Chapter 9 : Monster yang katanya Kraken

21 3 10
                                    

"Kraken?", tanya ku pada orang itu. "Kau serius?", lanjutku.

"Aku tidak terlalu tahu detail nya, tetapi seekor monster laut raksasa tiba-tiba muncul di pantai, bentuknya seperti kraken", kata nya tergesa-gesa.

"Hmm... Masih dugaan kah. Kalau begitu terima kasih", ucap ku kepada orang itu. Dia pun langsung lari entah ke mana.

"Ayo kita periksa", kata ku pada kedua partner ku.

"Baiklah!", jawab mereka berdua. "Kau yang memimpin jalan", lanjut Angel.

"Terserah. Ayo!", aku berlari ke arah laut yang diikuti oleh kedua teman ku. Jarak dari toko senjata tadi dengan pantai tidak terlalu jauh.

Grarghh!!! Terdengar suara meraung dari kejauhan. Aku menerka monster yang mereka bilang kraken itu sepertinya cukup besar dari kuat suaranya. Mendengar suara itu, kami bertiga berlari lebih cepat.

Beberapa menit berlari, kami akhirnya tiba di perbatasan pantai dengan daratan. "Whoa!", aku berteriak kaget.

Tampaklah monster mirip gurita dengan sepuluh tentakel. Entah itu tangannya ataupun kakinya, aku tidak tahu, tapi dia muncul. Ukurannya kurang lebih empat kali lipat toko senjata tadi dengan lebar nya nyaris separuh pantai itu. Bentuknya lonjong dengan sepuluh tentakel di bagian bawah. Warnanya biru tua seperti laut dalam.

Makhluk itu bergerak mendekati daratan sementara tentakel-tentakel nya menggeliat kesana-kemari.

Tentakel-tentakel nya itu berukuran lebih besar daripada ular terbesar yang pernah kulihat sampai saat ini. Untung saja tidak ada lagi penduduk yang terlihat di sepanjang pantai.

Kami berhenti di perbatasan antara pantai dengan daratan yaitu yang dibatasi dengan bebatuan yang berukuran sedikit besar.

"Hei, itu bukan kraken", kata Chill.

"Bagaimana kau tahu", tanya ku heran.

"Kraken itu monster gurita bertentakel delapan. Sementara makhluk ini memiliki sepuluh tentakel", jelas nya.

"Jadi kita apakan benda itu?", tanya Angel. Sementara aku mencoba menghitung tentakel monster itu.

"Jangan sampai dia mendekati kota. Penduduk kita pasti kerepotan jika itu terjadi", jawab Chill.

Monster itu semakin mendekat walaupun bergerak tidak terlalu cepat. Bagaimanapun juga makhluk laut tetaplah makhluk laut.

"Aku ragu kita bisa melawan makhluk ini", Angel melanjutkan.

"Apa salahnya mencoba?", aku mencoba untuk tidak mematahkan semangat mereka.

"Coba serang dia!", perintah ku pada Angel. "Kau tahu prinsip elemen kan?"

"Tentu saja aku tahu. Semua mage tahu itu".

"Ya, ya, ya", balas ku selagi dia merapalkan mantra.

Monster laut itu bergerak lambat ke arah kami. Sepertinya dia belum melihat kami akibat tubuhnya yang besar itu. Tetapi aku dan Chill tetap waspada jika saja monster itu menyerang kami. Kami melindungi Angel yang sedang merapal.

"Aku siap!", Angel segera maju mendekati monster itu.

Dia mengangkat rod nya dan berteriak, "Electric spear!".

Seperti biasa, setelah berkata begitu sihir nya pasti muncul. Dari ujung rod nya muncul lah aliran listrik berbentuk seperti tombak yang lumayan panjang [anggap satu meter]. Setelah itu Angel menggerakkan rod ke depan, maka sihir listrik nya tadi bergerak cepat ke arah monster laut itu.

New FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang