Chapter 9

1.5K 103 5
                                    


Mila pov..

"Will you marry me?!"
Aku menitihkan air mata...
Maklum, kalo kalian pengen tau sebenarnya aku typical anak yang cengeng dan mudah sekali meneteskan air mata. Walau hanya sepele.

"Yes, I Will" ucapku lalu mengambil bunga yang ia pengang.

Ya,, Sekarang aku masih di pantai, tumben dia mengajakku kepantai? hatiku bertanya tanya dan sekarang sudah terjawab ternyata dia melamarku.

Seulas senyum merekah tertangkap oleh mata ku. Ia berdiri memelukku lalu mulai melumat bibirku dengan sayang, tanpa ku sadari aku mengalungkan leherku, uh memalukan sekali. Dia melepas pungutan bibir kami.

"Aku mencintaimu sangat." ucapnya.

"Aku juga sangat mencintaimu..." balasku.

Dia menuntunku utk duduk di bangku dekat air pantai yang tenang. Ngomong2 kenapa pantai ini sangat sepi?

"Kenapa pantai ini sepi?" pertanyaan itu lolos dengan sendirinya dari mulutku.

Lagi2 dia tersenyum. "Aku menyewanya utkmu sayang" wajah ku panas aku menunduk, wajahku pasti merah sekarang, panggilan itu memang bukan pertama kalinya utk ku, tapi entah suaranya seperti menggodaku. Apa aku Ge-er?

"Kau ini..." Aku memukul lengan nya manja. Kenapa aku seperti ini?

Utk menutupi kegugupan ku aku berdiri mendekati ombak. Melihat sunset dari dekat.

Tiba2 ada lengan kokoh yang memelukku dari belakang. Tanpa menengokpun aku tau jika ini adalah tangan kevin.

Wajahnya berada diatas bahuku. Meniup telingaku. Huh! jantungku menggila sekarang. Ditambah kini hembusan nafas nya berada di leherku. Semakin mendekat lalu menciumnya halus dan menghisapnya. Dia melakukan nya bekali kali . Rasanya panas tapi dingin, Duh aku tak bisa mengungkapkan nya dengan kata kata. Sesekali ia menggigit kissmark karya nya. Sangat perih namun nikmat. Aku menggigit bibir bawah ku takut aku mengeluarkan erangan atau desahan apapun.

Ia menghentikan aktifitas nya. Aku berbalik menatap ke arah nya entah keberanian dari mana aku mencium bibirnya dari ciuman biasa lama2 menjadi sebuah lumatan yang ganas. Aku kembali mengalungkan tanganmu karna tiba tiba saja kaki ku lemas. Lalu dia melepaskan ciumanku lagi.

Aku kesal dengan nya tiba2 saja wajahku muram. Mungkin dia menyadarinya karena mengucapkan "Apa kau marah?"

Aku malu. Masa seorang wanita marah kalau ciumannya dilepas. Harunya itu jual mahal, Bukan malah kaya tadi. Rutuknya dalam hati.

Aku menundukkan wajah ku mungkin wajah ku merona sekarang. Aku menggelengkan kepalaku kecil.

Dia mengangkat wajahku utk menatapnya. "Tidak usah malu." ucapnya lalu mengecup pipi ku yang sudah semerah tomat.

Kenapa hanya mengecup pipi saja? Aku ingin lebih!

Ups! apa kata batin ku tadi?

"Aku tidak malu." cicit ku

"Tapi pipi mu semerah tomat baby." ejeknya.

Sempat ada keheningan diantara kami. Dan dia memecahkan keheningan ini.

"Ah sudahlah. Jangan dipikirkan. Tadi aku tidak ingin kebablasan. Karena aku ingin memilikimu setelah kita resmi menjadi pasutri yang sah di mata tuhan dan negara." ucapnya.

"Aku mencintaimu."

=====°•°=====

Di dalam mobil,
Perjalanan kerumahku.
------------------------------------------

"Apa keluarga ku dan keluargamu tau tentang lamaran ini?" tanyaku menatapnya yang masih fokus menyetir.
Dia menatapku sekilas menganggukkan kepala nya lalu menatap jalanan yang lumayan padat.

"Tau. Dan kita harus menikah secepat nya karna aku sudah tidak tahan lagi." dia menepikan mobilnya.

"kenapa berhenti?"

"Gapapa." Jawabnya singkat lalu menatapku. Kini kami tatap tatapan.

"Tidak tahan apa?" tanyaku melanjutkan pembicaraan tadi. (polos amat bu..)

Kevin memutar kedua bola mata nya jengah.

"Memasuki mu." ucapnya singkat. Aku yang mengerti arah pembicaraan nya langsung memumul lengan nya.

"Dasar mesum." ucapku.

"Biar mesum, tapi kamu suka."

"Dasar P-D" ucapku langsung menghadap depan.

"Percaya Diri kunci dari kesuksesan."

"Huh teserah kamu," aku meletakkan kedua tangan ku kedepan dada.

"Jang..." ucapan nya terhenti karna tiba2 iphone nya berdering.

"Sebentar mama telfon" ucapnya.

"Hallo ma..."

"............…………………"

"Udah ini otw, sabar ngapa. Ini masih jam 7." ucapnya tidak sopan.

Aku mencubit lengan nya dan menatapnya tajam.

"Aww.." kevin mengaduh Kesakitan.

Aku seolah olah tak peduli.

".......………………"

"Gapapa kok ma.."

"…………………………"

"Ya, ini udah mau sampe,udah dulu y kevin mau fokus nyetir."

Telfon terputus.

"Kamu kok gitu sih. Ngomong sama tante Nancy ga sopan." Tegur ku.

🌲🌲🌲🌲🌲

Hehe, sorry kalo ga nyambung.
Gaada ide tapi maksain update.

Vote nya yah..
Thank you,,

17November2017,

Relationship Certainty [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang