18

487 89 28
                                    

"Unseen in the background, Fate was quietly slipping lead into the boxing-glove."

P.G. Wodehouse

💮💮💮💮💮

Jika kita berada dalam keadaan yang membuat kita menghabiskan waktu 24 jam yang kita miliki dengan orang yang sama, untuk rentang waktu yang cukup lama. Kira-kira apa yang akan kita rasakan?

Terbiasa? Jelas. Satu bulan bukan waktu yang singkat, bahkan jika kita memasang tameng untuk menjaga image yang kita miliki di depan orang lain pun, tameng itu tidak akan mampu bertahan dalam waktu yang lama.

Nyaman? Perasaan ini akan hadir sebagai tahap lanjutan dari perasaan terbiasa akan hadirnya orang tersebut, membuat kita merasakan perasaan ganjil jika keberadaan orang tersebut hilang dari pandangan.

Kedua hal tersebut, tentu saja memiliki dampak yang besar bagi seorang Sejeong Narya. Bayangkan saja jika seorang gadis yang sedang berada jauh dari kekasihnya, laki-laki yang biasanya menjadi tumpuan ketika ia merasa sedih ataupun sang pemberi pelukan hangat ketika Sejeong membutuhkan sedang berada jauh dari jangkauan gadis itu, membuat gadis itu merasakan perasaan kesepian dalam hatinya. Dan ketika perasaan kesepian itu datang, ada sesosok laki-laki lain yang selalu ada untuk gadis itu, bersedia memberikan sandaran dan perhatian yang dibutuhkan gadis itu yang tidak dapat diberikan oleh Seongwoo karena adanya batasan jarak, membuat gadis itu terlena.

Sejeong bukannya tidak berusaha mempertahankan kesetiannya untuk Seongwoo. Selalu dalam hati dan pikirannya ia merapalkan sebuah kalimat yang ia rasa dapat menjadi penangkal dari perasaan yang salah tersebut.

"Sejeong Narya hanya milik Seongwoo Bagaskara, always and forever."

Tapi ternyata kalimat itu sepertinya tidak cukup kuat untuk menjauhkan ia dari perasaan yang seharusnya tidak ia rasakan ketika ia sudah dimiliki lelaki lain. Memang teori yang ada tidak pernah terbukti seratus persen valid dalam praktiknya. Sekarang pertanyaannya, apakah Sejeong salah jika perasaannya kepada Daniel berubah saat ini?

Tidak. Rasa sayang tidak pernah dapat diduga kapan dan kepada siapa kita merasakannya, apalagi didukung dengan intensitas pertemuan yang tinggi, dan keadaan yang seakan mendukung keduanya untuk terjebak kedalam labirin yang tak berujung itu, mereka berdua memutuskan untuk masuk dan tersesat bersama.

💮💮💮💮💮

Sejak hari itu, hari dimana mereka berdua mulai terikat satu sama lain. Bukit ini adalah tempat yang setiap hari mereka kunjungi sebagai tempat mereka untuk kabur sesaat dan melepaskan segala status yang mereka miliki. Melarikan diri sejenak dan melupakan siapa mereka sebenarnya. Hanya ada mereka berdua disini, tidak ada Seongwoo ataupun Chungha.

Disini, Azura Sejeong Narya adalah gadis milik Daniel Hadyan Putra.

Sekarang mereka berdua sedang duduk di puncak bukit, memandang pemandangan langit dengan posisi Sejeong yang duduk diantara kaki Daniel, dengan tangan Daniel yang berada pada pinggang gadis itu memeluk sang gadis dari arah belakang. Ujung dagu Daniel ia letakkan pada bahu Sejeong, dan gadis itu bersandar pada tubuh lelaki tegap dibelakangnya.

"Sayang?" Ucap Daniel sambil mengeratkan pelukannya.

"Kenapa?"

"Udah seminggu kita kaya gini, aku bersyukur bisa milikin kamu. Tolong untuk saat ini jangan pernah lepasin tangan aku ya." Bahkan mereka berdua tidak ada yang berani mengucapkan status apa yang mereka jalani saat ini, mereka hanya berusaha menikmati waktu yang ada, mencoba merengkuh kebahagiaan yang mereka tidak tahu kapan batas waktu itu akan mencapai limitnya.

💮S E R E N E 💮 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang