Instagram: gabyvarerasinaga_
Angkasa kembali ke meja sahabat nya tanpa membawa apa-apa sambil senyum senyum.
"Loh Kas, pesenan kita mana, kok lo gak bawa apa apa?" tanya Gino.
"Oh iya, gue lupa. Hehe" cengir Angkasa dengan WATADOS (Wajah tanpa dosa).
"Wahh... lo habis ngapain kas, kok daritadi senyam- senyum sendiri?" tanya Hanz mengintrogasi.
Willy dan Gino juga mengangguk. Yang dikatakan Hanz memang benar.
Angkasa hanya menggelengkan kepalanya.
"Ah sekarang Kasa main rahasia-rahasian, males ah" pancing Willy agar Angkasa mau menceritakannya."Oke deh gue kasitau, tapi jangan potong omongan gue ya". Semuanya pun mengangguk.
Angkasa pun menceritakan semuanya secara rinci.
"Aigoo. Lo ternyata bisa juga ya jadi abang yang berguna" ucap Hanz heboh bin girang.
"Tapi yang gue bingung, kenapa setiap gue ngeliat Stella sedih, gue selalu ngerasain sakit yang mendalam" bingung Angkasa.
"Itu tandanya lo sayang sama Stella dan lo gak bisa liat dia sedih, plus lo kayaknya udah
diutus Tuhan buat jadi pelindung nya Stella" ucap Gino bijak.Angkasa mengangguk paham. Tapi apakah ego nya sudah menerima kedatangan Stella dihidupnya?
***
"Kamu serius kalau itu Angkasa?" tanya Frans.
Stella mengangguk.Stella sedang menceritakan kejadian saat istirahat tadi soal abangnya.
"Kalau begitu tandanya,bang Kasa udah mulai terbuka sama kamu dan itu pertanda baik" ucap Frans.
Stella mengangguk. Ia sangat sangat senang. Stella pergi ke kamarnya untuk menulis kejadian hari ini di buku diary kesayangannya.
Saat sudah sampai dikamar, Stella mengambil buku diarynya.
Yang berwarna ungu, ada riasan lone ditengah tengahnya, gantungan boneka putih kecil dan diujung kiri bawah, tertulis namanya. Stella Amanda Gabriella Gregorius.
Hari ini aku seneng pake banget. Karna apa? Karna bang Kasa udah mulai terbuka sama aku.
Walaupun diawali dengan omelan, aku sudah senangggg sekali. Bang Kasa perhatian dan khawatir sama aku.
Semoga ini akan menjadi awal yang baik buat perbaiki hubungan aku sama bang Kasa.
Setelah menulis diary nya, Stella mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya. Stella pun membuka pintu kamarnya.
Yang datang adalah orang yang hari ini membuatnya bahagia. Stella tersenyum lebar untuk menyambut kedatangan abangnya.
"A-abang ada perlu apa ya ke kamar Stella?"
"Lo jangan ke ge-er ran ya soal yang tadi siang. Gue ngelakuin itu semua karna paksaan dari Gino, bukan inisiatif gue. Jadi gue ingetin ama lo, JANGAN GE-ER" ucap Kasa dengan menekankan kata akhirnya sambil menunjuk Stella dengan telunjuknya.
Stella merasakan hatinya berdesir sangat cepat. Ia benar-benar tak menyangka kalau abangnya akan berkata seperti itu.
Stella sudah menahan bendungan air mata kesedihan yang mendalam.
"Heh, lo tuli? Ngerti gak apa yang barusan gue bilang?" bentak Angkasa geram.
"Iya bang" lirih Stella menahan tangisnya yang hampir pecah.
"Satu lagi. Kalau lagi di tempat umum jangan pernah panggil gue dengan sebutan abang. Karna gue gak sudi punya adek kayak lo" bentak Angkasa yang benar benar menusuk hati Stella.
Stella tak tahan lagi,kini tangisnya sudah pecah.
"Bang, asal abang tau, dengan kejadian siang tadi, itu udah buat Stella seneng banget. Abang sama sekali ngga bisa ngertiin perasaan Stella sebentar aja. Stella sayang sama abang" jelas Stella lalu menutup pintunya dan menangis hingga kedengaran dari luar.
Angkasa lagi lagi merasakan sakit itu di dadanya.
Apakah ia sudah terlalu kasar?Stella masih menangis di kamarnya. Dilantai sudah banyak sekali tissue berserakan.
"Mah, Stella kangen sama pelukan hangat mama. Mama yang selau peluk Stella kalau Stella lagi sedih" isak Stella.
Tak lama kemudian, Stella tertidur pulas dengan keadaan mata yang sudah sangat bengkak karna menangis selama sejam dan perut yang belum makan.
***
Keesokan harinya, keluarga Gregorius makan seperti biasanya.
"Stella kok belum keluar kamar ya?" tanya Frans.
Angkasa tak menggubrisnya."Kasa, coba kamu liat ke kamarnya Stella" suruh Frans. Angkasa menggeleng.
Terpakasa Frans harus naik keatas untuk mengecek Stella.
"Stella" panggil Frans dari luar pintu. Tak ada jawaban apapun. "Stella" panggil Frans lagi. Hasilnya sama.
Frans memutuskan untuk langsung masuk saja, karna ia sudah khawatir.
Frans sangat kaget melihat keadaan putrinya itu. Frans tau persis sifat Stella jika sedang dalam masalah.
Frans melihat Stella tidur dengan mata yang bengkak.
Ia segera menghampiri Stella dan meletakkan kepala Stella dipahanya."Stella, stella bangun sayang, stella" ujar Frans khawatir. Frans memeriksa kening Stella. Stella sedang demam tinggi.
''Kasaa" teriak Frans. Angkasa yang merasa dipanggil pun berjalan santai ke atas.
"Kasa, tolong bawa Stella ke rumah sakit. Badanya demam tinggi" ujar Frans khawatir.
Angkasa hanya menaikkan satu alisnya sambil menyilangkan tangan di dipen dadanya.
"Kasa, kali ini aja, papa mohon sama kamu. Temenin Stella kerumah sakit. Dia pasti lagi butuh keluarganya" mohon Frans.
Angkasa terpaksa mengikuti perintah ayahnya. Angkasa pun mengendong Stella ke dalam mobilnya.
Angkasa yang menyetir dan Papanya dibelakang menjaga pergerakan Stella.
"Kasa, tolong tambah kecepatannya" ucap Frans dari belakang.
***
Saat sampai dirumah sakit, Frans segera memanggil dokter untuk memeriksa anaknya.
Kini Stella sedang diperiksa oleh dokter yang bernama Nindya. Tak lama kemudian dokter Nindya keluar.
"Kalau saya boleh tau, keluarganya Stella yang mana?" tanya Nindya.
"Saya ayahnya dan ini abangnya" jawab Frans sambil mengelap air matanya.
"Baiklah. Keadaan Stella hanya demam biasa, sebentar lagi akan menurun. Dan kalau saya boleh tau, kenapa mata Stella bengkak sekali?" tanya Nindya.
Ps: Mohon berikan vote dan komentar kalian supaya ceritanya bisa lanjut terus. Salam Author.
See you
![](https://img.wattpad.com/cover/128556606-288-k797728.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasaraya
Teen FictionBagaimana rasanya jika dibenci oleh saudara kandung sendiri? Pasti sangatlah tidak kuat dan nyaman. Tapi itu semua harus Stella jalani, karna ini semua juga sebab kesalahannya dimasa lampau. #Fiksi Remaja @ GabyvarerapA0 Semoga kalian suka ya... �...