Maaf....kesalahan teknis, part ini nggak sengaja kehapus😑😑
***
Sudah terhitung hampir dua jam lamanya, Sehun masih dengan posisi yang sama, duduk termenung di balkon kamar lamanya. Pikirannya melanglang buana ke segala arah tanpa mampu ia cegah. Pria itu menatap pemandangan di hadapannya, sendu.
Siang tadi, Sehun terpaksa meninggalkan Seulgi seorang diri karena ibunya merengek memintanya untuk pulang ke rumah. Tidak biasanya ibunya bersikap demikian, Sehun pun lebih memilih menemui ibunya di luar rumah. Karena rumah itu, tidak lagi menjadi tempat yang nyaman bagi Sehun beberapa tahun terakhir.
Dan kata-kata pengusik itu kembali terlontar.
“Kau sudah cukup dewasa untuk memulai sebuah hubungan dengan seorang gadis, Sehun-ah.”
Sehun tahu kata-kata itu tidak hanya sekedar tentang gadis lain yang mungkin akan memiliki Sehun kemudian hari, tapi juga tentang Seulgi yang telah memiliki hati Sehun tanpa gadis itu sadari. Ibunya paham bagaimana perasaan Sehun pada Seulgi. Hanya saja pengertian tentang Kai lah yang memiliki Seulgi saat ini terlalu frontal untuk disampaikan kepada putra semata wayangnya itu.“Eomma ingin mengenalkanmu pada Bae Joohyun, dia gadis yang menarik. Eomma yakin kau akan menyukainya.”
Matanya terpaku pada sosok dalam selembar foto yang disodorkan ibunya, tapi tatapannya kosong, tanpa minat. Hubungan? Sehun ingat terakhir kali ia mencoba berhubungan dengan seorang wanita adalah tiga tahun lalu, tapi hubungan itu segera berakhir tepat ketika hati Seulgi justru bermekaran karena pria bernama Kim Kai.
Bukan tidak mencoba, Sehun sudah mencoba berulang kali untuk menghapus perasaannya pada Seulgi. Tapi semakin ia mencoba menghapusnya, perasaan itu justru semakin mendarah daging. Sehun tahu bahwa perasaannya pada Seulgi hanya akan menyakiti gadis-gadis yang berusaha merebut hatinya. Tapi hey…siapa yang dapat mengendalikan perasaan itu?
Sehun mendesah pelan, jangankan memikirkan untuk menjalin hubungan dengan gadis lain, otaknya kini hanya dipenuhi oleh Seulgi dan Seulgi. Apalagi kondisi Seulgi saat ini jelas tidak memungkinkan baginya memikirkan nasib cintanya sendiri. Seulgi sedang sangat membutuhkannya, untuk mengobati luka hatinya akibat ulah Kai.
Ceklek.
Suara pintu terbuka membuat Sehun terlonjak, meski pelan tapi karena ia sedang melamun jadi hal itu membuatnya tersentak. Pria itu memandang sinis pria tan yang dengan berani memasuki wilayah teritorinya.
“Apa kau tidak punya sopan santun?” sindir Sehun, tentu saja maksudnya karena Kai tidak mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum ia masuk ke dalam kamar Sehun. Dan Sehun sangat tidak suka ada orang lain yang masuk ke dalam ruangannya tanpa ijin, kecuali Seulgi.
Sehun memang pria ramah tapi akan berubah menakutkan ketika seseorang mengusik ketenangannya atau menganggu kehidupan Seulgi. Dan Kai sangat memenuhi kedua kriteria itu.
“Aku sudah mengetuk pintu berulang kali.” Ujar Kai tenang. Memang benar Kai telah mengetuk pintu, terhitung sebanyak tiga kali sampai akhirnya pria itu memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan Sehun setelah memastikan pintu tidak terkunci. Tapi suara ketukan pintu itu nyatanya tidak mampu mengusik Sehun yang larut dalam lamunannya, ia mungkin tidak mendengar suara lain selain pergolakan dalam batinnya.
“Aku menemui Seulgi kemarin…” lanjut Kai, masih dengan intonasi bicara yang tenang.
Sehun membuang napas kasar. Ia tahu tentang itu, secara tidak sengaja ia melihat Kai dan Seulgi sedang terlibat pembicaraan serius di sebuah kafe tidak jauh dari kantornya. Hanya saja Seulgi memutuskan untuk menutupi pertemuan itu dan memilih untuk membohongi Sehun.
“Dia memberikan kesempatan kedua padaku.” Ada rasa bahagia terselip dalam kalimat itu, dan Sehun begitu peka terhadapnya.
Hati Sehun mencelos menyadari bahwa ada alasan di balik kebohongan Seulgi kemarin. Gadis itu tahu benar, baik Sehun maupun Chanyeol akan menentang keras keputusan Seulgi kembali pada Kai. Maka dari itu, menyembunyikannya adalah pilihan yang diambil Seulgi.
Sehun tertawa pelan, hambar dan terkesan mengejek. Masih enggan untuk menatap lawan bicaranya, karena sekali saja Sehun menatapnya, mungkin naluri alamiahnya sebagai petarung akan muncul seketika. “Lalu kau dengan bangga menunjukkan wajahmu di hadapanku?”Kali ini senyum simpul menghiasi wajah tampan Kai, merasa kemenangan telah berada dalam genggamannya, “Aku hanya meminta padamu juga Chanyeol hyung untuk menahan diri agar Seulgi tidak lagi tersakiti.”
Sial. Sial. Sial.
Emosi Sehun meledak, tidak terbendung lagi, begitu Kai keluar dari ruangannya dengan rasa percaya diri yang sangat tinggi. Sehun menendang apa pun yang terjangkau oleh kaki panjangnya, meluapkan kemarahannya, entah pada siapa. Apa pria itu mencoba mengancamnya?***
Tidak ada Sehun. Tidak ada Chanyeol. Seulgi kesepian di apartemennya sendiri, meski Sehun berjanji untuk datang segera setelah urusannya selesai tapi sampai detik ini pria itu belum juga menghubunginya. Sementara Chanyeol sudah mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menemani Seulgi saat ini. Jika saja Wendy sedang berada di Korea mungkin gadis itu tidak akan membiarkan Seulgi membunuh sepinya sendiri.
Wendy, tunangan Chanyeol itu menetap di Kanada untuk beberapa waktu sampai kondisi ayahnya membaik. Itu sebabnya pembahasan tentang pernikahan Chanyeol dan Wendy dipercepat.
Beberapa hari ini Seulgi mengabaikan pekerjaannya di butik. Butik sepenuhnya dipegang kendali oleh Sooyoung, orang kepercayaan Seulgi. Dan Sooyoung sangat bisa diandalkan dalam berbagai situasi.
Ponselnya berdering, dengan gerakan secepat mungkin, Seulgi meraih ponselnya lalu menjawab panggilan dari ujung sana dengan perasaan membuncah. Berharap orang yang ditunggunya yang menghubunginya saat ini.
“Sayang….”
Seulgi mencelos, tangannya sedikit menjauhkan layar ponsel itu dari telinganya untuk mengintip ahh bukan tapi memastikan siapa yang menyebutnya dengan panggilan itu.
Kai.Kecewa. Ya, perasaan itu yang pertama kali muncul melihat nama Kai tertera di layar ponselnya. Dengan lesu, ia kembali mendekatkan ponsel itu ke ke telinganya.
“Kau ada acara malam ini? Bisa aku berkunjung? Aku merindukanmu…”Kerutan di keningnya semakin kentara. Seulgi bingung, jelas. Ada apa dengan Kai dan tingkah manisnya? Hal aneh justru terjadi. Bukannya senang karena Kai-nya telah kembali, Seulgi justru dibuat tak nyaman dengan sikap Kai padanya.
Kenapa hal ini bisa terjadi?
Jadi sebenarnya keputusan apa yang sudah ia ambil?***
Seulgi makin galau, si Sehun dijodohin sama Irene. Gimana tuh jadinya?
Gemes nggak sih sama Seulgi? Aku sih iya #eh.
Aku nggak nyangka story ini jadi lebih panjang dari yang aku bayangkan, itu sebabnya banyak alur cerita yang akhirnya diubah. Entah feel nya masih ada atau nggak, atau justru makin membosankan. Aku minta pendapat kalian, reader-nim.
Kembali, aku ucapin makasih banget banget buat yang masih setia nunggu story abal-abal ini. Yang sekedar numpang lewat, yang kasih vote, yang comment, apa pun bentuk apresiasi kalian, makasih banget. Kalo bukan karena kalian, aku nggak yakin lanjutin story nggak jelas ini.
Semoga kalian bisa menikmati karya-karya aku selanjutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE like this
FanfictionSeulgi tidak menyadari bahwa ia menerima cinta yang begitu besar dari seseorang yang sangat dekat dengannya, sementara ia sibuk menemukan cinta yang baru.