Chapter 5

57 23 10
                                    

Aku harap kecurigaanku tentang hubungan kita tidaklah benar.

~Arkilla. C. B~

==============================

💧💧💧

"ITU KARENA ANDRA PERNAH NGERASAIN KASIH SAYANG SEORANG IBU!!" bentak pria muda yang tengah mengepalkan kedua tangannya itu.

"BINTANG!!!"

"Kenapa? Emang benerkan lo ga kekurangan kasih sayang nyokap?" sinis pria yang di panggil Bintang itu setelah mendengar teriakan seorang pria yang berada di depan pintu ruang kerja papanya.

"Bintang!! Udah, jangan buat emosi kakak kamu. Pergi ke kamar sekarang!" tegas papa nya.

"PAAA!!" teriak Bintang, tak terima jika papanya terus memojokan dirinya di hadapan kakanya sendiri.

Andra berdecak sebal melihat adiknya yang keras kepala,"Lo gak denger papa bilang apa? Sekarang pergi ke kamar. Jangan bikin gue nyeret lo dengan tangan gue sendiri!" jelas Andra, sambil mendekati adiknya itu.

Disisi lain, Martin hanya memejamkan matanya, pusing melihat perdebatan kedua anaknya kembali.

"Jangan sentuh gue!!" Bintang menepis kasar tangan kakaknya ketika Andra mencengkram pergelangan tangan Bintang.

"Gue gak mau jadi anjing penurut lo, Andra. Gue bakalan cari sendiri apa yang gue mau!!" ucap Bintang, menatap tajam ke arah kakaknya lalu pergi meninggalkan ruang kerja papanya itu dengan emosi yang menggebu.

"Jangan bertindak bodoh, Bintang!!" geram Andra.

Flashback Off

💧💧💧

Di ruang makanlah kini Arkilla berada, menarik kursinya yang biasa ia tempati untuk mengisi perutnya yang terus berbunyi. Sesekali,ia melihat arloji yang melingkar manis di tangannya. Jam menunjukan pukul 05.45 WIB. Arkilla mendengus kesal mengingat bahwa hari ini ia akan di sibukan oleh urusan yang berhubungan dengan mantan ketua osisnya itu.

"Tumben kamu udah siap jam segini?" heran Rissa, ketika melihat putrinya tengah duduk sendiri di kursi makannya.

"Aku ada kegiatan, ma. Mama masak apa?" tanya Arkilla, setelah melihat ibunya meletakan makanan yang di bawanya ke meja makan.

Rissa berpikir beberapa saat lalu berujar, "Ini makanan khas dari kampung si mbak, mama lupa apa namanya." ucap Rissa, seraya menatap semua makanan yang telah tersaji.

Arkilla mengerjap-ngerjapkan matanya, "Mama belajar masak? Masakan tradisional?" tanya Arkilla, mengedarkan penglihatannya ke meja makan.

Rissa terkekeh mendengar pertanyaan putrinya,"Iya, mama mikir kalo mama gak bisa terus - terusan ngandelin si mbak. Mama harus bisa bagi waktu antara berkarir dan juga mengurus keluarga." jelasnya, lalu mencium kening Arkilla.

Arkilla terharu mendengar ucapan ibunya barusan, Ibunya memang sangat sibuk menjalani bisnisnya membuka butik, sedangkan Ayahnya bekerja sebagai CEO di Bastian art property company. Keluarganya memang jarang berlibur bersama,  namun itu bukan hal penting yang harus di permasalahkan oleh Arkilla.

Titipan Bintang [on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang