Sehun langsung menuju meja dimana seseorang sudah menunggunya. Beruntung karena ia bukanlah pihak yang harus menunggu, seharusnya ia kesal karena pria ini membuat janji secara mendadak hingga membuatnya harus membatalkan janji yang lainnya.
Ahh tidak. Sebenarnya alasan yang tepat kenapa Sehun memutuskan untuk menemui Kai adalah Seulgi. Hanya karena pria itu ingin membicarakan tentang Seulgi. Dan Sehun selalu ingin tahu apa pun mengenai gadis itu."Aku tidak suka berbasa-basi." Ujar Sehun tanpa sapaan atau kata-kata lain yang lebih sopan. Ingat, hubungannya dengan Kai memang tidak bagus. Dan menjadi lebih buruk karena Seulgi masuk ke dalam lingkaran masalah mereka.
Kai tersenyum tipis, "Seulgi menolakku. Sekuat apa pun aku mencoba bertahan di sisinya, dia tidak menginginkanku lagi."
Pria itu memberi jeda sejenak, mengamati respon seperti apa yang akan diberikan oleh Sehun. Setelah yakin bahwa Sehun kini lebih tertarik dengan ceritanya, baru Kai memulai kembali, "Aku sangat mencintai Kang Seulgi meskipun dia membenciku. Karena kau adalah orang kepercayaannya, orang yang paling dekat dengannya, bisakah aku meminta sesuatu darimu?"
Sehun mengerenyit heran. Ini kali pertama mereka berada dalam hubungan untuk saling meminta. Mereka tidak pernah sedekat itu untuk meminta sesuatu dari yang lainnya.
"Aku ingin kau menjaga Seulgi. Jangan biarkan dia terluka!"
"Aku tidak tahu pasti bagaimana perasaanmu padanya, atau perasaannya padamu. Tapi...aku merasa lebih tenang meninggalkannya denganmu." Kai menepuk pelan bahu Sehun sebelum benar-benar meninggalkan pria itu sendiri larut dalam pikirannya.
Dalam suatu peperangan, satu pihak harus menang, dan yang lain sudah pasti kalah. Kai menerima kekalahannya dengan lapang dada. Istilah cinta tidak harus memiliki memang cukup menyakitkan, tapi bila gadis yang dicintainya bahagia dengan pria lain, maka tidak ada alasan untuk tidak ikut merasakan kebahagiannya.
***
Bohong jika Seulgi baik-baik saja. Dia menangis, menangis keras di dalam hatinya. Segala sesuatu yang terlambat memang tidak pernah menyenangkan. Apa yang dia miliki sekarang setelah Sehun pergi? Seulgi bukan apa-apa tanpa Sehun.
Ya, memang benar yang dikatakan Chanyeol bahwa Seulgi seharusnya jujur pada perasaannya sendiri. Tapi masalah terbesarnya adalah dia terlambat menyadari perasaan itu karena terlalu larut dalam rasa sakit hatinya terhadap Kai. Sangat terlambat.
Selama bertahun-tahun, bagaimana bisa pria itu tetap diam? Seulgi tersenyum kecut. Kenapa Sehun begitu teguh memendam perasaannya sendiri?
Ya. Sehun jelas tidak akan mengatakan apa pun di saat Seulgi terus saja jatuh cinta dengan pria lain. Sementara Seulgi, hey...dia juga tidak bisa mengatur dengan siapa ia akan jatuh cinta, kapan ia patah hati. Sehun dan Seulgi terlalu lama bersama, terlalu terbiasa berbagi dalam segala hal, terlalu biasa hingga rasa cinta itu begitu mudah disamarkan dalam status persahabatan yang terjalin di antara mereka.
Tapi jika Sehun tidak bisa, bagaimana jika Seulgi mencobanya? Setidaknya Sehun harus tahu perasaannya meski semuanya sudah terlambat. Entah bagaimana hubungan mereka setelah itu tapi Seulgi ingin mencobanya. Jika tidak mencobanya, ia tidak akan tahu akhir kisah seperti apa yang semestinya ia dapatkan.
"Sehun-ah....bisakah kau datang?"
Pip.
Seulgi mematikan sambungan teleponnya dengan tergesa-gesa, begitu ia berhasil menyusun kalimat itu. Entah Sehun mendengarnya atau tidak, entah pria itu mengerti maksudnya atau tidak, entah pria itu masih bersama teman kencannya atau tidak, Seulgi terlalu takut mendengar jawaban Sehun.
Tapi tiba-tiba rasa sesal dengan cepat menghampirinya. Bagaimana jika apa yang akan diakui Seulgi nantinya membebani Sehun? Bagaimana jika Sehun ternyata sudah memutuskan untuk menerima Bae Joohyun? Lalu bagaimana dengannya?
"Astaga, Kang Seulgi! Apa yang harus kau katakan padanya nanti?!"
Wajahnya kusut, pikirannya juga kusut, keadaannya lebih kusut lagi. Apa ia kembali menjadi gadis bodoh? Ahh...apa ini Kang Seulgi, kau membunuh rasa percaya dirimu sendiri? Tapi bagaimana jika Sehun menolak?
Seulgi menggelengkan kepalanya, merasa dirinya terbelah menjadi dua membentuk dua kubu yang saling berlawanan. Antara iya atau tidak. Sekarang atau tidak sama sekali.
Ayo Kang Seulgi, kau harus bisa melakukannya. Tekad Seulgi dalam hati, kedua tangannya mengepal memberi kekuatan pada dirinya sendiri. Menyatakan perasaan terlebih dahulu bagi seorang wanita bukan perkara mudah. Setidaknya siapkan diri dulu untuk kemungkinan terburuk, begitu pikir Seulgi.
*
*
*Yang bahagia gara-gara kencannya Sehun sama Irene batal hayoo angkat tangan!!
Akhirnya Seulgi mau jujur tentang perasaannya sama Sehun, kira-kira Sehun nerima Seulgi nggak ya?
Jangan lupa ya, "Pembaca bijak, tinggalkan jejak!"

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE like this
FanfictionSeulgi tidak menyadari bahwa ia menerima cinta yang begitu besar dari seseorang yang sangat dekat dengannya, sementara ia sibuk menemukan cinta yang baru.