Hai..... mungkin chapter ini nggak sepanjang dengan chapter-chapter sebelumnya. Jadi, jangan kecewa yah!
Vote and comment sesudah baca, juga maklumin kalo masih ada typo.
#HAPPYREADING
***
Hari ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Entah kenapa, Silvy tidak tau, dan dia tak mau tau. Arka berangkat lebih pagi, dan kini hasilnya dia dapat bebas mengendarai mobil kesayangannya.
Silvy berjalan menuju ruangan ujiannya. Hari Senin ini akan menjadi hari panjang baginya. Silvy sudah mempersiapkan ini sedari kemarin. Mengalahkan Arka mendapat rangking lebih tinggi dari Arka, dan dirinya bisa bebas ke manapun tanpa ada yang melarangnya. Walaupun dirinya tau, mengalahkan Arka tidaklah gampang.
"Rel, tumben lo nggak sama Lia. Biasanya kan, tu anak nempel terus sama lo," ucap Silvy saat melihat Narel terduduk di bangku, dan kedua tangannya menyangga novel.
"Dia bilang ke toilet dulu," jawab Narel masih tak mengalihkan pandangannya dari buku di depannya.
"Wah.... pagi-pagi gini udah setor aja tu anak," gumam Silvy yang kini sudah ikut duduk di sebelah Narel.
"Eehhhkm....ehmmm...."
"Nurul..... gue dikacangin nih......" ucap Silvy sedikit berteriak membuat Narel mengangkat wajahnya dan menatap datar ke arah Silvy.
"Lo ganggu konsentrasi membaca gue tau nggak sih......" ucap Narel kesal.
"Lo aneh, bukannya baca buku pelajaran, eh malah baca novel."
"Biarin."
Setelah beberapa menit, Lia datang.
"Eh, Lia. Elo datang," ucap Silvy.
"Eh, gue punya hot issue..... ya, walaupun ini nggak terlalu hot sih...." ucap Lia, sementara Silvy dan Narel tidak menyimaknya. Mereka berdua tau pasti yang dibilang Lia nantinya hanya itu-itu saja.
"Ini soal Nessa," tambah Lia, dan perkataan itu sukses membuat Silvy dan Narel penasaran.
"Emang ada apa dengan Nessa?" tanya Silvy.
"Nggak sengaja tadi pas di toilet gue lihat dia dari pantulan cermin. Gue perhatiin penampilannya beda, nggak kayak biasanya," jelas Lia.
"Maksud lo beda bagaimana?" tanya Narel mulai penasaran.
"Yah..... dia itu biasanya pake make up tipis sama pelembab bibir aja. Tapi kali ini beda, Nessa kayak cabe-cabean si Rania," jelas Lia lagi.
"Sepertinya ada yang nggak beres sama Nessa," gumam Silvy.
"Gue rasa juga begitu," sambung Narel dan Lia secara bersamaan.
Bel masuk berbunyi.....
"Eh, guys. Udah masuk nih. Apa gini aja, nanti pulang sekolah kita kumpul di Cafe Jasmine biar gue ajak Nessa," ucap Silvy memberi ide.
"Oh, gue setuju. Nanti biar gue sama Lia yang kasih tau lainnya," ucap Narel dan Silvy mengangguk dan pergi menuju ruangan ujiannya, begitupun juga dengan Narel dan Lia.
***
Bel tanda pulang telah berbunyi. Silvy, begitupun dengan yang lainnya mengumpulkan lembar jawab mereka dari belakang ke depan. Setelah semuanya sudah selesai terkumpul, ibu pengawas mempersilahkan peserta tes untuk dapat meninggalkan ruangan tersebut.
Silvy keluar dari ruangan itu dan langsung mengambil tas punggungnya. Berjalan menuju ke ruangan tempat Nessa.
"Eh, elo tau Nessa di mana?" tanya Silvy kepada salah satu siswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
90 Days With You
Teen FictionSeorang gadis bernama Silvya Marcellina Squard, memendam rasa kepada cowok paling populer di sekolahnya yang bernama Arka Putra Wijaya. Ia harus bersabar ketika mamanya menelepon bahwa akan pergi ke luar negeri selama 3 bulan dan akan ada seseorang...