*
Seminggu kemudian...
"Presdir Choi.. tuan jimin, nona yuju sudah sadar" panik ahjumma yang keluar dari ruang rawat yuju.
"benarkah??" jawab presdir choi yang segera berlari masuk ke kamar tempat yuju terbaring.
Yuju perlahan membuka matanya, pandangannya masih sedikit silau, tatapannya terlihat bingung saat melihat beberapa orang berada di hadapannya.
"Yuju-ya, sayang, kau sudah bangun??" tanya presdir choi antusias.
Yuju hanya menatap ayahnya. Sekejap ia berusaha melihat sekeliling.
"I-ini dimana?? Kalian siapa??
**
Sementara di ruang rawat Jungkook. Jaehyun masih terdiam melihat kondisi sahabatnya itu, prihatin dan sedih itu pasti, hampir menangis bahkan. Ia hanya tak menyangka hal seperti ini bisa terjadi pada Jungkook.
"Jika kau bangun.. bagaimana aku harus menghadapimu kook" Batin jaehyun dengan air mata yang sudah ada di pelupuk.
Tak lama ia melihat jemari jungkook bergerak. Jaehyun sadar dan segera mendekat.
Jungkook memegangi kepalanya yang masih terbalut perban, baru kemudian secara perlahan ia membuka matanya.
"Kook.. kau bisa mendengarku??" tanya jaehyun.
"Jaehyun.. kau kah itu??" ucap jungkook lemah.. "Jae, kenapa disini gelap sekali?, aku tak bisa melihat apapun, kau mematikan lampunya ya?"
Jaehyun tak bisa lagi menahan air matanya. Ia hanya memeluk sahabatnya itu.
"apa yang harus kukatakan padamu kook.."
**
"Yuju-ya, ini ayah.. kau tidak mengenalku??" presdir choi mulai panik.
"A-a-ayah??" Yuju linglung karena ia tak bisa mengingat apapun.
"Iya anakku ini ayah, kau tidak ingat??" paksa tuan choi.
Yuju hanya menggeleng pelan, ia jelas berusaha mengingat tapi tak berhasil.
"emmmm sepertinya yuju terkena amnesia.. kurasa karena benturan kepalanya" ucap Jimin yang sedari tadi juga berada di sana.
Presdir choi terdiam, jelas ia sedih, putri satu-satunya itu tidak dapat mengingat dirinya. Sekejap ia berusaha tegar dan kembali bertanya pada putrinya itu.
"Yuju-ya.. jimin, apakah kau ingat jimin??" ucap presdir choi menarik tubuh jimin ke hadapan putrinya itu.
Lagi-lagi yuju hanya menggeleng pelan. "memangnya kau siapa??" polos yuju.
Presdir choi sempat kaget, tapi detik berikutnya ia tersenyum. "ini jimin, tunanganmu, kau tidak ingat??" ucap tuan choi yang sukses membuat jimin melongo.
"Tunangan?? Aku punya tunangan?"
"iya sayang, jimin tunanganmu.. iya kan jim??" presdir choi menyenggol lengan jimin.
Jimin tersadar dan dengan sigap ia menjawab "oh.. i-iya aku tunanganmu, kau benar-benar tidak ingat aku sayang?"
Cukup lama yuju melihat jimin, tapi percuma ia tak bisa mengingat apapun. "ma-maaf aku tidak ingat kau"
Jimin semakin mendekat dan saat ini ia sudah menggapai tangan yuju. "em, aku mengerti sayang, tidak apa, yang penting sekarang kau baik-baik saja" senyum jimin memeluk erat yuju.
Yuju masih canggung dengan pelukan itu, tapi ia berusaha untuk nyaman, karena yang ia tau lelaki yang memeluknya itu adalah tunangannya sendiri.
**
Flashback satu jam sebelum Jungkook sadar.
"Maaf, apakah aku bisa menemui wali dari pasien jungkook??" tanya seorang dokter pada jaehyun yang berdiri tak jauh dari tubuh jungkook yang terbaring lemah.
"em..dia yatim piatu dok, dia tidak punya siapapun.. aku saja yang menjadi walinya, aku sahabatnya" ujar Jaehyun.
"hemm begitu ya.. kalau begitu aku harus bicara denganmu, kita bicara di luar saja" ajak dokter pada jaehyun.
Keduanya sudah berada di luar ruangan dan dokter memulai pembicaraan mereka.
"begini.. temanmu mengalami benturan yang sangat keras di kepalanya akibat terhempas ke jalan, benturan itu menyebabkan kerusakan saraf yang parah pada matanya, jadi...." ucapan sang dokter terhenti.
"ja-jadi maksud dokter?" jawab jaehyun tak mengerti.
"jadi.. dengan sangat menyesal aku harus mengatakan bahwa saudara Jungkook mengalami kebutaan total, dengan kata lain ia tidak akan bisa melihat lagi...."
""A-apa??"
Jaehyun terduduk lemas di lantai, Jantungnya serasa berhenti mendengar penjelasan sang dokter, ingin menangis tapi air matanya tak sanggup untuk keluar.
Flashback End.
"Jae..." Jungkook berusaha melepaskan pelukan sahabatnya itu..
Jaehyun perlahan menarik dirinya. "kook.. aku tidak tau bagaimana harus menjelaskannnya padamu, kau..kau..." Jaehyun tak sanggup bicara lagi.
"Aku kenapa?? Katakan saja..." Nada bicara jungkook terdengar pasrah.
"Kau tidak akan bisa melihat lagi kook.. maafkan aku..." jaehyun menangis di samping jungkook.
Jungkook tersentak lemas, hancur sudah pasti, rasanya ia ingin berteriak kencang, tapi ia tetaplah jungkook dengan hati yang setegar karang.
Jungkook berusaha menahan air matanya, lalu ia mencoba meraba pundak jaehyun yang terisak di sampingnya.
"sudahlah.. aku tidak apa-apa.. kau itu sahabatku, kita berdua pria sejati kan, tidak boleh cengeng" ucap jungkook tersenyum dengan tatapan lurus ke depan.
Jaehyun menghentikan tangisnya dan kembali tegap "harusnya aku yang menghiburmu, kau memang luar biasa kook" sambungnya masih terisak.
Jungkook tetap tersenyum walau jauh di lubuk hatinya ia benar-benar hancur... detik berikutnya tiba-tiba Jungkook teringat akan suatu hal.
"Jae..... yuju,apakah dia tau???"
*
*********************
Jadi pen nangis :(
Lanjut gak chingu??
Vote and Commentnya ditunggu ya ^^
Kamsahamnida ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
For You- Sequel of Spring Day (selesai)
Fanfiction(story Complete) "Tidak ada yang bisa kulakukan lagi untukmu.. Jika dengan melepaskanmu bisa membuatmu bahagia.. itu tidak apa, karena aku juga akan bahagia untukmu"