Enjoy this story!
*
*
*Kai tidak langsung meninggalkan Seulgi meski gadis itu meminta waktu untuk sendiri. Sejujurnya ada banyak hal yang perlu dibicarakan, dan harus. Gadis itu tidak bisa terus diam dan membuat posisi Kai semakin serba salah. Seulgi menolaknya lewat sikapnya, tapi Kai ingin Seulgi bicara dan benar-benar menolaknya secara verbal agar semuanya lebih jelas.
"Kita bicara sebentar, aku mohon!" Kai mengetuk pintu kamar Seulgi yang tertutup rapat. Tidak ada suara dari kamar itu, hening. Tapi Kai yakin bahwa Seulgi masih mendengarkannya.
"Baiklah, tidak perlu membuka pintu. Tapi...dengarkan aku, oke?"
Masih tidak ada jawaban. Pria itu menarik napas dalam sebelum kembali memulai pembicaraan atau mungkin bermonolog dengan dirinya sendiri jika masih tidak ada respon, "Aku benar-benar menyesal tentang Soojung. Aku sadar bahwa bagaimana pun hubunganku dengan Soojung adalah kesalahan, dan aku sangat minta maaf karena itu menyakitimu. Aku....aku sendiri tidak tahu kenapa hal sebodoh ini bisa terjadi. Tapi...aku akan melakukan apa pun untuk mendapatkan maaf darimu."
Hening.
Kai menggigit bibir bawahnya, ragu apakah ia harus melanjutkan ini atau tidak. Menebak-nebak apa yang dilakukan Seulgi di dalam sana.
"Kau bisa memaki atau memukulku, tapi aku mohon bicaralah padaku, bear!" pintu Kai memohon. Mungkin ini hukuman untuk kebodohannya, tapi ia juga butuh kejelasan untuk mendapatkan hukuman yang lebih setimpal.
"Seulgi-ah...aku mencintaimu, sangat." Ujar Kai lirih.
Ceklek.
Pintu terbuka, Seulgi muncul dengan mata memerah, pipinya basah oleh air mata. Tatapan kecewa, marah, sakit hati melebur di dalam iris matanya yang sebelumnya begitu cerah. Kai menyesali hilangnya binar cerah itu.
Plakk.
Plakk.
Dua kali tamparan mendarat mulus di pipi kanan dan kiri Kai. Tidak seberapa memang dibandingkan dengan rasa sakit hati yang ia buat untuk Seulgi. Dan Kai telah mengijinkan Seulgi untuk melakukan itu, maka dari itu ia hanya diam menerima bagaimana Seulgi akan meluapkan kemarahannya.
"Itu bahkan tidak cukup." Suara bergetar, menahan tangis yang mungkin sebentar lagi akan kembali pecah. Seulgi tidak lagi menangis karena Sehun juga Chanyeol berhasil membuatnya lebih nyaman. Tapi Kai kembali membuka semuanya, menjadi lebih jelas dan sangat jelas.
"Sebesar apa pun cinta yang kau bicarakan, setitik pengkhianatan saja membuat semua cinta itu hilang di mataku. Tidak ada sisanya, sedikit pun." Seulgi menggeleng pelan, "Sejak itu, kau tidak berarti apa pun lagi untukku."
Kai menunduk dalam. Tebakannya benar, tapi sebaik apa pun ia telah mempersiapkan diri, rasanya tetap saja menyakitkan jika Seulgi menolaknya langsung seperti ini.
"Jika aku bisa memperbaikki semuanya, bear...."
"Sekalipun itu bisa kau lakukan, rasanya tidak akan sama lagi."
Seulgi menatap Kai, meyakinkan diri bahwa rasanya pada Kai memang sudah hilang.Dan tiba-tiba saja rasa lega menyelimuti, ketika ia tidak mendapati debaran itu lagi di hatinya. Seulgi tersenyum tipis, ia berhasil menyingkirkan perasaan itu. Akan lebih mudah untuk menghapus rasa sakit itu jika rasa cintanya juga hilang. Biarlah Kai menjadi kenangan, meski kenangan buruk. Setidaknya Seulgi merasa bersyukur karena mengetahui perselingkuhan itu sebelum ia memantapkan diri untuk menikah dengan Kai.
Dan malam ini Seulgi meresmikan diri untuk lepas dari Kim Kai.
*
*
*Finally, bisa up lagi.
Hahaha....beberapa minggu sama sekali nggak ada pikiran buat lanjutin story ini karena sibuk beresin ini itu di rumah (rumahku kebanjiran), terus tiba-tiba dapet ilham #apalah dan lanjutlah story ini jadi makin nggak karuan.
Entahlah kenapa jadinya makin ngawur dan berantakan alurnya.
Aku ngerasa nggak enak hati kalo nggak dilanjutin karena ada beberapa #menujubanyak reader-nim yang kayaknya #semoga masih pengen baca story ini (agak berbangga diri nggak papa lah ya)Tapi makasih banyak buat yang masih setia sama story ini, yang udah vote juga comment.
Mungkin selanjutnya aku up dikit2 aja ya biar lebih cepet up lagi, cepet selesai juga story nya biar nggak ada tanggungan lagi.
Okelah, begitu aja cuap-cuap dari aku. Seperti biasa, "Pembaca bijak, jangan lupa tinggalkan jejak!"
Jejak-jejak cinta kalian punya kontribusi besar buat kelanjutan story ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE like this
FanfictionSeulgi tidak menyadari bahwa ia menerima cinta yang begitu besar dari seseorang yang sangat dekat dengannya, sementara ia sibuk menemukan cinta yang baru.