il

10 2 0
                                    

Awan mendung disertai hujan lebat membuatku harus berhenti berjalan dan menunggu hujan reda.

Hahh.. Jika begini aku bisa telat mengumpulkan tugasku, ditambah aku tidak membawa payung pula.

Aku berteduh di toko kecil yang menjual aksesoris. Cukup menarik perhatianku,Kulangkahkan kakiku memasuki toko kecil tersebut

Kling....

Bunyi lonceng pintu terdengar nyaring, ketika aku membuka pintu.

"Selamat datang." ujar pemilik toko itu, aku hanya mengangguk sekali.

Aku melihat aksesoris aksesoris cantik, hingga mataku terhenti di salah satu kalung yang dihiasi dengan mata permata berwarna merah pekat. Aku terus memandangi kalung tersebut.

"apa kau menyukainya?." wanita paruh baya dengan aksen busannya bertanya padaku.

"Nde,aku menyukainya." aku tersenyum pada wanita paruh baya itu.

"Kalau begitu, aku akan memberikannya padamu." ia mengambil kalung tersebut dan menyodorkannya padaku.

"tidak bisa begitu ahjumma, Berapa harga kalung ini ahjumma?."

"Aniyaa..aku memberikan ini sebagai hadiah ulang tahunmu." ia tersenyum ramah padaku.

Ulang tahun?,bagaimana ahjumma ini tahu jika aku berulang tahun kemarin?. Isanghae...

"Woahh...Bagaimana ahjumma tahu jika aku kemarin ulang tahun?. "

"Aku tahu segalanya tentang semua orang, dan ambilah ini. Ini akan membuatmu aman." jawabnya.

Aman? Apa maksudnya?

"Apa tidak apa apa ahjumma? Bagaimana jika kau rugi?."

"Aku tidak akan rugi,masih banyak barang yang dijual, jadi mana mungkin aku akan rugi." ujar ahjumma itu.

"Bagaimana bisa,ini terlihat sangat antik dan mahal, dan ahjumma memberikannya padaku secara cuma cuma, aku kan hanya gadis biasa ahjumma." terangku panjang lebar.

"Karena itulah aku memberikannya padamu,kau adalah gadis yang sangat baik dan aku menyukainya."

"Ommo... Ahjumma ini seperti sudah sangat mengenalku, apa jangan jangan ahjumma ini peramal, Geureojyo?."

"Cepatlah ambil ini, apa kau lupa jika kau akan kuliah? Hujan sudah reda." ia menunjuk dengan dagunya.

Aku melihat kearah jalanan diluar, ia benar hujan sudah reda. Aku menerima kalung itu dan berterimakasih pada ahjumma itu lalu pergi menuju bangunan yang menjadi tempat mencari ilmu.

•••

Waktu sudah menunjukan bahwa matahari mulai naik menempati tempatnya.

Cuaca siang inipun lumayan panas padahal tadi hujan lebat. Ditambah dosen tadi memarahiku karena telat,padahalkan telatnya hanya 5 menit. Itupun karna jam tangan yang diaturnya terlalu cepat.

Hingga aku lupa bahwa dari tadi pagi aku belum mengisi perutku sama sekali. Aku beranjak dari duduk ku lalu pergi menuju kantin.

Langkah kakiku terhenti ketika seseorang berjalan dari arah berlawanan,dengan memakai pakaian yang sangat rapi ditambah beberapa buku yang ia genggam. Masalahnya bukan ia berjalan di depanku dan rapi atau tidaknya, tapi ia menatapku. Seolah olah aku mempunyai dosa yang sangat besar. Sungguh tatapannya sangat mengerikan dan mematikan. kutundukan kepalaku lalu pergi dari hadapannya.

WINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang