Chapter 9. Aku bukannya ingin menyerah...

644 83 9
                                    

*

Jaehyun sibuk membereskan barang-barang yang ada di rumah Jungkook, memasukkan lembar demi lembar baju milik jungkook ke dalam tas, karena ia tau jungkook tidak akan mungkin bisa melakukannya sendiri.

Sementara Jungkook hanya bisa duduk di dekat Jaehyun. Hingga kejap berikutnya ia menghentikan aktivitas itu dan menghela berat nafasnya.

"kook.. kau serius ingin kembali ke busan??" tanya jaehyun tiba-tiba.

"em.." jawab pemuda itu singkat.

"lebih baik kau tinggal bersamaku di sini, di seoul.. jika kau di busan siapa yang akan menjagamu?.." khawatir jaehyun.

"aku tidak ingin merepotkanmu Jae, orang tuamu juga sudah kembali dari luar negeri kan? Pasti kau akan lebih sibuk dari sebelumnya.. lagipula aku bukan anak kecil yang harus dirawat atau apapun.. aku harus bisa bertahan sendiri.. sebelum ini terjadi, aku juga sudah melakukannya kan?"

"tapi keadaannya berbeda kook, jika dulu kau baik-baik saja, tapi sekarang..."

"hanya karena aku buta bukan berarti aku tak bisa melakukan apapun, di busan aku akan tinggal di rumahku dulu, tempat aku dilahirkan.. aku masih ingat setiap sudut jalan di daerah rumahku, aku bisa melakukan sesuatu disana, daripada disini akan sulit untukku bertahan" jelas jungkook.

Jaehyun kembali mengehela nafasnya "kau memang keras kepala kook.. apakah ini artinya kau menyerah? Terutama pada ...yuju.."

Jungkook terdiam sesaat.. "bukan aku yang menyerah padanya, tapi keadaan dan Yuju sendirilah yang menyerah padaku..."

"maksudmu??"

"malam itu, sebelum aku kecelakaan, aku melihat yuju bersama pria lain, aku tak ingin membicarakan apa yang kulihat.. tapi satu hal yang ku tau saat itu, bahwa itulah akhirnya.."

"kook.." jaehyun tak bisa berkata lagi.

"aku tidak bisa lagi berharap untuk akhir yang bahagia dengan Yuju.. dan aku juga sadar tidak ada yang bisa kulakukan untuknya, selain merelakannya bersama orang lain.."

Jaehyun tak bergeming.. Sementara tanpa sadar jungkook meneteskan air mata, awalnya hanya setetes tapi lama kelamaan itu terus mengalir deras. Ya.. Jungkook tak dapat menyembunyikan kesedihan hatinya lebih lama lagi.

"kook.... kau tidak merindukan dia??" .

Air mata  masih jatuh di pelupuk pipi Jungkook. "bohong jika aku bilang aku tidak merindukannya, bahkan saat ini aku sangat ingin Yuju ada di sampingku, aku ingin mendengar suaranya walau untuk yang terakhir.. tapi, menahannya disisiku, bukankah itu sesuatu yang tidak baik? Aku tidak ingin menjadi egois dengan membuat yuju menderita.."  Jungkook masih terisak sembari tangan kanannya menutup kedua matanya agar menahan air mata yang terus mengalir.

Sama halnya dengan Jaehyun yang tak sanggup meliihat kesakitan yang sahabatnya rasakan, sekuat tenaga Jaehyun berusaha menguatkan Jungkook dengan mencegah dirinya agar tak ikut menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sama halnya dengan Jaehyun yang tak sanggup meliihat kesakitan yang sahabatnya rasakan, sekuat tenaga Jaehyun berusaha menguatkan Jungkook dengan mencegah dirinya agar tak ikut menangis..

"Kajja kook... kita pergi" Ajak Jaehyun tersenyum.

**

Beberapa bulan telah berlalu.. lebih tepatnya ini adalah sebulan sebelum pernikahan Yuju dan Jimin.

Malam ini Sepasang kekasih itu sedang berada di Taman sungai Han dan duduk di salah satu bangku yang ada disana.

"Jimin-ah.. apa aku dulu sering kesini?? Maksudku sebelum aku hilang ingatan?" tanya Yuju yang bergelayut manja di pelukan tunangannya itu.

"ngggg... memangnya kenapa?" Jelas jimin bingung menjawab pertanyaan Yuju. "apa ingatannya kembali??

"tidak ada sih, ntah kenapa aku merasa aku sering berada disini dan jujur tempat ini membuatku nyaman, seperti ada sesuatu yang melindungiku disini" jawab yuju pelan.

"haha, kau ini bicara apa sih sayang... eh kita pulang yuk! Besok pagi kan kita ada fitting baju untuk pernikahan kita... aku tak sabar melihatmu menggunakan gaun itu" kekeh Jimin yang berusaha mengalihkan pertanyaan yuju.

"em.." angguk yuju tersenyum cerah. Keduanya pun beranjak pergi meninggalkan keindahan Sungai Han di malam hari.

*

Yuju merebahkan tubuhnya di atas kasur, mencoba untuk memejamkan keduanya matanya, tapi tetap saja ia tak bisa tidur.

Yuju POV

Belakangan ini selalu ada hal yang menganggu pikiranku, terurama tentang Jimin oppa, aku tau dia tunanganku..dia pria yang baik dan sepertinya sangat menyayangiku, aku sudah mencoba untuk mengingat dan berusaha untuk merasa nyaman di dekatnya, tapi ntah kenapa hatiku selalu menolak.

Sebentar lagi aku akan menikah dengannya tapi aku masih ragu, aku yakin ini pasti bukan sekedar amnesiaku, pasti ada hal lain, dan aku juga sering merasa seperti aku melupakan seseorang yang aku tidak tau siapa itu. Kepalaku terkadang ingin pecah ketika aku memikirkannya.

Karena kesulitan tidur, yuju pun memutuskan untuk membaca saja, ia pergi ke sudut ruangan kamarnya yang disana terdapat lemari yang berisi beberapa buku bacaan. Ketika mengambil buku tersebut, yuju tak sengaja menjatuhkan beberapa buku.

Dengan malas yuju merunduk untuk mengambil buku yang sudah berserakan di lantai, tapi kemudian pandangannya teralihkan oleh sebuah kotak berukuran sedang yang ada di samping lemari pakaiannya, yang ia sendiri baru menyadari keberadaan kotak tersebut. Yuju mendekat dan membuka serta melihat isi dari kotak itu.

"em??? Apa ini??"

**********************

Hayoo... itu apa coba???

Lanjut kah??

Seperti biasa Vote and Comment Juseyo ^^

Kamsahamnida^^


For You- Sequel of Spring Day  (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang