CASE 6 - PART 1

665 57 7
                                    

End Of Disguise!

Seorang pria berlari seraya menarik tangan seorang wanita. Seseorang berpakaian gelap terus mengejar mereka dengan mengacungkan sebuah pistol.

“Ayo lebih cepat…, dia akan membunuh kita,” ujar si pria.

“Aku lelah…, bisakah berhenti sebentar?,” tanya si wanita.

Belum sempat si pria menjawab, sebuah letusan akhirnya terdengar dan diiringi oleh letusan lainnya.

Dorr!!!

Dorr!!!

Dorr!!!

Dorr!!!

Dorr!!!

Kedua orang yang berlari itu terkapar seketika di tanah. Keduanya tak mampu lagi berdiri. Orang yang mengejar mereka pergi dengan senyuman puas di wajahnya.

* * *

Raz duduk di tepi ranjangnya seraya menatap sebuah foto yang ia beri bingkai warna hijau zamrud. Di sana ia melihat senyum bahagia yang terpancar dari wajah Danny dan Kevin saat berfoto bersamanya di acara pernikahan Dr. F.

Pria itu tersenyum dan merasa ada yang terasa lengkap saat melihat kebahagiaan itu. Ia merasakannya juga secara tak langsung. Ia merasa nyaman saat kedua orang itu ada di sisinya. Tapi apakah ia akan mampu berharap untuk selalu merasakan kebahagiaan itu?

Raz kembali menyimpan bingkai foto itu di meja sebelah ranjangnya, dan menyimpan perasaannya dalam-dalam.

* * *

Danny menatap aneh pada Dr. F. yang pagi itu terlihat lebih tak bersemangat. Ray dan G.D. sedang meneliti kedua mayat yang ditemukan pagi itu oleh seorang karyawan swasta, sementara Ian sedang menanyai beberapa saksi.

“Serius? Kau bertampang seperti ini setelah menikah?,” ejek Danny.

Dr. F. balik menatap Danny.

“Menikahlah dan kau akan tahu rasanya berkeluarga dengan pasangan yang banyak tuntutan,” ujar Dr. F.

Danny tertawa mengejek dengan keras. Dr. F. segera menghindari Danny untuk memeriksa kedua mayat korban.

“Apa yang kita punya?,” tanya Danny pada Ray dan G.D.

“Korban kita bernama Careen Willham dan Austin Willham. Keduanya seorang pengacara di kantor advokat California. Mereka menikah sejak dua tahun yang lalu dan belum memiliki anak,” jelas Ray.

“Mereka berdua meninggal setelah terkena beberapa tembakan yang mengenai bagian dada dan leher. Jika dilihat dari hasil tembakan di tubuh korban, sepertinya pelaku menembak sambil mengejar keduanya, peluru sepertinya langsung menembus tubuh korban dari belakang,” tambah Ian.

“Hmm…, mereka pasangan yang kurang bahagia sepertinya,” ujar Danny seraya mendekat pada mayat korban.

Ray dan Ian saling pandang.

“Bagaimana kau bisa menyatakan hal seperti itu bos?,” tanya Ian.

“Dua tahun menikah dan belum memiliki anak. Mereka terlalu serius dengan pekerjaan hingga malas memikirkan keluarga yang mereka bangun,” jawab Danny.

Dr. F. menatap Danny dan mendesah dengan jengkel.

“Kau sedang menyindirku?,” tanya Dr. F.

“Kalau kau merasa tersindir, segeralah punya anak agar keluarga yang kau bangun semakin lengkap. Anak adalah salah satu hal yang bisa mempertahankan keutuhan keluarga. Sekarang jelaskan padaku apa yang kau punya tentang korban,” pinta Danny dengan manis.

JASMINE [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang