"Ayo turun, appa dan eomma sudah menunggu." ajak Yoorin. "Sebentar lagi" kata Taehyung sambil merapihkan bajunya. Yoorin duduk diujung kasur sambil menunggu Taehyung.
Yoorin memainkan kakinya, "chagi?" panggil Taehyung. "Kenapa?" Yoorin melihat Taehyung. "Menurutmu kita akan punya anak namja atau yeoja?" tanya Taehyung sambil mendekat. "Kalau aku terima-terima saja kalau anak kita yang lahir namja atau yeoja. Yang penting lahir dengan selamat." jawab Yoorin sambil tersenyum.
Taehyung berjongkok didepan Yoorin dan memegang tangan Yoori. "Kau tau? Supaya hamil harus ada banyak percobaan" Taehyung tersenyum nakal. "Kau mau sekarang?" tanya Yoorin dan Taehyung mengangguk.
"Tidak bisa. Appa dan eomma sudah menunggu kita di bawah untuk sarapan. Kita lakukan itu saja di apartement kita saja, supaya kita bisa...." Yoorin tersenyum penuh arti sambil menempelkan jidadnya ke jidad Taehyung.
Keduanya terdenyum, "bisa lebih liar?" Taehyung tersenyum dan mengecup bibir Yoorin manis. "Apa sih" Yoorin mencubit perut Taehyung. "Akh! Aw, sakit" ucap Taehyung sambil mengusap perutnya sendiri.
Rasakan kau. Seperti itu tatapan Yoorin saat melihat Taehyung meringis sakit.
"Ayo kita turun. Appa dan eomma sudah menunggu lama." Yoorin bangkit berdiri dan menarik Taehyung agar bangkit berdiri. Mereka akhirnya turun ke bawah menuju meja makan.
Disana sudah ada Jimin dan Seulgi yang duduk sambil tertawa dan saling berpegangan tangan. "Appa. Eomma" sapa Yoorin sambil duduk, Taehyung duduk disamping Yoorin.
"Kenapa lama sekali? Apa kalian sedang..." tanya Jimin sambil menyipitkan matanya. "Iih! Appa" gertak Yoorin. "Appa hanya bercanda" ucap Jimin sambil memperbaiki posisi duduknya.
"Kita langsung makan saja, appamu harus berangkat pagi-pagi." ucap Seulgi sambil membalik piringnya. "Kau Taehyung, tidak ke rumah sakit?" tanya Seulgi. "Tidak, aku akan pergi nanti sore. Aku ada jaga malam hari ini." jawab Taehyung.
Mereka pun makan bersama. Disela-sela makan bersama, mereka saling bercanda gurau. Setelah selesai makan Jimin langsung bersiap untuk pergi kekantor. Sementara Yoorin dan Taehyung mengantar Jimin kedepan pintu bersama Yoorin.
"Appa, hati-hati dijalan." ucap Taehyung seraya memegang pundak Yoorin, "iya, selagi kau masih dirumah, tolong jaga eomma dan Yoorin kecilku." ucap Jimin sambil tersenyum. "Iih appa! Aku sudah besar." ucap Yoorin mempoutkan bibirnya.
"Jangan pulang larut malam jika tidak perlu." ucap Seulgi. "Iya, aku akan pulang cepat" ucap Jimin sambil mengecup lembut dahi Seulgi. Yoorin dan Taehyung pura-pura tidak melihat dengan memalingkan wajah mereka kearah lain.
"Kalian berdua jangan pura-pura" kata Jimin sambil melihat kearah Taehyung dan Yoorin. "Hahaha" mereka berdua tertawa. "Baiklah aku pergi dulu." Jimin mengelus pucuk kepala Seulgi dan masuk masuk kedalam mobil.
Taehyung, Yoorin dan Seulgi masuk kedalam rumah menuju kamar masing-masing.
Yoorin duduk di kursi meja riasnya, sementara Taehyung duduk di kasur.
"Appa dan eomma sudah berapa lama menikah?" tanya Taehyung. "Sudah sekitar 30 tahun. Kenapa?" jawab Yoorin dan balik bertanya. "Appa dan eomma masih saja romantis walau sudah 30 tahun menikah. Aku ingin kita seperti itu juga." ucap Taehyung sambil menundukan kepalanya.
Sejenak keadaan menjadi hening. "Andai saja appa dam eommaku seperti itu." ucap Taehyung dan menghela nafas panjang.
"Appa dan eommamu kan bekerja untukmu juga, kau bisa jadi seorang dokter karena kerja keras appa dan eommamu bukan? Jadi kau tidak boleh sedih." sambung Yoorin. Taehyung tersenyum dan pergi mendekati Yoorin.