Haiii….hai……
Gimana kabarnya, reader-nim?
Ada yang kangen aku nggak? Hehe…atau kangen story nya?
Maaf nih, agak lama update gara-gara idenya mentok. Ini juga rada dipaksain, jadi harap mempersiapkan diri kalo kelanjutan story ini nggak sesuai sama ekspektasi kalian, feel nya nggak ada, bahasanya kacau dan segala macam kekurangan lainnya.
Happy reading….***
Seulgi terkesiap melihat siapa yang berdiri di depan pintu apartemennya dengan sebuah boneka teddy bear berukuran besar, pria itu nampak tersenyum sumringah lalu mendesak masuk tanpa menunggu ijin si empunya rumah.
Kai benar-benar datang.
Kebiasaan Seulgi adalah menjadi tergesa-gesa dalam segala hal ketika ia sedang mengharapkan sesuatu. Dalam bayangannya pria dibalik bear tadi adalah Sehun. Tapi bodohnya, ia lupa bahwa Sehun tidak pernah meminta ijin Seulgi untuk masuk ke dalam apartemennya. Karena Sehun mengetahui password apartemen Seulgi.
Kai menghampiri Seulgi setelah berhasil meletakkan boneka beruang itu di sofa ruang tamu apartemen Seulgi, memeluk erat gadis itu lalu mengecup lembut puncak kepalanya.
Kai sedang dalam usahanya untuk kembali memenangkan hati Seulgi meski gadis itu mungkin telah memberinya kesempatan, tapi Kai merasa sikap Seulgi kepadanya jauh berbeda. Gadis itu menjadi lebih pendiam, bahkan hanya diam ketika Kai meminta pendapat tentang sesuatu yang berkaitan dengan hubungan mereka.
“Ada apa?” tanya Seulgi, keningnya berkerut sementara tatapannya jatuh pada boneka beruang yang nampak lunglai di sofa kesayangannya.
“Hadiah. Hadiah ulang tahun.” Masih dengan senyum lebarnya, Kai dengan bangga menunjukkan hadiah yang ia maksud, tentu saja boneka beruang yang susah payah ia bawa, “Kau suka?”
Seulgi mengangkat bahunya acuh, “Kau sudah memberikan hadiah padaku.”
Datar tapi menusuk, Kai paham betul hadiah yang dimaksud Seulgi adalah hari dimana pengkhianatannya terbongkar. Satu hari tepat setelah perayaan ulang tahun Seulgi, dimana pria itu menghilang tanpa kabar.
Seulgi nampak mengacuhkan Kai, tidak ada minat sama sekali untuk menanggapi setiap ucapan dan gurauan yang keluar dai mulutnya. Selama tiga tahun mereka bersama, Kai tidak pernah memiliki waktu seluang ini untuk Seulgi. Kenapa setelah pengkhianatan itu, Kai berubah banyak? Menjadi Kai yang sangat diinginkan Seulgi.
“Tidak perlu memaksakan diri!”
Hening. Keduanya terdiam. Tidak, lebih tepatnya Kai yang menghentikan segala macam gerakannya. Sementara Seulgi sedari tadi menyibukkan diri dengan majalahnya.Seulgi merasa tidak nyaman dengan kehadiran Kai, tentu saja. Karena bukan Kai yang ia harapkan berada disini sekarang. Oleh sebab itu ia lebih memilih untuk fokus pada majalahnya saja, beruntung karena Sooyoung mengirimkan edisi terbaru pagi ini, menolak pria itu secara tersirat.
“Ingin makan sesuatu?” tawar Kai. Pria itu gigih sekali.
“Hmm…warnanya terlalu mencolok.” Gumam Seulgi tidak jelas, ia mengalihkan pembicaraan karena tidak ingin menanggapi Kai. Biar saja pria itu bosan dan pergi dengan sendirinya, toh dia sendiri yang datang kemari.
Jika kembali pada waktu dimana Seulgi bertemu dengan Kai pertama kali sejak insiden di pusat perbelanjaan itu, Seulgi tidak ingat kata-kata mana atau tindakan mana yang membuat Kai menjadi keras kepala seperti ini. Seingatnya, Seulgi tidak memberi jawaban apa pun pada Kai. Karena memang Seulgi tidak ingin menjawabnya.
“Seulgi-ah, maaf….”
Sehun. Kalimatnya terhenti ketika pemandangan asing tersuguh di hadapannya. Nampak Kai yang terlihat asyik dengan boneka beruang besar hampir seukuran dirinya, lalu Seulgi duduk santai di sampingnya memegang sebuah majalah fashion.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE like this
FanfictionSeulgi tidak menyadari bahwa ia menerima cinta yang begitu besar dari seseorang yang sangat dekat dengannya, sementara ia sibuk menemukan cinta yang baru.