250 vote
65 komen.
🌸🌸🌸"Sudah lama, Ar?"
Sosok pria yang dari segi penampilan hampir sama dengan Hermanu tersebut menoleh dari kegiatannya menekuri majalah bisnis yang memang tersedia di atas meja di hadapannya. Seutas senyum terbit di bibir sang empunya nama yang dipanggil. Dan senyumnya semakin melebar kala Hermanu memilih duduk di sampingnya.
"Baru juga sampai, mas. Kopinya saja baru aku minum sedikit."
Hermanu mengangguk sekilas sembari menperhatikan pria yang lebih muda beberapa tahun darinya itu. "Lalu, ada keperluan apa sampai kamu datang ke sini di luar jadwal yang biasanya?"
"Di rumah sepi, mas. Kalau di kantor aku bosan ngadapin berkas-berkas melulu. Makanya aku ke sini untuk mengganggu jadwal kerjanya mas Herman."
Kepala Hermanu menggeleng pelan mendengar penuturan saudara sepupunya itu. Dari segi karakter ataupun sifat, Hermanu sudah tentu kalah dari seorang Aryaka Artayudha. Sifat Hermanu yang pendiam, berpembawaan tenang, dan membatasi diri dari yang namanya pergaulan membuat Hermanu menjadi orang yang sulit didekati. Bahkan dalam urusan percintaan pun Hermanu bisa dibilang sangat memprihatinkan. Apalagi wajahnya yang biasa saja membuat wanita-wanita cantik di masa mudanya dulu berbondong-bondong memutar haluan untuk memikat saudara sepupunya ini yang memang harus diakui memiliki wajah yang rupawan. Tak heran, dengan sifat Arya yang pandai bergaul dan lingkup pertemanan yang luas, seorang Arya dengan cepat dikenal sebagai pangeran sekaligus playboy kampus pada masa muda mereka.
Dan sekalinya Hermanu jatuh cinta, Arlita adalah sosok wanita yang membuat ia berani bersaing untuk memperebutkan cinta wanita cantik itu. Bahkan dalam persaingan yang ketat tersebut, Hermanu harus melawan saudara sepupunya ini yang memang menargetkan untuk memacari setiap wanita cantik. Untung bagi Hermanu karena Arlita adalah wanita yang tidak menilai seseorang dari segi penampilan ataupun harta. Pada akhirnya Hermanu pun berhasil mendapatkan hati wanita itu dan menikahinya setelah Hermanu lulus kuliah sekaligus menggantikan kedudukkan ayahnya di perusahaan.
"Kenapa, mas?"
Mata Hermanu mengerjap, lalu memusatkan kembali perhatiannya kepada Arya yang kini menatap ia penuh tanya. "Kenapa apanya?" tanya Hermanu balik.
"Itu... melamun terus dari tadi. Mikirin apa sih, mas?"
"Nggak mikir apa-apa. Cuma kepikiran kamu yang belum juga mau menikah lagi padahal kan istrimu sudah lama meninggal. Memangnya kau tidak bosan tidur ditemani guling sampai rambutmu banyak ubannya gitu? Kalau sakit, kamu juga nggak ada yang ngurusin."
Rentetan gerutuan Hermanu hanya ditanggapi Arya dengan kekehan kecil. Bahkan Arya memandang geli abang sepupunya itu.
"Aku serius loh, Ar!" sergah Hermanu untuk menghentikan kekehan Arya.
"Iya... maaf. Aku tau mas mengkhawatirkan aku. Tapi ya mau gimana lagi, sejak meninggalnya Ranti, aku belum kepikiran buat nikah lagi. Soalnya jatuh cinta itu tidak semudah membalikkan tangan loh, mas."
"Kita ini sudah tua, Ar. Cinta itu urusannya belakangan. Yang penting rasa nyaman dulu, supaya di usia kita yang sebentar lagi menghadap Tuhan ini, kita tidak sendirian saat menghadapi maut."
"Serem amat mas omongannya. Santai ajalah, nggak usah mikir yang berat-berat." Arya mengibaskan tangannya lalu kemudian kembali berkata dengan nada bangga, "Tentunya mas Herman nggak lupa, dalam urusan asmara khususnya wanita dan kesenangan di atas ranjang, aku ini pakarnya. Nggak kayak mas Herman yang sampai umur segini hanya pernah merasakan kesenangan dengan satu wanita saja. Kayak aku dong mas, karena sudah pernah sangat bandel di masa muda, di umur yang sudah nggak muda lagi ini aku nggak lagi memiliki penyesalan apapun. Segalanya sudah pernah aku rasakan, jadi untuk sekarang aku hanya ingin memikirkan diriku sendiri, dan menolak memikirkan hal-hal yang akan menambah keriput di wajah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Semerah Warna Cinta [TTS #3 | SELESAI]
RomanceTakluk's The series #3 -Dihapus sebagian - Sudah tersedia di google play (yang mau ngoleksi cerita babang Kevan dan akak Naya dalam bentuk ebook, sudah bisa dibeli di google play) "Kau hanyalah kepingan masa lalu bagiku. Jika dulu kau dengan mudahn...