Menuju ending, baca komentar kalian rasanya nggak tega bikin Seulgi keliatan makin bodoh karena terus diem dan nangis. Jadi aku putuskan fast update, satu atau dua chapter lagi mungkin ending.
Btw, makasih yg udah rajin vote, yg sempet comment, yg sempet baca juga makasih.
***
Oh Sehun. Wajah pria itu terus terbayang di dalam benak Seulgi setelah kepergiaannya beberapa saat lalu. Bahkan ketika pada akhirnya Seulgi mencapai kesepakatan untuk benar-benar melepaskan Kai, bayangan Sehun tidak pernah pergi. Seulgi menyesal karena Sehun datang di waktu yang tidak tepat, atau karena dari awal ia tidak menolak kehadiran Kai dengan tegas hingga Sehun terpaksa melihat Kai di apartemennya. Entahlah, bagian mana yang salah. Tapi rasa bersalah menggerogoti hatinya saat Sehun menampakkan punggungnya dan menjauh meski Seulgi memanggilnya.
Seberapa besar pengaruh Sehun dalam hidup Seulgi, jelas Seulgi tidak bisa mengukurnya atau bahkan tidak terukur. Karena jelas meski Seulgi bisa dengan tegas menolak Kai, ia yakin tidak akan bisa hidup tanpa Sehun di sisinya. Bagaimanapun Sehun adalah pria pertama yang meraihnya saat ia jatuh.
Seberapa besar tempat yang Sehun miliki di dalam hati Seulgi, jelas Sehun memiliki tempat yang spesial, yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh siapa pun bahkan oleh Kai.
Seberapa besar arti Sehun bagi Seulgi, jelas Sehun adalah segalanya bagi Seulgi.
Lalu apa lagi yang membuat Seulgi ragu? Dahulu ia bisa dengan mudah mengungkapkan perasaanya pada pria mana pun, tapi kenapa butuh waktu lama untuk Seulgi menyadari perasaannya pada Sehun?
Sudah sedalam ini, kenapa ia baru bisa menyadarinya? Seulgi merutuki kebodohannya. Apa ini Kang Seulgi? Jika ini begitu jelas kenapa kau terus menghindar dan mendatangkan masalah dengan berhubungan dengan pria lain?
Seulgi menatap figura yang ia simpan di nakas samping tempat tidurnya, ada foto dirinya dan Sehun disana. Mereka tampak bahagia. Bersama Sehun, Seulgi adalah Seulgi yang apa adanya. Bersama Sehun, kebahagiaan Seulgi terasa begitu sempurna. Lalu kenapa ia biarkan Sehun pergi saat ia masih sanggup untuk mengejarnya?
Cinta nyatanya jauh lebih rumit dari yang ia pikirkan.***
Terlambat.
Penyesalan selalu datang terlambat. Seulgi mengutuk siapa pun yang membuat ungkapan itu. Semua orang selalu mengatakan bahwa suatu hal tidak akan bisa kita rasakan jika kita tidak mencobanya, tapi jika di ujung jalan yang kita temui hanya sebuah penyesalan, kita bahkan tidak bisa kembali atau mengulanginya dari awal.
Seulgi menatap nanar kepergian Sehun. Jika ucapan Chanyeol benar, maka semuanya sudah selesai. Ini bahkan jauh lebih menyakitkan daripada kenyataan bahwa Kai telah menyelingkuhinya.
“Kenapa kau menangis kalau kau tidak memiliki perasaan apa pun padanya?” tembakan yang jitu. Bahkan di saat adik kesayangannya menangis pilu, meraung-raung, Chanyeol masih sanggup membubuhkan garam di atas lukanya.
“Seharusnya kau senang karena pada akhirnya ia bertemu gadis lain selain dirimu.” Tambah Chanyeol, kedua tangannya terlipat di dada. Acuh dengan keadaan Seulgi saat ini. Gadis itu memang terlihat menyedihkan dan akan lebih mengerikan jika yang ia lakukan hanya diam dan menangis saja.
“Sudah cukup selama ini dia hidup dalam lingkaran kehidupanmu, Sehun berhak memilih, Sehun memiliki kehidupannya sendiri.”
“Aku harus bagaimana, Oppa?” Seulgi masih terisak, ketika ditatapnya Chanyeol penuh pengharapan.
Chanyeol mendesah pelan, tidak harus menangis seperti ini jika gadis itu menyadarinya lebih cepat. Chanyeol membungkuk, meraih Seulgi dalam dekapannya. Bagaimana pun Seulgi adalah adik yang selalu ia jaga, ia tidak ingin hal sekecil apa pun melukai adiknya. “Katakan padanya apa yang kau rasakan!”
***
Sehun terdiam. Ia berungkali melihat pesan yang dikirim Chanyeol sekitar 10 menit yang lalu.
Seulgi menangis.
Hanya itu saja, tapi hal itu sangat menganggunya hingga membuatnya membeku di kursi kemudi tanpa melakukan apa pun. Seulgi-nya menangis, apa yang lebih buruk dari hal itu? Meski ada kemungkinan Chanyeol bisa saja menipunya, tapi hal apa pun yang membawa Seulgi di dalamnya adalah sesuatu yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Sehun ragu apakah ia harus kembali atau tidak, apakah Seulgi benar-benar menangis atau tidak. Kebimbangan itu yang akhirnya menahannya disini.
Awalnya Sehun benar-benar yakin untuk bertemu dengan Bae Joohyun setelah melihat Kai dengan santai berada di apartemen Seulgi, seolah tidak pernah terjadi musibah apa pun sebelumnya, lalu diperkuat dengan keberaniannya menceritakan perihal pendapat ibunya tentang Joohyun pada Chanyeol diikuti respon Chanyeol yang sepertinya ikut mendukung. Tapi begitu Seulgi muncul di hadapan Sehun siang itu, kepercayaan diri yang telah susah payah ia bangun tiba-tiba hancur begitu saja. Hanya karena seorang Kang Seulgi.
Tapi gadis itu mendukungnya untuk pergi berkencan. Hal yang membuat Sehun kesal setengah mati, dan kembali memupuk keyakinannya untuk benar-benar menemui Bae Joohyun dan mungkin mewujudkan omong kosong Chanyeol tentang pernikahan. Lalu sekarang Sehun mendapat kabar bahwa Seulgi menangis setelah dengan cerianya ia memberikan wejangan ini itu untuk kesuksesan kencan Sehun.
Gila.
Ponselnya berdering, membuyarkan lamunan lalu dilihatnya nama Kai terpampang disana. Enggan menjawab, tapi juga penasaran dengan apa yang akan dikatakan pria itu. Maka sedikit malas, Sehun membalas panggilan teleponnya.
“Aku ingin berbicara denganmu, tentang Seulgi.”
Lihat bagaimana semua orang hari ini hanya ingin membahas dan membicarakan tentang Seulgi. Lihat bagaimana menariknya seorang Kang Seulgi sehingga ia begitu mudah mendapatkan cinta dari banyak orang.
Siang ini Sehun memiliki dua janji dengan orang yang berbeda, di tempat yang berbeda pula. Sehun kembali memainkan ponselnya, mencari nama seseorang.
“Maaf, aku rasa aku tidak bisa datang hari ini.”
*
*
*Next??
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE like this
FanfictionSeulgi tidak menyadari bahwa ia menerima cinta yang begitu besar dari seseorang yang sangat dekat dengannya, sementara ia sibuk menemukan cinta yang baru.