Can’t Be Change
Seorang pria keluar dari kantornya saat lewat tengah malam menuju ke sebuah mobil berwarna merah maroon. Saat ia akan membuka kuncinya, seseorang menyentuh bahunya dari belakang.“Kau! Apalagi yang kau inginkan?,” tanya pria itu.
Orang tersebut tak menjawab, ia mengeluarkan sebuah pistol dan mengarahkannya tepat di bagian dada pria itu.
Dorr!!!
Dorr!!!
Pria itu roboh bersimbah darah di aspal. Orang itu meninggalkannya.
* * *
Mobil polisi bersiaga di TKP, garis pembatas telah dipasang. G.D. memotret jasad yang di temukan terkapar di aspal tersebut. Dr. F. sedang mencatat beberapa hal yang ia lihat dari si korban. Danny tiba di TKP tiga menit kemudian. Ray dan Ian telah menanyai beberapa orang saksi.
“Info apa yang kita miliki tentang korban?,” tanya Danny.
“Korban bernama Garreth Simmons, seorang manager di perusahaan farmasi. Usianya 40 tahun,” ujar Ray.
“Tidak ada tanda-tanda perampokan. Dompet, ponsel dan laptop korban masih utuh. Seorang petugas kebersihan menghubungi 911 saat menemukannya pagi ini. Sebuah pistol di temukan tak jauh dari mayat korban,” ujar Ian.
Danny memakai sarung tangannya dan mendekat ke jasad korban. Dr. F. masih mencatat hal-hal penting.
“Apa yang kau punya F?,” tanya Danny.
“Korban meninggal sekitar pukul 02.48 hingga 03.00. Kehabisan darah adalah penyebabnya setelah dua buah peluru menembus dadanya dan sepertinya mengenai arteri jantungnya. Ada sebuah alamat yang tertulis di tangan korban, dan ada potongan kertas dari sakunya yang berisi tiga huruf, D.R.S. Aku akan menambahkan setelah melakukan autopsy,” jelas Dr. F.
“G.D. catat alamatnya dan cari tahu apa arti dari D.R.S.,” perintah Danny.
* * *
Empat jam kemudian.
“Raz, apa yang kau punya?,” tanya Danny.
“Aku memeriksa catatan keluarga Garreth Simmons, dan juga catatan keuangannya. Dia memiliki seorang saudari yang bekerja di perusahaan yang sama dengannya, namanya Dr. Bella Simmons. Garreth juga memiliki seorang kekasih bernama Cassey Hellen, mereka merencanakan pernikahan akhir bulan ini,” ujar Raz.
“G.D., kau dan Ian pergi temui Dr. Bella Simmons dan juga Cassey Hellen. Bawa mereka kemari,” perintah Danny.
“Tidak perlu memanggil Dr. Bella Simmons bos, dia sudah ada di sini untuk menemuimu,” ujar Ray.
“Kalau begitu Cassey Hellen yang harus kalian temui,” ujar Danny.
Ian dan G.D. bergegas pergi. Danny berjalan menuju ruang interogasi untuk menemui Dr. Bella Simmons.
“Dr. Bella Simmons, Aku Kapten Danniele Jasmine. Aku turut berduka atas meninggalnya saudaramu,” ujar Danny.
“Terima kasih. Yang jadi pertanyaanku adalah, bagaimana bisa adikku meninggal dengan cara yang tragis seperti ini?,” tanya Dr. Bella.
“Kami sedang menyelidikinya. Boleh aku menanyakan beberapa hal padamu dokter?,” tanya Danny.
“Tentu.”
“Apakah adikmu memiliki musuh di tempatnya bekerja, atau di lingkungannya?.”
“Tidak ada, Garreth orang yang keras, tapi dia tak pernah menyakiti orang lain. Di kantor semua orang mengenalnya dengan baik, tidak ada satupun yang membencinya,” jawab Dr. Bella.
“Akhir-akhir ini apakah anda sering berbicara dengannya?,” lanjut Danny.
“Tidak. Dia agak sibuk mempersiapkan pernikahannya hingga kami kurang berkomunikasi.”
“Saat kami menemukan jasad Garreth, terdapat sebuah alamat yang tertulis di tangan kanan korban, apakah kau tahu alamat siapa ini?,” Danny menunjukkan foto lengan garreth yang bertuliskan alamat.
“Aku tidak tahu. Kami bahkan belum pernah ke Cincinatti,” jawab Dr. Bella.
“Di saku korban ada potongan kertas berisi tiga huruf yang aku asumsikan sebagai inisial, apakah kau mengenal seseorang dengan inisial tersebut?,” Danny menyodorkan sebuah kertas dalam plastik barang bukti.
“Tidak Kapten. Sayang sekali tidak ada satupun teman, kolega, ataupun keluarga terdekat yang berinisial D.R.S.,” jelasnya.
“Anda berada di mana semalam antara pukul 02.48 hingga 03.00?.”
“Aku berada di kantor untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda. Kau bisa memastikannya pada petugas keamanan kantor dan juga petugas kebersihan. Mereka tahu aku ada di sana semalaman,” jawab Dr. Bella.
“Baiklah Dr. Bella, akan ku beri kabar lagi padamu jika sudah ada perkembangan dari kasus ini,” ujar Danny seraya menjabat tangan dokter tersebut.
Danny mengirim pesan pada Raz untuk memeriksa alibi dokter tersebut. Saat ia keluar dari ruang interogasi, Ray terlihat baru datang dan segera menemuinya.
“Aku baru saja memeriksa apartemen milik Garreth, tapi tak ada apapun di sana yang terkait dengan kematiannya,” ujar Ray.
“Alibi Dr. Bella juga telah dibenarkan oleh petugas keamanan kantor dan petugas kebersihan. Catatan keuangannya juga stabil, tidak ada yang mencurigakan. Kecuali banyaknya pengeluaran yang ia setujui, berkaitan dengan rencana pernikahannya sejak seminggu yang lalu,” tambah Raz.
“Oke…, kerja yang bagus untuk kalian berdua, teruskan mencari informasi Raz. Untukmu Ray, pergilah selidiki alamat yang ada di tangan korban,” perintah Danny.
“Baik bos,” jawab Ray.
Danny menyalakan saluran telepon 3G ke monitor. Dr. F. merespon.
“Hai Danny, aku baru saja akan menghubungimu,” ujar Dr. F.
“Tapi ternyata aku duluan yang melakukannya. Jadi…, info apa yang kau punya F?,” tanya Danny.
“Aku menemukan dua buah peluru caliber 45 yang cocok dengan pistol di TKP. Kedua peluru ini bersarang tepat di arteri jantung dan bilik jantung kirinya. Dari caranya menembak, sepertinya tersangka memiliki keahlian dalam bidang biologi, karena tembakannya sangan ampuh untuk merobohkan pria kekar seperti Garreth,” jelas Dr. F.
“Lalu apalagi?.”
“Sidik jari yang ada di pistol sudah ku analisis, tapi saat ku cari datanya dibasis data, tidak kutemukan satupun sidik jari yang cocok dengan yang aku temukan. Bisa jadi, tersangkamu memang tidak pernah mendaftarkan diri sebagai warga Negara yang sah,” Dr. F memberi kesimpulan.
“Bagaimana mungkin seseorang tidak terdaftar sama sekali?,” Danny terlihat berpikir.
“Begini saja, aku akan mengirimkan sidik jarinya ke basis datamu agar Raz bisa membantumu menganalisanya. Aku akan mengabarimu lagi jika ada perkembangan dari autopsy lanjutanku,” Dr. F. memutuskan sambungan monitor.
Danny duduk di kursinya dan membaca ulang semua catatan. Tak lama kemudian, ponselnya berdering. Dari Maya.
To be continue . . .
* * *
Lanjut???
Setuju???
Next!!!
Jgn lupa vote and comment. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
JASMINE [SUDAH TERBIT]
Action[COMPLETED] Beberapa Part Dihapus. Keputusan yang ku buat bukanlah sekedar lelucon belaka! Keputusanku ketika merengkuh Kevin dalam hidupku . . . Keputusanku ketika menjadi seorang Polisi . . . Dan keputusanku ketika memilih dirimu . . . Semua itu t...