Sohwa berjalan menuju ruangan Woobin, ini sudah 2 hari sesudah kejadian yang menimpanya pada malam itu, jika tidak ada Woobin entah apa yan harus dia lakukan. Sohwa mengumpulkan keberaniannya untuk memegang gagang pintu dan membukanya.
Ceklek~
Pintu pun terbuka, disana sudah ada Woobin yang sedang duduk. Mungkin ia datang terlalu pagi hari ini. "Oh kau sudah datang, apa kau sudah merasa baikan?" tanya Woobin saat melihat Sohwa yang duduk ditempat kerjanya, "I-iya tuan" jawab Sohwa kaku.
Woobin mengerutkan dahinya, "Bukannya sudah ku bilang padamu? Panggil namaku saja kalau hanya ada kita berdua" tukas Woobin, "Tapi... ini kan di kantor" sambung Sohwa, "Oh-oh sekarang kau melawan ya?" tanya Woobin dengan tatapan dingin yang dibuat-buat.
"Tidak tu- maksudku Woobin" jawab Sohwa, "Bagus, seperti itu" kata Woobin dan melanjutkan tugasnya.
Tok.tok.tok
"Masuk" titah Woobin tanpa memperhatikan kearah pintu.
Ceklek~
Woobin baru melihat kearah pintu setelah pintu terbuka, "Paman Yoongi?" tanya Woobin heran dan mendekat pada Yoongi, "Ada keperluan apa paman datang kesini?" sambung Woobin, "Sohwa, tolong buatkan teh untuk paman ini" titah Woobin dan Sohwa langsung melakukan apa yang disuruh.
"Ayo duduk paman" ajak Woobin dan mereka duduk bersebelahan. "Kenapa paman datang kesini?" tanya Woobin lagi, "Tidak apa, paman hanya ingin datang melihatmu karena sudah lama paman tidak melihatmu" jawab Yoongi, Woobin hanya menganggukkan kepalanya.
"Bagaimana? Apa bibi Jisoo sudah mengandung?"
"Emm...untuk umurnya sekarang, mungkin hanya cukup untuk satu saja. Rahimnya sudah tidak kuat untuk anak kedua, sedangkan anak pertama harus dibantu dengan alat medis, dan juga anak pertama paman lahir prematur tapi untungnya dia bisa bertahan dan tumbuh besar, umurnya hanya beda 2 tahun denganmu" jawab Yoongi.
"Ini tehnya tuan" kata Sohwa sambil meletakkan teh milik Woobin dan Yoongi dimeja, "Terima kasih" kata Yoongi dan hanya dibalas senyum kecil dan manis Sohwa lalu pergi, "itu sekretarismu?" lanjut Yoongi, "Iya, sekretarisku ada dua paman" jawab Woobin, "Baguslah, jadi kau tidak terlalu sibuk" sambung Yoongi.
Setelah mereka berbincang panjang lebar, akhirnya Yoongi pamit untuk pergi. "Paman pergi dulu" kata Yoongi sambil berdiri, "Hati-hati dijalan paman" kata Woobin.
*****
"Yoorin?" panggil Taehyung, "Ya? Ada apa? Apa kau perlu sesuatu?" sahut Yoorin, "Tidak...aku hanya ingin memintamu sesuatu" sambung Taehyung, "Apa itu?" balas Yoorin. "Kemarilah" titah Taehyung dan Yoorin pun mendekat.
"Aku ingin memberimu ini" ucap Taehyung sambil mengeluarkan sebuah kalung dari sebuah kotak biru tua berbahan beludru. "Ini untukku?" tanya Yoorin sambil tersenyum, "Tentu. Aku memberinya padamu, kau cinta sejatiku" jawab Taehyung.
Lalu Taehyung bangkit berdiri dan memasangkan kalung pada leher indah Yoorin. "Sebenarnya kalung ini aku beli untukmu, tapi entah apa yang terjadi... Irene menculikku dan aku tidak dapat memberikan kalung ini untukmu. Tapi aku masih tetap menyimpannya" kata Taehyung.
Tangan mungil Yoorin menyentuh buah kalung yang berbentuk bulan penuh dari bahan silver dan sangat indah juga sangat bersinar jika terkena cahaya.
"Anggap saja buah kalung itu aku, dan cahayanya adalah kau. Aku tidak akan indah dan bersinar terang jika tidak ada dirimu. Kau adalah pelengkapku" kata Taehyung, dan itu membuat Yoorin tersipu.
"Kau tidak pernah berubah dari dulu" ucap Yoorin dan berdiri menyamakan posisinya dengan Taehyung, "Dan selama beberapa tahun tidak ada bulan disampingku karena dihalangi oleh gerhana yang menutupi bulanku dan itu menyebabkan aku tidak bisa menerangi bulanku" sambung Yoorin.
Perlahan Taehyung mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Yoorin dengan lembut, setelah beberapa detik mereka menyudahi ciuman mereka. "Apa ini harus diselesaikan diranjang?" goda Taehyung, "Akh!" pekik Taehyung sakit karena Yoorin mencubit perutnya.. dan dia hanya terkekeh.
*****
"Kau dan aku akan mengakhiri pernikahan kita, seharusnya aku sadar kalau kau memang tidak mencintaiku dari awal dan menikah denganku hanya karena terpaksa dan hanya untuk mengalihkan pikiran tentang mantanmu itu" kata Jaehwan yang duduk tertunduk dan saling berhadapan dengan Irene.
"Aku sudah mulai mencintaimu saat aku melahirkan Haechan, anak kita. Kenapa kau harus mengambil keputusan yang seperti ini?" ucap Irene yang hampir meneteskan air matanya.
"Aku hanya tidak ingin saja bersama dengan wanita yang hanya memanfaatkan aku. Hubungan kita sampai disini saja, Haechan akan tinggal bersamaku, dan akan ku pastikan hak asuh anak jatuh ke tanganku aku tidak ingin dia mengikuti jejak eommanya" ucap Jaehwan dan pergi kekamarnya dengan perasaan yang kecewa.
"Jaehwan!" panggil Irene. Haechan hanya bisa melihat kedua orang tuanya bertengkar dan memiliki perasaan tidak percaya eommanya berbuat seperti itu. Anak berumur 19 tahun itu hanya ingin diam dan tidak melakukan apa-apa dan hanya ingin fokus dengan kuliahnya dan mencapai cita-citanya menjadi seorang dokter seperti appanya.
Haechan masuk kekamarnya dan memilih untuk meneruskan belajarnya dengan perasaan kecewa, sementara Irene sudah menangis tapi ia berusaha untuk menahan suaranya agar tidak keluar.
Jaehwan keluar dari kamar dan bergegas mengambil jaketnya untuk pergi, Haechan yang barusan dari dapur mengambil air minum melihat aneh appanya itu, "Appa mau kemana?" tanya Haechan dengan suaranya yang mulai berat.
"Appa harus ke rumah sakit, ada pasien yang membutuhkan appa. Appa pergi dulu jaga rumah ya" Jaehwan mendekat, "jaga eommamu juga" bisik Jaehwan dan pergi, Haechan hanya melihat punggung appanya yang berlalu pergi.
Tak lama Jaehwan pergi, Irena bangkit dari duduknya dengan pipi yang sudah basah dengan air mata. "Eomma mau kemana?" tanya Haechan, "Eomma ingin keluar sebentar, kau jaga rumah ya. Eomma akan segera kembali" jawab Irene dan pergi.
"Kenapa dengan mereka?" batin Haechan dan kembali masuk kekamarnya.
*****
"Appa aku mengatakan sesuatu" ucap Daniel canggung, "Apa, katakan saja" balas appanya yang masih fokus dengan korannya, "Apa aku bisa pacaran?" tanyanya to the poin. "Apa?!" kata Appa Daniel kaget, "tentu saja, kenapa tidak?" sambung Appanya. "Yes! Yes! Kalau begitu aku kekamar dulu" kata Daniel dan langsung lari kekamarnya.
*****
"Eomma, aku sudah punya pacar" kata Taeyoon, "Benarkah? Siapa?" tanya Taehyung, "Rahasia~" jawab Taeyoon dan pergi.
TBC
.
.
.
.
.
.
Mian lama update, gw harus nyelesein cerita yg lain terus masih hot2nya abis ulangan kenaikan kelas jadi belum bisa nulis WP, dukung ff MY PERFECT BYUNTAE di Wattys2018 ya.Jan lupa di VoMent
.
.
.
baca juga ceritaku yg lain
Kumpulan ff oneshoot
Bad Life
Bogosipda
Stand by meInfo lebih lanjut liat di profil WP aku di 👉 kim_eunhee ( 김_은희/ ini cuma hangulnya aja ya)
Okay, tinggal nunggu part selanjutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/123078760-288-k879110.jpg)