Chapter 2 : Angel dan Chill

26 6 17
                                    

"Sepertinya ini menarik", katanya yang terdengar seperti menyombongkan diri. Dia segera menarik rod dari punggungnya. Bentuknya seperti tongkat biasa lurus panjang dan ujungnya berbentuk seperti spiral yang ditengahnya terdapat batu putih redup.

"Dasar kau, perempuan jelek", teriakku kesal sambil berlari ke arahnya. Padahal dia tidak terlalu buruk untuk seleraku. Yah, bukan tidak terlalu buruk. Dia cukup cantik dengan rambut hitam hampir lurusnya tergerai ke belakang dan sebagian terhembus angin yang berlalu lalang.

"Hmph, kemarilah!", katanya membalas teriakanku.

Selagi aku berlari, aku mengayunkan pedangku dari atas ke bawah tetapi dengan bagian tumpulnya. Tapi sayangnya dia dapat menghindari serangan pertamaku tadi dengan cukup lihai.

"Hei, kau! Jangan terlalu lembek padaku walaupun aku seorang perempuan!", katanya setengah membentakku.

"Tch, dasar!", gumamku kesal sambil membalikkan pedangku ke bagian tajamnya. Walaupun ini pedang kayu, pedang ini dapat melukainya, bahkan pedang ini mungkin juga bisa memotong salah satu bagian tubuhnya yang tipis seperti baju dan rambutnya.

Setelah bergumam kesal tadi, aku segera mundur dan menyerangnya lagi dengan tusukan berkali kali pedang kayu ini. Tetapi setiap kali aku hampir mengenai tubuhnya, selalu ada sesuatu seperti pelindung beberapa senti dari kulitnya itu sehingga aku seperti sedang melawan sebuah batu saja.

"Hmm, dasar lemah. Sihirku yang seperti itu saja kau tidak tahu. Itu adalah 'protect'. Dasar!!", katanya mengguruiku.

"Apa katamu!!", geramku marah. "Rasakan ini!!", aku memegang pedangku dengan keras dan mengalirinya dengan sihir. Sementara anak perempuan tadi juga sedang membuat kuda kuda. Rodnya di angkat disamping badannya sambil merapalkan mantra.

Kami berdua pun berseru,"Moon Slash!!", "Firebolt!!".

"BERHENTIII !!!", tiba tiba muncullah seekor Jamur raksasa yang berteriak.

Bruak! Aku pun jatuh ke tanah karena aku tadi melompat untuk melakukan serangan sementara anak perempuan itu berhenti bergerak di tempat.

Kami berdua tiba tiba berseru,"Eh??".

"Eh??", si Jamur juga berseru pada kami.

"J-J-JAMURNYA BICARA!!", kataku berteriak. Anak perempuan itu tidak berteriak tetapi dia menunjukkan raut muka yang kelihatan seperti terkejut.

"Ah!", kata sang Jamur seperti mengingat sesuatu,"Hehehe", lanjutnya dengan tertawa.

"KENAPA KAU TERTAWA??", teriakku padanya dengan suara kesal.

"M-maaf, aku tiba tiba mengingat sesuatu", katanya gugup. "Aku hanya ingin menghentikan pertarungan tidak berguna kalian tadi", lanjutnya.

"Oh, ya? Apa kau musuh?", tanyaku padanya.

"Dan kenapa kau bisa berbicara? Bukannya para monster tidak bisa berbicara?", tanya anak perempuan itu pada si Jamur Aneh.

"Hmm, baiklah aku akan menjawab pertanyaan kalian", kata si Jamur. "Pertama, aku bukanlah musuh kalian. Dan kedua, aku bukanlah Jamur!!", katanya tegas.

"Hei, lihatlah tubuhmu. Bagaimana mungkin kau bukanlah sebuah jamur?", kataku kepadanya sambil menunjuk tubuhnya yang hanya berbentuk tangkai dengan payung di atasnya.

"WHOA!", dilihatnya tubuhnya sendiri sambil berteriak terkejut. "Kenapa aku berubah menjadi benda ini", katanya pada entah siapa sambil meraba raba tubuhnya dengan tangan kecil berwarna putih yang mencuat dari tubuhnya yang berbentuk tangkai.

Dia pun mengucapkan sesuatu, "MORPH!!". Seketika seluruh tubuhnya berpijar. Dan dari pijaran itu terbentuklah sebuah makhluk yang lebih kecil dari jamur tadi.

New FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang