The Regret Can’t Return
Seorang gadis belia sedang berusaha merayap di tanah untuk melarikan diri. Nafasnya tersengal-sengal, ia telah lelah berusaha. Seseorang kembali menyeret kakinya ke belakang.“Jangan…, ampun…, ampuni aku, aku mohon,” pintanya.
Orang itu tak peduli dan kembali melayangkan sesuatu yang keras ke tubuh gadis itu.
BUGHHH!!!
Gadis itu berhenti bernafas, kematian menjemputnya dengan paksa.
* * *
“Pagi bos, ini daftar calon anggota tim tambahan yang kau minta kemarin,” ujar Ray seraya menyerahkan setumpuk map pada Danny.
Danny menerimanya.
“Akan kupilih satu yang terbaik. Akan kuserahkan pilihanku setelah makan siang. Usahakan mereka siap untuk panggilan interview denganku besok sore,” ujar Danny.
“Baik bos,” jawab Ray.
Telepon di meja G.D. berdering, ia mengangkatnya.
“Dawson…,” jawabnya.
G.D. mencatat apa yang dikatakan si penelepon di buku catatan kecilnya. Ia segera menutup teleponnya setelah semua telah ia catat.
“Bos, ada pembunuhan di Wirewalk Street. Seorang penjaga keamanan menemukan mayatnya di sebuah gang kecil,” jelas G.D.
“Bersiaplah, kita berangkat sekarang,” perintah Danny.
Danny membereskan mejanya dan menyerahkan map berisi berkas anggota tim tambahan ada Raz.
“Sementara waktu, tolong seleksi kelima profil ini. Pilih satu untukku. Ingat…, yang terbaik,” pinta Danny.
“Oke bos,” jawab Raz.
Lokasi mayat di temukan memakan waktu 45 menit. Danny segera menghampiri anggota tim-nya yang telah datang terlebih dahulu sebelum dirinya.
“Info apa yang kau punya Ray?,” tanya Danny.
“Namanya Anna Velvet, usianya 16 tahun. Menurut orang di sekitar sini, Anna gadis yang baik dan tak pernah bermasalah dengan hukum. Dia bekerja di sebuah toko perlengkapan olahraga, dua blok dari sini,” jelas Ray.
“Keluarga atau alamatnya?,” Danny mendekat pada mayat.
“Menurut kartu identitasnya dia tinggal di 218th street.”
“Pergilah kabari keluarganya dan mintalah datang ke kantor untuk memberi keterangan,” perintah Danny.
Ray bergegas pergi. Danny mendekat pada Dr. F. dan G.D. yang sedang memotret jasad korban.
“Apa yang kau dapatkan F.,” tanya Danny.
“Tubuh korban…,” gurau Dr. F.
Danny memberikan tatapan membunuhnya.
“Sabar bos…, jangan terlalu serius,” ujar Dr. F.
“Aku sudah cukup sabar F. Jika aku tidak sabar, aku sudah menembak kepalamu sejak tadi! Sekarang katakan padaku apa yang kau punya,” Danny memberikan senyum jahatnya.
Dr. F. tertawa.
“Oke…, korban tewas sekitar pukul 22.48 sampai 23.35 menurut kebekuan darahnya. Dia tewas akibat pukulan berulang-ulang dari benda tumpul yang memiliki karat. Aku melihat banyak goresan karat di area perutnya,” jelas Dr. F.
“Tongkat bisbol takkan berkarat. Aku akan menunggu berita selanjutnya setelah kau melakukan autopsy mayat gadis muda ini,” ujar Danny.
Dr. F. mengacungkan jempolnya. G.D. masih mengamati TKP dan mayat korban.
KAMU SEDANG MEMBACA
JASMINE [SUDAH TERBIT]
Action[COMPLETED] Beberapa Part Dihapus. Keputusan yang ku buat bukanlah sekedar lelucon belaka! Keputusanku ketika merengkuh Kevin dalam hidupku . . . Keputusanku ketika menjadi seorang Polisi . . . Dan keputusanku ketika memilih dirimu . . . Semua itu t...