Chapter 1

195 44 30
                                    

Membuatmu melupakan diriku adalah hal bodoh yang seharusnya tak kulakukan

~Bintang Arkenzie~
.
.
Tak perlu waktu lama untuk menyatakan bahwa aku merindukanmu

~Arkilla Carroline Bastian~

==============================

💧💧💧

"ANDRAAA..!!" teriakan dari seorang pria berwajah tampan terdengar sampai ke seluruh penjuru rumah elite itu.

Dengan tergesa-gesa, ia berlari kearah tangga yang akan menghantarkannya ke lantai dua.

Otot-otot di wajah pria itu pun sangat terlihat jelas, menandakan bahwa kini emosi nya berada di titik klimaks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Otot-otot di wajah pria itu pun sangat terlihat jelas, menandakan bahwa kini emosi nya berada di titik klimaks.
Kepalan tangan kokohnya terus ia pertahankan sampai tibalah ia di depan pintu berwarna putih bersih dengan sebuah catatan gantung bertuliskan "Prohibited entry for a man named Bintang Arkenzie"

Dengan emosi yang meluap, pria tampan itu mengetuk pintu di hadapannya dengan kasar hingga membuat orang di balik pintu itu merasa risih dan membuka pintu kamarnya.

Setelah pintu terbuka, nampaklah seorang pria manis yang kini sedang menatap pria yang telah mengganggunya dengan tatapan marah.

"Heh bangsat!!! Balikin motor gue!!! " teriakkan itu membuat Andra menutup telinganya untuk yang kesekian kalinya.

"Lo bisa ngomong santai gak sih?" cibir Andra kepada pria yang berada di hadapannya.

"Motor gue manaaaa?" tanya pria itu untuk kedua kalinya, namun kini nada suaranya lebih rendah di banding sebelumnya.

Andra menghela nafas berat lalu berkata, "Bintang, lo udah bosen hidup hah? Hampir setiap hari lo ikut balapan liar, lo gak kasian apa sama papa, dia udah ngeluarin uang yang gak sedikit demi ngeluarin lo dari penjara." ucap Andra, yang hendak menutup pintu kamarnya kembali sebelum seseorang menahannya.

"Lo gak usah sok nasihatin gue. Lebih baik lo balikin motor gue atau gak mobil kesayangan lo itu gue ancurin!" ancaman dari Bintang berhasil membuat Andra bungkam.

Sebenarnya Andra tidak peduli dengan ancaman Bintang yang akan menghancurkan mobil kesayangannya itu di bandingkan harus mengembalikan motor adiknya yang selalu membuat ulah dengan beberapa polisi lalu lintas. Namun, melihat Bintang yang emosi seperti ini membuat Andra sedikit takut jika Bintang akan membahayakan dirinya seperti saat dulu. Adiknya tersebut meledakkan tabung gas berukuran besar di tengah lapangan komplek perumahan elite itu, hingga membuat beberapa rumah disana ikut terbakar.
Ya, saat itu Bintang masih berusia 14 tahun, namun kenakalannya sangat bertolak belakang dengan anak sebaya nya. Papanya yang seringkali mendapat kabar atas perilaku anak bungsunya itu sampai kewalahan menghadapinya, di tambah banyak orang tua dari teman sekelasnya dulu yang mendatangi rumah sang miliader untuk meminta pertanggung jawaban atas tindakan anaknya yang sering membogem wajah-wajah anak tampan yang menjadi saingan di sekolahnya itu.

Titipan Bintang [on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang