain, aku tak cemburu sedikit-pun. Dan itu membuatku mengerti, jika aku hanya mengagumimu, Samui- chan... " -Sai.

Samui yang mendengar itu merasa sedih sekaligus senang, dia sedih karena ternyata selama ini Sai hanya sebatas kagum kepadanya, dan senang karena itu tandanya Ino memiliki peluang dan hubungannya dengan Juugo akan tetap berlanjut.

Dokter sudah keluar dari ruangan tempat Ino dirawat, wajah dokter itu terlihat tenang, tidak ada raut kekhawatiran yang terpancar membuat mereka bertiga sedikit lega.

" Apa adikku baik-baik saja? " -Samui.

" Ya, hanya memar ringan, juga tulang di bagian kaki yang sedikit retak. Tapi itu tidak masalah, tak ada luka fatal. " -Dokter.

" Terima kasih, dokter. " -Sai.

Dokter itu tersenyum lalu pergi dari hadapan mereka, Samui yang tidak sabar langsung masuk ke ruang rawat Ino.

" Kakak... " -Ino.

" Istirahatlah. " -Samui.

" Kak Juugo... Sai- kun... " -Ino.

" Hai adik ipar! " -Juugo.

Ino mengeryitkan alisnya bingung, kenapa Juugo memanggilnya adik ipar seperti dulu? Padahal Samui sudah tidak ada hubungan dengan Juugo.

" Ino, apa kau mencintai Sai- kun? " -Samui.

" Umm... I-iya... " -Ino.

" Sai? " -Juugo.

" Aku tau aku memang brengsek, aku telah memainkan perasaan kalian berdua, terutama Ino- chan. " -Sai.

" Apa maksudmu, Sai- kun? " -Ino.

" Selama ini aku hanya kagum pada kakakmu, dan aku sangat bodoh karena tidak bisa membedakan antara suka dan cinta. Aku hanya menyukai Samui- chan karena dia bisa bersikap dewasa-" -Sai.

" Dan lama kelamaan aku mulai sadar, aku tak pernah merasakan debaran aneh jika bersama Samui- chan, tapi dengan dirimu. Aku tak bisa mengontrol debaran itu dan aku merasa tidak suka jika kau didekati lelaki lain-" -Sai.

" Aku bertanya pada Sasuke, apa arti semua itu. Dia menjawab jika sebenarnya aku mencintaimu, dan bukannya Samui- chan. " -Sai.

Ino yang mendengarkan itu hanya bisa menangis, akhirnya perasaannya terbalas. Sekian lama gadis itu merasakan cinta dan sakit yang bersamaan, dan semuanya baru terbalas sekarang.

" Hey adik ipar, jangan menangis. Kau akan bertambah jelek jika menangis. " -Juugo.

" Aku bahagia, kak. Akhirnya perasaanku terbalas. " -Ino.

" Jadi sekarang,  kami akan mengakhiri hubungan tak jelas kami. " -Samui.

" Jadi Ino- chan. Apa kau mau menjadi kekasihku? Maafkan aku baru bisa membalas perasaanmu. Aku sangat mencintaimu Ino- chan, tolong terimalah. " -Sai

" Tentu aku mau, Sai- kun... "

Sai memeluk Ino yang terbaring, Ino menumpahkan semua kebahagiannya.

Samui yang melihat itu ikut menangis terharu, Juugo juga memeluk Samui. Melihat kedua pasangan yang penuh dengan drama itu membuat Samui semakin merasa bersalah.

" Ino, maafkan kakak ya. " -Samui.

" Aku sudah memaafkan kakak, aku tak bisa membenci kakak, terima kasih kak. " -Ino.

' Akhirnya, akhirnya aku mendapatkan kebahagiannku. Terimakasih Tuhan, kau telah mendengar semua doa ku selama ini, dan Sai-kun, aku akan selalu mencintaimu ' -Ino.

' Aku terlaku bodoh untuk mengetahui perasaanku yang sebenarnya, maafkan aku Ino-chan. Tapi aku berjanji, setelah ini aku akan selalu mencintaimu, Hari ini dan selamanya akan terus seperti itu. ' -Sai.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yuhuu... Akhirnya kelar juga ya. Akhirnya Ino dan Sai bersatu. Chapter 12 akan jadi last chapter, jadi tunggu kelanjutannya ya.

Jangan lupa vomment ya readers yang baik hati. Terimakasih untuk kalian semua yang setia sama THE TWINS. Aku sangat menghargai kalian semua. Kalian adalah sumber semangatku untuk terus menulis.

Maafkan author yang selalu lama up nya ya...

( BERSAMBUNG... )

THE TWINS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang