Wendy berjalan menuju rumahnya, sebenarnya Jimin sudah tahu keberadaan Wendy, tapi Jimin belum mengatakannya pada Seulgi dan Yoorin.
Wendy masuk dan melihat Chanyeol sudah duduk di sofa. "Chanyeol?" tanya Wendy. "Ada yang ingin aku bicarakan." ucap Chanyeol gugup. "Bicara apa?" tanya Wendy lagi.
Wendy duduk disamping Chanyeol, "aku ingin bilag bahwa aku..." Chanyeol masih ragu untuk mengatakannya. "Apa, katakan" ucap Wendy.
"Aku dijodohkan appaku" ucap Chanyeol cepat. "Apa?! Tapi...kenapa?!" tanya Wendy marah. "Aku tidak tahu, tapi aku sudah mengatakan dan menjelaskannya pada appaku, dan appaku..." ucap Chanyeol dipelankan.
"...menjodohkanku dengan anak dari Park Jimin" Chanyeol tersenyum. Seketika senyum Wendy merekah dan langsung memeluk Chanyeol. "Kau membuatku panik" ucap Wendy. "Itu hanya membuatmu tegang saja." ucap Chanyeol terkekeh.
Mereka merenggangkan pelukan, Chaneol menempelkan dahinya dengan dahi Wendy, dan menggesekan ujung hidung mereka. Perlahan Chanyeol mulai mengecup bibir Wendy berkali-kali, dari kecupan menjadi lumatan lembut. Bibir mereka saling bertautan.
Wendy mulai tersandar di sofa, Chanyeol terus melumat pelan bibir Wendy.
"Mmph" lenguh mereka terdengar. Chanyeol mulai menduduki Wendy diatas pangkuannya. Mereka melakukan ciuman semakin panas.
"Kita rencanakan pernikahan kita" ucap Chanyeol sambil tersenyum.
@@@@@
"Appa sudah menemukan eonni?! Dimana?!" tanya Yoorin panik. "Ada disuatu tempat, besok mungkin mereka akan kemari. Appa sudah menjodohkannya dengan anak dari teman appa yaitu Chanyeol. Appa dengar mereka sudah menjalin hubungan, makanya saat Wendy akan menikah dengan Taehyung dia kabur." jelas Jimin.
"Pantas saja." sambung Taehyung. "Tapi tetap saja, Wendy akan mengembalikan uangmu yang dia ambil. Dia mengambil itu untuk pergi." tambah Jimin. "Tenang saja, aku tetap memilihmu" ucap Taehyung sambil tersenyum kepada Yoorin.
"Kalau Wendy akan datang besok, kalian berdua menginap saja dirumah disini. Kebetulan Taehyung baru pulang kerja, pasti dia lelah." ucap Seulgi. "Baiklah eomma, kami akan menginap disini" ucap Yoorin. "Jangan lupa minum obatmu Yoorin." ucap Jimin.
Yoorin menatap Taehyung, "kau memberi tahu appa dan eomma?" bisik Yoorin, "tadi kau masih terlihat pucat, jadi mereka menanyaiku. Ya aku bilang saja kalau kau memang sakit." jawab Taehyung berbisik. "Dasar" Yoorin langsung pergi kekamarnya.
"Chagi aku tidak bermaksud begitu" ujar Taehyung sambil menyusul Yoorin. "Ada apa dengan mereka berdua?" tanya Jimin, Seulgi dan Jimin kelihatan bingung dan saling menatap.
--------
"Chagi, apa kau marah padaku?" tanya Taehyung sambil ikut duduk di kasur. "Kenapa kau bilang pada appa dan eomma kalau aku sakit? Seharusnya kau tidak boleh bilang itu, appa dam eomma akan melarangku melakukan ini dan itu." jawab Yoorin ketus.
"Iya maafkan aku" Taehyung memeluk Yoorin, "tapi appa dan eomma tidak akan melarangmu melakukan yang satu ini bukan?" goda Taehyung sambil menciumi leher Yoorin. Taehyung semakin menciumi leher Yoorin dan sedikit menjilatnya.
"Eunghh" lenguhan terdengar. Yoorin tersenyum dan memegang lengan Taehyung yang sedang memeluknya. Taehyung menghentikan kegiatannya.
"Kenapa kau berhenti?" tanya Yoorin pelan, "aku tahu kau belum benar-benar sembuh" jawab Taehyung sambil mengecup kening Yoorin. "Ooh, biasanya harus sampai kau pusa dulu baru akan berhenti" ucap Yoorin meledek.