Orang sakit aja banyak yang ngejenguk.
Kalo hati lo yang sakit, bakal banyak yang ngejenguk juga kok.
Tenang aja.---
Siang ini cuaca begitu cerah, dan tak terlihat mendung sama sekali. Tetapi tidak begitu cerah untuk perasaan perempuan bermata coklat itu, Dynda merasa marah dengan Jancent dan sangat canggung ketika berada di sebelah Jancent sekarang.
Jancent memilih menghampiri Dynda ke kelasnya, mengingat pesan Hanah untuk slalu menjaga dan mengantar jemput Dynda selama Eliza pergi ke Bandung.
Jancent ingin menolak karena mengingat Dynda adalah mantan kekasihnya, tetapi bagaimanapun juga ia harus menjaga dan memaksa bila Dynda menolak.
Mereka berjalan melewati koridor sekolah menuju tempat parkir, tidak ada yang memulai pembicaraan sejak Dynda keluar dari kelasnya.
Dynda memilih diam dan tidak berniat memarahi Jancent, diam adalah emas, mungkin Jancent akan meminta maaf tanpa harus dimarahi, pikir Dynda.
Saat hendak sampai ke parkiran, seseorang berhasil mendorong badan Jancent ke belakang, hingga badan tinggi Jancent terlempar ke lantai.
Dyto menggenggam pergelangan tangan Dynda yang mungil kemudian berkata, "Sayang, pulang yuk?"
Dynda tersenyum, "Yuk,"
Tak lama kemudian, Jancent berdiri dan memukul perut Dyto, hingga cowok ber alis tebal itu mundur dua langkah karena kesakitan.
"Enak aja, pukul-pukul seenaknya!" teriak Jancent, tepat di depan Dyto.
"Lo duluan yang mulai, bego!" ucap Dyto dengan tatapan tajam.
Dynda yang sedari tadi hanya diam, langsung berada di antara Dyto dan Jancent.
"Kalian bisa ga sih gausa berantem? Kalo ketauan guru gimana?" lerai Dynda.
Dyto hanya diam menatap Jancent, begitupun Jancent.
"Udah, Dyto mendingan kamu pulang aja, aku pulang sama Jancent."
Jancent tersenyum miring.
"Apa? Kamu lebih pilih bareng dia? Dia berusaha mau nikung aku Dyn!" ucap Dyto.
"Jaga omongan lo!!!"
"Kok kamu masih baik sih sama dia? Dia itu udah jahat sama kamu!" ucap Dyto.
"Udah Dyt, aku sama Jancent ada tugas kelompok sesama jurusan IPA, mendingan kita ketemu di starbucks nanti malem,"
Tentu saja Dynda berbohong, ia tidak mau Dyto terlalu possessive bila cowok berambut hitam lekat itu tahu bahwa Dynda menginap di rumah Jancent, rivalnya.
"Oke, aku jemput kamu jam setengah tujuh ya?" senyum berkembang di wajah manis Dyto.
Dynda tersenyum dan mengangguk.
"Sampai ketemu ntar malem ya!" ucap Dyto seraya pergi meninggalkan Dynda.
Dynda mendengar langkah kaki seseorang di belakangnya, dan ternyata Jancent sudah meninggalkannya dan menuju tempat motor ninja nya di parkirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finance is Devil
Teen Fiction"Kenapa kamu selalu nyalahin takdir? Padahal, kamu yang ceroboh dan cinta ke orang yang salah." -Dyto "Perasaan itu datang sendiri, bukan aku yang minta." -Dynda --- Ini bukanlah cerita awal pertemuan dua sejoli yang terjerat asmara. Cerita ini berk...