1. Terima atau tolak?

556 99 117
                                    

[Budayakan vote dan comment]

Jika aku tau pertemuan ini meninggalkan lara, lebih baik dari awal tak usah bertemu.

---

Seorang perempuan berlari memasuki sebuah gedung yang diduga adalah tempat belajar mengajar, yaitu SMA Champion.

Perempuan itu dikejar oleh lelaki yang di duga adalah teman masa kecilnya.

"Dynda! Tunggu, gue mau ngomong sesuatu sama lo,"

Seseorang terlihat sedang berlari-lari kecil.

"Apa?" ucap perempuan bernama Dynda itu.

"Lo tau nggak, kenapa lo cantik?" ucap lelaki itu.

Dynda hanya bisa mengangkat bahunya, memberi intruksi bahwa ia tidak tahu.

"Jawaban nya adalah.. karena lo nggak jelek hehe."

"Receh," ucap Dynda sembari membalikkan badan.

"Dyn!"

"Apaan sih Dyto? Gue cape gara-gara semalem!" ucap Dynda.

Dynda adalah seorang siswi SMA yang baru saja hendak memasuki kelas 11 IPA 1, yaitu kelasnya sendiri. Ia siswi yang cantik, mempunyau kulit putih pucat, dengan senyum yang manis dan baru dinobatkan sebagai 'Queen' di acara ulang tahun sekolahannya tadi malam.

Dan, lelaki bernama Dyto adalah teman masa kecilnya yang diam-diam menyimpan rasa untuk Dynda. Sekaligus lelaki yang baru saja dinobatkan menjadi 'King' di acara ulang tahun sekolahan mereka juga.

"Oke, nanti pulang sekolah gue anter lo pulang." Lalu Dyto pun beranjak pergi.

Dynda tak merespons ucapan Dyto, kemudian ia berlari menuju kelasnya dan tak butuh waktu yang lama.

"Lagian ngapain sih dia ngajakin gue balik bareng, huft," ucap Dynda pelan, sambil meletakkan tas dan mengeluarkan buku pelajaran hari ini, karena sebentar lagi bel akan segera berbunyi.

"Bukannya lo sendiri yang ngebiarin Dyto masuk ke hidup lo?" tanya Lita,
teman sebangku sekaligus sahabat Dynda sejak kelas 1 SMP dengan suara cemprengnya yang khas, lantas menambah ke imut-an cewek itu.

"Suara lo cempreng amat?" Dynda menjawab sangat malas

"Jangan coba-coba ngalihin pembicaraan kek, kalo ada apa-apa lo bisa cerita sama gue," ucap Lita.

Tak ada jawaban apapun, hingga Lita berteriak "GUE TANYA SAMA LO DYNDA VALERINA, JAWAB KEK WO?!"

"Gue lagi gamau ngomong ini ke orang lain, lo bisa ngerti kan Litaaa temen gue yang mirip sama Selena Gomez,"
jawab Dynda cukup membuat Lita memayunkan bibirnya.

Tak lama kemudian, guru Fisika masuk memberi sarapan berupa materi yang memang harus di suguhkan kepada para murid.

***

Tettt tettt
Bel istirahat berbunyi,

"Cus kantin yuk?" ajak Lita pada Dynda.

"Gassss!" jawab Dynda sambil menarik lengan Lita.

Mereka berjalan beriringan menuju kantin. Namun disaat perjalanan mereka menuju kantin, Lita bertanya sesuatu pada Dynda, "Lagian kenapa sih lo nggak pacaran sama Dyto aja? Dia kan cool mirip oppa-oppa korea?"

"Lo suka dia? Ambiiiil!"
Jawab Dynda malas.

"Ih dasar, gue kan seneng aja gitu punya sahabat yang udah gak jomblo lagi," jawab Lita.

"Lo sendiri aja jomblo, dasar." ucap Dynda sambil tertawa kecil.

"Huuuuft,"

"Hehehe,"

"Eh bentar Dyn, handphone gue ketinggalan di kelas, lo ke kantin aja dulu, ntar gue nyusul," ucap Lita dan segera berlari menuju kelasnya.

***

Dynda POV

Sesampainya di kantin, aku memilih bangku tengah sambil menunggu Lita dan Tika. Tika adalah sahabatku sejak kelas 1 SMP seperti Lita, tapi sayangnya aku dan dia beda kelas.

Beberapa detik kemudian, handphone di tanganku berbunyi, menandakan pesan baru, pesan dari Lita

"Barusan, gue disuruh ibunya Tika ngijinin dia ke walikelasnya, dia nggak masuk hari ini karena sakit, lo balik ke kelas sendiri gapapa kan?"

Aku menghela napas panjang tanpa membalas pesan tersebut,  dan aku terpaksa harus makan sendirian siang ini.

Tiba-tiba handphone ku berdering lagi,

'Open your eyes , see me, please'

Seseorang mengirimkan pesan kepadaku, tetapi aku tidak tahu dia siapa.

'Im here'

Aku mencari keberadaan orang tersebut, hingga mataku tertuju kepada seseorang siswa. Ia adalah Dyto.

Dyto melangkahkan kakinya menghampiriku, kemudian berkata, "Lo mau gak jadi pacar gue?"

Diseberang sana, aku melihat lelaki dengan gaya berandal namun cukup tampan sedang menatapku.

Kemudian, hatiku meyakinkan mulutku untuk berkata "G-g-gue mau kok jadi pacar lo,"

Dan Dyto berkata "Thanks dyn, gue nggak akan ngecewain lo." kemudian duduk di sebelahku.

Sorak para siswa dan siswi pun terdengar sangat riuh di telingaku.

Finance is DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang